A Day

442 63 1
                                    

Dua hari berlalu, aku masih betah bersembunyi di kediaman milik sahabatku, Dejun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari berlalu, aku masih betah bersembunyi di kediaman milik sahabatku, Dejun. Tentunya merasa sangat bebas hingga rasa penat di kepalaku menghilang begitu saja.

Baik Dejun maupun Indira, mereka memperlakukanku dengan baik bahkan Indira sangat perhatian kepada baby JJ. Meskipun aku menyadari ada rasa canggung yang tidak terelakkan di antara kami.

Walaupun seperti itu Indira tetap memperlakukanku sebagai tamu yang ia hormati. Setidaknya aku bersyukur atas itu dan pastinya aku sangat menghargainya.

Untuk saat ini aku tidak memikirkan apapun, kecuali perihal Juna. Aku terlalu bingung bagaimana cara untuk menghubunginya karena aku yakin sekali dia pasti khawatir dan sedang mencari tahu keadaanku selama aku tidak mengabarinya beberapa hari belakangan.

Mungkin aku bisa memaksakan diri untuk menghubunginya, namun aku yakin Jefri akan dengan mudah meminta bantuan dari seseorang untuk menyadap ponsel milik Juna, dengan begitu nomor yang aku gunakan untuk menghubungi Juna akan dicurigai oleh Jefri. Aku tidak mau mengambil resiko jika pada akhirnya Jefri bisa menemukan keberadaanku saat ini.

Ku tatap sepasang suami-istri yang sedang berjalan ke arah meja makan dimana aku sudah duduk di salah satu kursi, menunggu mereka untuk sarapan bersama.

"Pagi Al, baby JJ." sapa Dejun seraya menarik salah satu kursi kemudian ia mendudukan dirinya di kursi tersebut diikuti dengan Indira yang duduk di sebelahnya.

Aku melirik sesaat ke arah Indira yang sedang menatapku dengan wajah datar. Jun, seharusnya kamu mengerti jika istrimu sedang cemburu kepadaku jadi bersikap wajarlah.

"Pagi Paman."

"Hari ini kamu yakin akan keluar rumah? Apa tidak masalah?" tanya pria yang sedang duduk di hadapanku, kemudian tatapannya beralih ke arah Indira. "Sayang... bagaimana kalau kamu yang menemani Alana check up? Aku khawatir ada yang menguntitnya seperti malam itu."

"Maaf Mas. Aku harus persiapan membuka toko di cabang Jakarta."

"Eh... tidak masalah, biar aku pergi sendiri, lagipula setelah dari rumah sakit aku harus ke suatu tempat untuk mencari perlengkapan yang aku butuhkan. Indira pasti sibuk dan tidak ada waktu untuk menemaniku, Jun."

"Maaf Al," sesalnya.

"Jangan seperti itu, harusnya aku yang minta maaf pada kalian karena sudah terlalu merepotkan."

"Tidak perlu sungkan, kamu sahabat suamiku. Iya kan Mas?"

"Iya. Yasudah kamu tetap harus berhati-hati Al. Segera hubungi aku kalau ada sesuatu yang mencurigakan."

Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang