Jeju Orange

565 78 4
                                    

Rambutnya yang begitu lebat sedang aku mainkan, mengacak, bahkan menarik rambutnya dengan gemas hingga terkadang dia meringis kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rambutnya yang begitu lebat sedang aku mainkan, mengacak, bahkan menarik rambutnya dengan gemas hingga terkadang dia meringis kesakitan.

Jefri— dia tidak marah atas apa yang aku lakukan padanya. Saat ini kami ada di ruang televisi dengan dia yang sedang tiduran di sofa, menjadikan pahaku sebagai bantalan kepalanya. Dirinya memutar posisinya menjadikan wajahnya ke arah perutku sembari mengecupi perutku sesekali membuatku merasakan gelenyar aneh. Perlakuan ayah dari si kembar ini sangatlah manis. Aku hanya takut tidak bisa mengontrol perasaanku dan pada akhirnya semakin dibuat jatuh cinta.

"Jef?" Dia semakin mencari posisi ternyaman saat aku kembali mengusak surai tebalnya itu. Jefri memeluk perutku perlahan, tidak terlalu erat karena dia masih memberiku jarak untuk bernapas.

"Kamu menginap?" tanyaku hati-hati.

"Aku baru saja pulang dan sampai sejam yang lalu. Kamu memintaku untuk pergi lagi?" tanyanya tak percaya. Ia menengadahkan kepalanya untuk melihat wajahku.

Bukan maksudku seperti itu, aku hanya tidak tenang jika dia berada di sisiku karena Letta pasti mencarinya. "Bukan karena itu, aku hanya-"

"Letta?" tebaknya dan sialnya tebakannya tepat sasaran.

"Kalau yang kamu takutkan karena mimpimu itu, lupakan Alana. Mimpimu tidak akan menjadi kenyataan. Aku berani jamin. Dia tidak akan bisa menyentuhmu dan si kembar."

Mungkin dia sedang berjanji untuk saat ini. Haruskah aku mengikuti sarannya dan mulai percaya kepadanya?

Ya, aku masih ragu, meragu dengan cinta Jefri. Aku takut dia hanya ingin mengelabuiku agar aku tak meninggalkannya.

"Jef, tadi aku menghubungi Juna dan, aku mual saat menghubunginya lalu dia sempat berkata bahwa aku hamil. Aku tahu dia sedang bercanda tapi tatapannya padaku itu seperti sedang memastikan bahwa aku sedang hamil atau tidak. Bagaimana kalau dia menyadarinya?"

Jefri merubah posisinya menjadi duduk, dia bersandar pada kepala sofa lalu membawaku kedalam rengkuhannya. "Apa aku harus selalu berada di sisimu agar aku bisa menghalau pikiran negatif yang bersarang di kepalamu itu? Otakmu terlalu bekerja dengan keras sampai hal yang tidak seharusnya Kamu pikirkan masuk ke dalam daftar pikiranmu. Banyak pikiran bisa mengganggu perkembangan janinmu dan kamu tahu itu. Dia tidak sendirian di dalam, ada saudaranya. Jadi kamu harus lebih ektra menjaganya."

"Iya, aku mengerti. Maaf."

"Cobalah untuk rileks dan buat dirimu merasa nyaman. Lupakan Letta. Kamu ada di sini karena kamu sendiri yang meminta. Kamu bisa melakukan apapun di tempat ini. Kamu akan aman bersama Lilian dan Mark karena mereka akan menjaga kalian. Apapun yang kamu butuhkan katakan pada Mark, aku tidak selalu ada waktu untukmu karena Letta pasti sedang mengawasiku."

Iya aku paham Jefri, aku merasa jika dirinya juga sedang gusar saat ini. Rasanya aku ingin sekali bertanya alasan Letta melakukan ini semua kepadanya.

"Melakukan hal apapun? Jadi kalau aku berkebun, kamu mengijinkan?" Kedua alis pria ini terangkat.

Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang