Perasaan haru dan bahagia masih menyelimuti diri. Mereka yang belum bisa melihat betapa indahnya dunia pun membuatku diam termangu sambil menatap wajah mungil mereka yang tertidur pulas.
Jujur saja, aku masih belum percaya bahwa si kembar lahir dalam keadaan sehat tanpa kekurangan apapun dan aku masih belum percaya bahwa mereka memiliki jenis kelamin yang berbeda. Sungguh besar sekali kuasa pemilik semesta dan segala isinya dan aku sangat bersyukur atas itu.
Terima kasih sudah bertahan sampai sejauh ini. Setelah ini ayo bertahan sampai kalian tumbuh menjadi dewasa lalu menikah dan juga memiliki anak. Semoga kelak aku bisa mendampingi kalian disaat kalian ada dalam semua tingkatan fase hidup yang akan kalian jalani nanti.
Narayana, bayi berjenis kelamin perempuan yang katanya diambil lebih dahulu dibanding sang adik, Noah namanya. Wajah Nara yang mungil, rambutnya yang tebal juga hidungnya yang mancung benar-benar fotokopian sang ayah. Sedangkan Noah—sang adik memiliki bentuk hidung yang mungil, juga bentuk matanya yang bulat mirip sekali denganku. Selebihnya Jefri lebih mendominasi kemiripan pada Noah.
Entah mengapa kedua anakku ini mirip sekali dengan Jefri. Mengapa hanya Noah yang mirip denganku? Itu pun hanya bentuk mata dan hidung.
Bagaimana Jefri bisa securang itu?
Baik Nara dan Noah, mereka juga memiliki kulit yang bersih sama seperti sang ayah. Mengingat ayah si kembar membuatku merasa bersalah kepada mereka. Rasanya menyakitkan sekali melihat mereka harus lahir dari keluarga yang tidak utuh.
Bunda hanya bisa berharap semoga hati Paman kalian bisa lunak. Semoga dia bisa tersentuh hatinya ketika melihat kalian yang semakin dewasa. Karena Bunda percaya lambat laun Paman Juna akan tersadar bahwa kalian juga membutuhkan sosok Ayah Jefri di hidup kalian.
"Anak Bunda cantik dan tampan."
"Terima kasih sudah lahir ke dunia, sayang. Bunda janji akan selalu ada untuk kalian di sisa umur Bunda. Jangan khawatir, setelah ini, Bunda akan berusaha semaksimal mungkin merawat kalian dan tidak akan membiarkan kalian kekurangan apapun."
Ku tatap wajah mungil itu bergantian membuat air mataku mengalir tanpa diminta.
Dahulu, mereka lahir karena keterpaksaan.
Dahulu, aku berpikir untuk menjual mereka.
Tetapi sekarang, aku berani bersumpah, tidak akan ada yang bisa memisahkanku dengan mereka meskipun sejahat apa aku dulu. Rasanya aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri kalau aku bertindak bodoh seperti kemarin.
Sampai kapanpun, tidak akan aku biarkan orang lain menyentuh anak-anakku. Mereka tetaplah anakku dan tidak ada yang bisa merubah itu. Siapapun yang menyakiti mereka nanti, aku yang akan ada berada di garda paling terdepan untuk melawan.
Dengan langkah teratih aku berjalan ke arah baby box guna melindungi mereka dari dua orang kejam yang baru saja memasuki kamar rawat ini.
"Mau apalagi?" tanyaku tanpa rasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Cerita Pendek"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...