Kembali

558 73 2
                                    

"Ibu yakin sudah pikirkan ini baik-baik? Saya memang bekerja untuk Bapak tapi kalau melihat Ibu Alana tersiksa seperti ini, saya tidak bisa menahan Ibu untuk lama menetap di sini, yang perlu Ibu ketahui Bapak memang tulus menyayangi Ibu dan juga b...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu yakin sudah pikirkan ini baik-baik? Saya memang bekerja untuk Bapak tapi kalau melihat Ibu Alana tersiksa seperti ini, saya tidak bisa menahan Ibu untuk lama menetap di sini, yang perlu Ibu ketahui Bapak memang tulus menyayangi Ibu dan juga baby JJ. Saya bisa melihat itu dengan jelas."

Ucapan Ibu Liliana tempo hari membuatku kembali berpikir. Aku sudah mendiskusikan perihal ini kepada Sean dan memintanya untuk menjemputku malam ini, tepat pukul tujuh malam karena aku tahu jadwal Jefri berangkat ke Bandung nanti malam.

Pria itu akan dinas ke luar kota selama beberapa hari bersama dengan Mark. Aku memastikannya dari Mark sendiri, tentu saja Mark tidak tahu menahu tentang rencanaku.

Keputusanku sudah bulat, aku akan meninggalkan Jefri dan membesarkan si kembar sendirian. Perihal Jefri, aku sudah meminta Bu Liliana untuk tutup mulut. Toh Jefri sendiri yang mengijinkan aku untuk pergi, jadi untuk apa aku menahan diri lagi.  Jelas-jelas dia tidak menahanku. Jika memang kami terlihat penting baginya, harusnya pria berdimple itu membujukku dengan cara apapun tapi nyatanya dia sama sekali tak melakukan itu.

"Bisa tidak jangan berulah sekarang? Bunda sedang sibuk berkemas." Aku menahan rasa sakit yang luar biasa pada perutku.

Bau anyir mulai tercium di indera penciuman dan aku mulai merasakan sesuatu mengalir dari kedua pahaku.

"Astaga, aku mohon jangan." Napasku tercekat, aku takut jika pada akhirnya harus kehilangan mereka.

Ku gunakan tangan kiriku untuk menahan bobot tubuhku dan merambat pada dinding. Ini kedua kalinya aku mengalaminya dan berharap kali ini mereka akan baik-baik saja.

"Bu?!"

"Bu Lilian, Mark?!"

"Tolong!"

Ke mana perginya mereka? Aku sudah berulang kali berteriak memanggil nama mereka tapi mereka tak kunjung menghampiriku. Sakit sekali rasanya, aku sudah tak kuat untuk menahannya lagi ditambah penglihatanku mulai mengabur.

"Bertahan sayang, Bunda mohon. Kalian anak kuat, kalian marah dengan Bunda karena ingin meninggalkan Ayah ya? Tolong jangan, jangan tinggalkan Bunda dan jangan hukum Bunda seperti ini..... Bu Lilian!"

Masih tak ada jawaban dari mereka yang diminta Jefri untuk menjagaku. Aku memilih untuk duduk di sofa berniat untuk menghubungi Jefri tapi suara panggilan dari ponselku membuatku bernapas lega.

Segera aku meraihnya dengan susah payah untuk menerima panggilan tersebut. "Sean, to-long." Hanya kalimat itu yang bisa aku sampaikan karena setelahnya aku tak tahu lagi apa yang terjadi pada diriku.



***


Jika ini mimpi aku tak ingin bangun dari mimpi ini. Aku, Jefri dan juga si kembar yang kami beri nama Jeffryan dan Jeffrano. Kami berempat tinggal bersama dan hidup bahagia tanpa Letta di dalamnya. Wanita itu memutuskan untuk hidup bersama dengan kekasihnya dan memilih berpisah dari Jefri.

Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang