"Mengapa kita dilahirkan menjadi kecil dulu?! Kenapa tidak langsung besar? 'Kan enak kalau langsung naena!. -Quotes of the day-
_________________________________________
Malam harinya semua orang tengah memakan makananya hanya ada suara dentingan garpu, sendok dan piring bahkan Zee seperti tak menampakan batang hidungnya. Yah dirinya sedang bergulung manja diranjang entah sudah bangun atau belum.
Kamar yang tersinari oleh cahaya bulan kelopak matanya membuka dengan cepat keringat dipelipisnya bercucuran ia bangun dan langsung terduduk, mengontrol nafasnya yang memburu kala mengingat mimpi yang ia alami tadi.
"Hah...hah... hah." deru nafasnya terdengar dikamar yang kedap suara. Zee termenung memikirkan seseorang didalam mimpinya.
"Baby yuhu makan yuk!."
"Nggak mau Zee masih ngambek yah."
"Haha kau sangat lucu baby."
"Yak! Apa apaan muka ku ini banyak tepung."
"Kejar Zee kalau kau bisa by!."
"Dasar kucing nakal awas aja kau aku akan menangkapmu dan kujadikan santapan haha."
"Dasar gila."
"Akh! by awas saja aku akan perk*osa mu malam ini."
"NGGAK MAU ZEE MASIH MAU TING TING YAH!!."
Inilah mimpi yang Zee alami sekarang dirinya begitu merindukan 2 orang yang ada dikehidupannya dulu. Kakinya ia langkahkan menuju jendela yang sedikit besar, tangan mungilnya membuka jendela matanya menatap bulan bundar yang terlihat cerah serta bersinar malam ini.
Hingga seorang pemuda dengan pakaian hitam hinggap dijendela tersebut menggakibatkan Zee terlonjak kaget, matanya mematung kala seorang pemuda memanggil namanya bahkan sangat lembut dipendenggarannya.
"Baby Zee." air matanya tak kuasa ia bendung kini sudah menggalir membasahi pipi chubbynya. Tangan mungilnya terangkat memeluk pemuda itu. Pemuda tersebut membalas tak kalah erat matanya pun ikut berkaca kaca.
"Mantan! Kenapa kamu bisa ada disini?!." ucapnya kala sudah melepas pelukan dan menangkup pipi pemuda tersebut.
"Mantan mantan nama aku tuh Ethan sayang E.T.H.A.N pacar Zee yang paling tampan." geramnya kala dari dulu pacarnya ini selalu memanggilnya mantan padahalkan mereka berdua sudah berstatus menjadi pacar!.
"Hehe 'kan memang nama kamu mantan, sayang."
"Mantan gundulmu jelas jelas namaku tuh Ethan Van Davidson." Ah, sudahlah pasti ada saja kalau bertemu harus bertengkar karna nama dan berakhirlah Ethan yang harus berkenalan lagi dan lagi tapi namanya Zee yang tetap saja ia ulang ulang karna itu nama kesayangan untuk pacar pertamanya.
"WOY TOLONGIN GUE! GUE NYANGKUT NJIR!!." triak pemuda yang nyangkut didahan pohon mangga dengan pakaian yang sama dengan Ethan serta wajah yang sama sama tampan.
Kepala Zee menyembul guna melihat siapa yang berteriak ia menatap berbinar kearah pemuda tampan yang menyangkut didahan pohon.
"EMAAKK SAPI!!."
***
Zee menuruni tangga dengan senyuman yang tak pernah luntur segera saja dirinya melangkahkan kakinya menuju ruang makan, ternyata keluarganya belum selesai makan malam dan disitu juga masih ada bibi, lalu mendudukan bokongnya dikursi kosong dekat Bara.
"Bibi." panggilnya kepada bibi yang tengah membersihkan piring yang sudah kosong, bibi itu mendekat dengan kepala menunduk.
"Em bibi tolong buatin sandwich 3 yah." ucap Zee memohon dan dibalas anggukan dari bibi kemudian bibi itu pergi kedapur membuat sandwich untuk majikannya. Matanya beralih menatap Bara dengan intens sambil tersenyum, Bara yang ditatap intens mencoba menetralkan degup jantungnya yang menggila.
"Makan yang banyak biar nggak kurusan dan biar strong saat ngelakuin malam pertama kkk~." ucapnya kepada Bara dan setengahnya ia berbisik kepada Bara yang mana membuat Bara hampir saja tersedak makanan bahkan rona merah sudah mejalar keleher.
Zee bangkit mengambil sandwich yang sudah jadi dan kemudian berlari menaiki tangga. Leon yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua membuat hatinya berdenyut sakit, matanya seakan menatap tak suka interaksi keduanya dan dirinya meninggalkan meja makan tanpa sepengetahuan mereka semua, entahlah ia tak tau akan perasaan yang ia alami.
"Nih makan." Zee menyodorkan 2 sandwich ke pacarnya dan diterima dengan senang hati lalu mereka makan dengan tenang.
"Oh yak mak kok bisa mak nyangkut didahan pohon?." ucap Zee kepada mak sapi yang notabenenya pacar kedua yang bernama lengkap Xavier Kenando Gavriel. Emakk Sapi adalah julukan yang diberikan Zee untuk Xavi karna sikap Xavi yang menurut Zee cerewet seperti emak emak padahal dulu sebelum bertemu Zee dirinya adalah seorang yang dingin, irit bicara, anti perempuan dan saat bertemu Zee yah seperti ini berubah total.
"Gara gara ada bisikan sama cahaya." ucapnya serta dibalas anggukan dari Ethan yang mampu membuat Zee mengernyit dengan pikiran traveling kemana mana 'Apa ini perbuatan sistem? Kalau iya wah tumben peka kesambet apaan dah tuh sistem?!.' itulah batinan Zee dengan masih berpikir kemana mana dan kedua orang itu yang Zee mimpikan dialam mimpinya.
Mereka berbincang bincang dengan sesekali tertawa untuk melepas kerinduan, sampai mereka semua tidak tau kalau ada seorang yang menatap tajam, tangan yang senantiasa mengepal erat menahan emosi dan cemburu yang siap meledak.
"Zee, siapa mereka?." tanyanya dengan nada dingin, dia adalah Bara. Mereka bertiga diam dan menoleh keseorang pemuda, Zee yang terdiam kikuk menatap mereka bertiga yang saling melempar tatapan tajam.
'Berasa nyembunyiin selingkuhan gue.'
Zee dengan cepat berdiri menghampiri Bara lalu memeluk dari depan tangannya mengelus dada bidang abangnya guna meredakan emosi, seketika emosi Bara menghilang ia dengan cepat bergelanyut manja dilengan Zee, biasalah mau manja-manjaan dulu sama pacar.
Menarik pelan lengan Bara untuk ikut duduk dikarpet berbulu milik Zee. Zee menatap mereka semua terlebih dahulu sebelum memperkenalkan Bara pada kedua pacarnya.
"Ekhem, kenalin ini pacar Zee yang ketiga." ucapnya dengan senyuman manis tapi dimata mereka itu senyuman mengerikan, mata Zee mengkode agar mereka bertiga memperkenalkan nama masing masing.
"Gue Ethan pacar pertama Zee."
"Gue Xavier pacar kedua Zee."
"Gue Bara pacar ketiga Zee sekaligus abang pertama Zee."
Mereka memperkenalkan nama masing masing dengan tangan yang saling berjabat tangan sedangkan Zee tengah mencatat daftar peserta pemerk*osaan dibuku diary yang kosong.
"Oke! Mari anak anak kita tidur, mak sapi tolong rapihin tempat tidur."
"Asiap Calon Istri."
"YEAY! TIDUR SAMA COGAN!."
"DAN WAKTUNYA FOREPLAY."
_______
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zee [END]
FantasyBagaimana jadi nya kalau kita bertransmigrasi ke dunia novel? Dan juga ditemani oleh sistem yang kadang menyebalkan! OH NO!! Apalagi menjadi GEMBEL!!!. [ Bukan lapak untuk anak kecil segera menjauhlah jika masih dibawah umur, saya takut kepolosan an...