"Bisa berhenti menangis? Kepalaku sakit."
Aku menggeleng sembari mengusap air mataku yang semakin mengalir deras. Tidak tahu apa yang sedang aku lakukan. Apakah merindukan sosok Jefri bisa membuatku seperti ini? Bahkan aku tidak mempedulikan pasien yang lain, yang tentunya bisa saja aku mengganggu waktu istirahat mereka meskipun aku mendapatkan kamar VIP.
"Kak?"
"Aku tidak tahu. Rasanya sulit untuk berhenti. Tolong, jangan memarahiku."
"Juna," peringat Sean. Pria itu berjalan menghampiri brangkar dimana aku sedang terbaring.
Lelah, aku sangat lelah karena menangisi hal yang tidak aku tahu penyebabnya. "Jangan terlalu keras dengan kakakmu. Dia sedang mengandung," tambah Sean. Dirinya sedang memberikan pengertian kepada Juna. Semenjak dia tahu semua masalah yang aku sebabkan, Juna berubah menjadi lebih emosian.
"Apa ada yang sakit? Atau ada yang kamu mau?"
Aku menggeleng. Semakin merasa bersalah melihat Sean begitu khawatir terhadapku. Aku juga tidak mau seperti ini.
"Merindukan Jefri?" tebaknya.
"Kak?!"
"Juna, kita tidak bisa melewatkan fakta bahwa Alana sedang mengandung anak dari pria itu. Bisa saja si kembar merindukan Ayahnya."
"Lalu membiarkan dia kemari untuk bertemu dengannya? Aku tidak sudi melihat wajahnya. Dia yang membuat hidup Kak Alana menjadi semakin rumit."
"Kakak tahu, tapi —"
"Kak, tolong jangan membicarakannya. Aku muak mendengar namanya disebut. Apa polisi sudah menghubungimu?"
Aku mengerutkan alis. Untuk apa polisi menghubungi Sean?
"Sudah. Kita diminta hadir besok."
"Sean?"
"Jangan khawatir. Tidak ada hal yang perlu kamu khawatirkan."
"Tapi bagaimana bisa polisi menghubungi kalian?"
"Kematian Letta sudah menjadi buah bibir. Beritanya sudah menyebar di media sosial."
Jefri pasti sudah tahu berita kematian istrinya?
"Jangan khawatir. Kami hanya dimintai keterangan karena mobilku tertangkap kamera pengawas saat mengarah ke stasiun terbengkalai itu," ungkap Sean.
Aku berharap semoga tidak terjadi apa-apa setelah ini. Sean menghapus air mataku yang semakin berjatuhan. "Jangan menangis lagi ya? Pikirkan kesehatan si kembar."
"Aku juga ingin berhenti, tapi—"
Sean mendekat, ia membisikkan sesuatu di telinga kananku. "Aku akan menghubungi Jefri di saat Juna kembali ke rumah. Setelah ini berjanji padaku untuk berhenti menangis. Ini kali terakhir aku membantumu, Al."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Conto"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...