Dia datang ⚠️

1.2K 97 5
                                    

Menyaksikan pria yang sedang bermandikan peluh, lenganku yang satunya menyeka keringat yang ada di wajahnya sedangkan jemariku yang lain masih aktif bergerak di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyaksikan pria yang sedang bermandikan peluh, lenganku yang satunya menyeka keringat yang ada di wajahnya sedangkan jemariku yang lain masih aktif bergerak di sana.

Jefri menggeram pelan saat ia sudah mencapai apa yang dia mau. Aku masih tidak mengerti mengapa dirinya memilih datang ke rumah yang dia beli untukku bukan ke rumah Letta, mengingat aku sedang hamil muda dan sudah pasti aku tidak akan bisa melayaninya.

Tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan kedatangannya yang tanpa kabar lebih dulu lalu mengadu kepadaku bahwa kepalanya sedang sakit. Aku kira dia memang sedang tidak sehat tapi nyatanya kelakuannya sedikit membuatku jengah.

"Kepala bawahku yang sakit, Al."

Sudah tentu dia pasti akan memaksaku untuk menuntaskannya meskipun dengan cara lain.

Aku menggeser tubuhku membuatnya semakin gelisah. "Atur pergerakanmu, Al. Dia bisa bangun lagi. Kamu mau jari lentikmu itu bertanggung jawab lagi?"

"Aku mau turun. Apa tidak berat aku terus ada di atas pangkuanmu?"

"Perlahan, kamu bisa jatuh. Pegang bahuku." Dia takut jika aku terjatuh karena Jefri yang sedang duduk di atas closet dengan aku yang duduk di atas pangkuannya.

Menuntaskan hasrat Jefri tidak akan bisa secepat itu. Aku sudah paham dengan tabiat pria itu. Aku sangat bersyukur ada dia yang tumbuh di dalam rahimku, setidaknya Jefri tidak akan semena-mena memperlakukan aku sesuka hatinya.

"Cepat mandi. Aku tahu kamu kedinginan."

Lalu untuk apa mengajakku kemari dan bermain di kamar mandi?

Selepas melakukan aktivitas mandi yang benar-benar mandi. Aku memilih untuk memasak mie instan karena sejak tadi pagi aku sangat menginginkannya.

"Apa ini?" tanya Jefri.

Pria kaya itu tidak bodoh kan? Dia tahu bagaimana bentuk mie instan karena tidak mungkin dirinya tidak menonton iklan di televisi.

"Mie instan," sahutku.

Sebuah decakan pelan terdengar. Aku yakin akan ada protesan selanjutnya. Aku akan bersiap menulikan telingaku untuk beberapa menit.

"Aku tahu itu mie instan, Alana, tapi untuk apa kamu memasak ini? Jelas ini tidak baik dikonsumsi untuk ibu hamil."

"ASTAGA JEFRI!" pekikku saat dengan santainya dia mematikan kompor lalu membuka kemasan mie tersebut kemudian membuangnya ke tempat sampah yang ada di sudut.

Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang