Usia kandunganku menginjak tujuh minggu, seringkali aku merasa lemas dan hampir tak sadarkan diri karena kondisi kehamilanku yang bisa dibilang cukup payah.
Perihal nutrisi tidak perlu diragukan lagi, Jefri sendiri yang mengkonsultasikan kepada teman-temannya yang kebetulan merupakan ahli gizi dan dokter kandungan.
Untungnya aku dapat melahap semua makanan yang diperbolehkan oleh Jefri meskipun pada akhirnya akan aku muntahkan kembali karena rasa mual yang semakin luar biasa.
Perubahan pada tubuhku juga mulai signifikan, yakni peningkatan berat badan sebanyak tiga kg. Semuanya terlihat sedikit membesar di mataku. Bahkan baru minggu ke tujuh perutku sudah terlihat sedikit buncit yang biasanya akan terlihat pada usia kandungan di 12-16 minggu.
Tidak apa, aku bersyukur setidaknya dia baik-baik saja.
Aku juga mengalami perubahan suasana hati yang begitu drastis, kram di bawah perut, sering buang air kecil, perubahan payudara yang lebih sensitif, sakit kepala, dan sembelit. Rasanya begitu nano-nano, sungguh nikmatnya luar biasa menjadi seorang ibu.
Jefri menghampiriku saat menyadari perubahan dari raut wajahku, kram itu kembali datang membuat pergerakanku tak leluasa.
"Ada apa? Perutmu sakit?" tanyanya.
"Iya, kram perut."
"Aku minta Joana untuk kemari ya? Kamu belum periksa kandungan minggu ini bukan?"
"Jadwalnya Lusa, Jef."
"Masih bisa kamu tahan, yakin?"
"Aku baca di artikel itu hal yang biasa jadi kita tidak perlu khawatir, nanti hilang dengan sendirinya."
"Tiduran saja ya? Kamu dari tadi menonton drama terus, coba gunakan untuk beristirahat."
"Kapan kamu berangkat?" tanyaku.
Bukan niatku untuk mengusirnya karena sejak dua hari yang lalu Jefri tidak berangkat bekerja dengan alasan ingin menemaniku. Nyatanya dia lebih banyak tidur dari pada menemaniku.
Terlepas dari itu dia selalu siaga jika aku membutuhkannya di saat aku ingin sesuatu contohnya saat beberapa hari yang lalu, ketika dia menginap di rumah Letta.
Jam satu dini hari aku menghubunginya hanya karena ingin makan siomay.
"Alana, ini jam satu pagi. Aku harus cari kemana?"
"Terserah. Aku hanya ingin itu, tapi jangan diberi bumbu apapun. Oke?"
"Yasudah, tunggu di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Cerita Pendek"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...