Jefri, dia datang menemuiku tapi tidak sendiri melainkan bersama seseorang yang tak aku kenali sama sekali. Jefri mengenalkannya kepadaku bahwa pria yang datang bersamanya itu adalah kakak tingkatnya dulu yang berarti kemungkinan pria itu mengenali Papa. Aku tidak tahu alasan Jefri mengenalkannya kepadaku.
Belum sempat aku melakukan aksi protes, Jefri lebih dahulu menarikku ke dalam kamar dan tentu saja menguncinya agar aku tidak bisa kabur.
"Untuk apa kemari?!" ucapku sedikit berteriak. Terserah, aku tidak peduli jika pria bernama Dikta itu mendengarnya.
"Alana, pelankan suaramu. Kita bicara sebentar, hum? Duduklah, aku tahu kamu sedang lelah."
Aku selalu merasakan lelah dan sakit kepala jika selalu bersamamu Jefri, seharusnya kamu paham itu. "Apalagi kali ini? Siapa dia, Jef? Mengapa kamu membawanya kemari?"
Jefri berjalan pelan menghampiriku. Ia mendudukkan dirinya tepat di hadapanku. Tangannya tergerak untuk mengusap perut buncitku pelan. Baru saja ingin menepis tangannya, namun ucapannya membuatku menahan pergerakanku, tentu aku merasa kasihan padanya. Meskipun dia telah menyakitiku, aku tetap memiliki perasaan.
"Apa aku salah merindukan calon anak-anakku? Apa seorang suami salah ketika dirinya merindukan istrinya yang sedang mengandung? Aku tahu, perlakuanku kepadamu tidak bisa diampuni tapi tolong dengarkan aku kali ini saja. Letta, dia sudah mengetahui fakta bahwa kamu sedang mengandung."
"Je..Jef, dari.. dari mana dia tahu?" tanyaku dengan tatapan tak percaya. Dari mana Letta tahu aku sedang mengandung? Siapa yang memberitahunya? Apakah Jefri?
"Aku mendesaknya agar mengaku bahwa anak yang dikandungnya bukanlah darah dagingku."
"Jefri, apa yang sedang kamu lakukan!"
"Kau suaminya, mana mungkin anak itu bukan anakmu?"
"Percayalah padaku. Aku tidak pernah berhubungan dengannya lagi setelah aku menikahimu. Bahkan aku selalu menggunakan kondom saat berhubungan dengannya dulu. Usia kandungannya baru menginjak empat minggu di mana kita sudah menikah selama hampir enam bulan. Masih bisa mengatakan kalau janin itu adalah darah dagingku? Aku melakukan itu semua karena aku yakin bukan aku yang melakukannya."
"Aku tidak tahu bisa mempercayaimu atau tidak," kataku jujur. Dia harus tahu karena sulit bagiku untuk mempercayainya kembali.
"Aku mengerti. Yang harus kamu tahu sekarang, berhati-hatilah. Aku membawa Dikta kemari untuk menjagamu."
"Apa Mark dan Bu Lilian tidak cukup?"
"Dia yang akan menjadi ayah pengganti baby JJ untuk sementara sampai aku bercerai dengan Letta."
"Jefri?! Bagaimana bisa kamu tidak berbicara dulu kepadaku? Aku juga punya hak atas diriku sendiri dan juga mereka yang ada di dalam rahimku ini bukan hanya anakmu. Aku tidak mau... Aku tidak mengenalnya, bisa saja dia orang jahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Short Story"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...