Siapa yang bisa mengira kalau pada akhirnya aku bisa kembali lagi ke kota kelahiranku dan tentunya dengan kehidupan kami yang jauh lebih baik, hidup tenang, tentram dan damai meskipun rumah ini hanya ditinggali kami berempat. Tidak ada Jefri ataupun Juna di dalamnya.
Adikku lebih memilih untuk fokus mengejar cita-citanya. Jangan dikira dirinya masih mau menerima bantuan dari Jefri. Menerima bantuan dariku pun dia menolak.
Pada akhirnya aku tidak bisa memaksakan kehendak. Cukup mengawasinya dari jarak jauh dan membiarkan dia berjuang untuk hidupnya kali ini karena dia sendiri yang meminta untuk melakukan itu.
Sebagai seorang kakak, aku hanya bisa mendoakan dan mendukung Juna. Apapun yang dia lakukan nanti, aku percaya bahwa dia bisa bertanggungjawab dengan dirinya sendiri.
Juna tidak melanjutkan kuliah. Dia meyakinkanku bahwa dirinya bisa memulainya dari 0 dengan bekerja paruh waktu. Tentunya dia akan cukup kesulitan membagi waktu di awal. Akan sulit untuknya melakukan itu, bagaimanapun dia lebih banyak menghabiskan waktu di kampus nanti.
"Bagaimana caranya kamu bisa membagi waktu?"
"Jangan pikirkan itu, Kak. Sudah sepantasnya Kakak memikirkan si kembar mulai dari sekarang, Juna bisa mengejar cita-cita dengan usaha Juna sendiri. Tolong, biarkan Juna melakukan ini. kakak harus percaya, Juna pasti berhasil melakukannya dan bisa membuat Kakak, Papa, dan Mama bangga."
"Lalu, mau berapa lama kamu menunda?"
"Satu atau dua tahun."
Anak itu memang keras kepala. Entah dari mana sifat itu menurun. Aku merasa Mama dan Papa tidak memiliki sifat seperti itu. Papa memang tegas tapi tidak keras kepala sedangkan Mama berhati lembut. Sifat Mama jelas menurun kepadaku. Aku tidak bisa melihat orang lain kesusahan.
Kurasa sudah cukup kita membahas soal Juna. Lalu apakah ada yang penasaran dengan Jefri? Dimana pria itu tinggal saat ini? Kesibukan apa yang dia lakukan akhir-akhir ini? Apakah dia sering mengunjungi anak-anaknya? Atau apakah status kami masih sama seperti dulu?
Pastinya banyak pertanyaan yang melintas dibenak kalian. Pertama, aku akan menjelaskannya satu persatu. Mengapa dia tidak tinggal bersamaku?
Alasannya ada pada Juna. Meskipun dia memperbolehkan aku bertemu dengannya, bukan berarti dia mengijinkan kami untuk tinggal bersama. Setidaknya aku sedikit lega karena Juna tidak membahas soal perceraian untuk saat ini. Aku bisa menyimpulkan bahwa dia hanya butuh waktu untuk memaafkan dan menerima Jefri.
Lagipula, apa yang bisa diharapkan dari pria sibuk seperti Jefri? Dia tidak akan bisa menetap di kota ini karena kesibukan dan hidupnya ada di Jakarta. Tak mudah untuknya meninggalkan semuanya.
Mungkin aku terkesan egois karena menginginkan tinggal di tempat ini. Yang aku butuhkan hanya ketenangan, menjauh dari hiruk-pikuk kota besar. Biarkan aku kembali menata hati, membuang energi negatif dan mengumpulkan energi positif dimulai dari rumah ini. Rumah peninggalan orang tuaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Short Story"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...