Kabur

469 65 2
                                    

Katakan jika aku berani mengambil keputusan untuk kabur dari Jefri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katakan jika aku berani mengambil keputusan untuk kabur dari Jefri. Aku memutuskan tidak membawa apapun saat ini, lebih memikirkan untuk membawa tas berisi dompet, buku tabunganku dan juga ponsel.

Berjalan pelan menyusuri heningnya malam, aku kembali merekatkan jaket. Malam ini terasa sangat dingin dari pada biasanya.

Tepat pukul tujuh malam aku meminta Mark untuk membelikan martabak, ayam mentah, dan bumbu ayam fillet yang sudah pasti Mark tidak akan bisa memilihnya sendiri, dapat dipastikan Bu Liliana yang akan turun tangan untuk itu.

Kepergian mereka membuatku bernapas lega, setidaknya aku ditinggal sendirian di rumah dan momen itu tidak aku sia-siakan.

Tanpa pesan sama sekali aku pergi meninggalkan rumah itu, bahkan aku tak membawa pakaian ganti. Hanya pakaian yang melekat pada tubuhku saja. Aku tidak ingin membuat mereka cepat curiga dan membuang waktuku sekedar untuk berkemas.

Tujuanku saat ini adalah meminta bantuan kepada teman kuliahku. Aku berharap Dejun masih tinggal di rumahnya yang lama. Namun, sial. Rumahnya sudah ditempati penghuni lain. Aku tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi setelah ini.

Sungguh, aku terlihat bodoh karena tidak memiliki plan B.

Aku menyusuri taman yang semakin gelap, pergerakanku terhenti saat melihat seseorang bertubuh tegap sedang menghampiriku. Aku memilih untuk berbalik arah dan berjalan cepat menjauh darinya. Aku tersadar pria itu sedang mengikutiku. Apakah pria itu suruhan Letta atau Jefri?

Dirasa menemukan tempat bersembunyi, aku bergegas ke arah cafe yang lumayan cukup ramai, setidaknya dia tidak akan mudah menemukanku.

"Selamat malam, ada yang bisa kami bantu? Ingin memesan apa?"

"Dejun?"

"Alana?" Nampaknya bukan hanya aku yang terkejut. Pria yang sedang aku cari keberadaannya sejak tadi justru bertemu denganku di cafe ini. Sangat tidak terduga sama sekali.

Aku kembali bernapas lega, setidaknya Dewi Fortuna sedang berpihak kepadaku saat ini. Dejun memperhatikanku lamat-lamat. Dia berpindah tempat bersiap untuk menghampiriku.

"Theandra, saya titip kasir," ujar Dejun santai.

"Baik pak."

Pak? Apakah Dejun pemilik cafe ini?

"Ayo duduk," ajaknya kemudian menarik lenganku pelan.

"Ada tempat bersembunyi untukku kah?" tanyaku menahan lengannya. Mataku mengedar ke penjuru ruangan. Aku takut jika pria yang mengejarku tadi akan sampai di tempat ini dan tahu aku berada di sini. "Jun, seseorang mengikutiku."

Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang