"Bagaimana?"
"Apanya?" tanyaku tidak mengerti.
Juna berdecak pelan. Ia menyimpan segelas susu yang dia buat di atas meja. "Aku tidak mengerti dengan pertanyaan kamu barusan. Bagaimana apanya?"
"Perasaanmu sekarang?"
"Menurutmu apa aku terlihat baik-baik saja setelah keluar dari rumah sakit dan baru saja bertemu dengan dua polisi?" Berapa hari ini Juna membuat kesabaranku semakin tipis. Ada saja tingkahnya yang begitu menyebalkan di mataku.
"Sudah tahu kan apa akibat yang sudah Kakak perbuat?"
"Dan kamu masih menyalahkanku?"
"Aku tidak menyalahkanmu sepenuhnya. Tapi tolong untuk ke depan, jangan bertindak sendirian. Kakak punya aku. Setidaknya minta pendapatku dulu."
Aku tersenyum tipis. "Apa kamu meminta pendapatku dulu untuk menerima lamaran Sean?"
"Itu sangat berbeda."
"Berbeda apanya? Aku juga yang menjalani. Jun, lebih baik kamu mencari kegiatan lain. Bukan bermaksud mengusir, tapi aku sedang kesal denganmu sekarang."
"Apa seburuk itu mood ibu hamil?"
"Kamu ini calon dokter kandungan. Bagaimana bisa tidak mengerti hal sekecil ini?"
Juna terkekeh pelan. Ia menghampiriku yang sedang bersandar pada kepala sofa. Memberikanku segelas susu yang dia simpan di atas meja tadi. "Habiskan."
"Hum. Terima kasih Paman Juna."
"Sama-sama. Cepat lahir ya keponakan Paman," ujarnya sembari mengusap perutku. Meskipun dia tidak suka dengan keputusan yang aku ambil, Juna tidak pernah membenci kehadiran si kembar. Aku tahu bahwa dia sangat menyayangi keponakannya.
"Tidak jadi pergi?"
"Benar-benar mengusirku ya?"
"Bukan begitu."
"Tunggu Kak Sean sampai, baru aku pergi."
"Juna, apa perlu kita tinggal di sini? Kita sudah sangat menyusahkan Sean. Bagaimana kalau keluarganya tahu kita tinggal bersamanya apalagi aku sedang mengandung seperti ini?"
"Jangan dipikirkan. Itu sudah menjadi keputusan Kak Sean."
"Jun, kita masih bisa mencari kontrakan."
"Dengan uang yang Kakak miliki?"
"Aku masih memiliki tabungan. Kita bisa menyewa rumah yang cukup murah. Tidak perlu besar yang penting nyaman untuk ditinggali."
"Kakak pikir Kak Sean menyetujuinya dan Kakak pikir apa aku mau tinggal dengan uang darinya itu?"
"Juna?"
"Maaf, tapi aku tidak mau."
Aku melirik ke arahnya sebentar. "Jun, apa kamu tidak mau memaafkan aku dan Jefri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Historia Corta"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...