Banyak yang ingin aku tanyakan mengenai rencana suamiku saat ini tapi aku kembali berpikir bukan ranahku untuk mengetahui apa saja rencana yang akan dilakukan olehnya.
Sadar diri aku hanya seorang istri simpanan yang bekerja untuk menjaga kehamilanku yang masih cukup muda.
Aku terlonjak kaget saat pintu rumahku sudah terbuka dan mendapati Jefri yang duduk di ruang tamu. Dari mana pria itu mendapatkan kunci rumahku? "Jef, bagaimana kamu bisa masuk?"
"Pergi sendirian dan tanpa ijin. Aku ini siapa, hum? Apa susahnya memberi kabar? Kamu tahu kalau kamu sedang mengandung saat ini Alana. Bisa tidak jangan banyak tingkah? Aku mencemaskanmu." Sebuah protesan yang dilontarkan Jefri membuatku kebingungan. Apa Jefri lupa bahwa aku mengantar adikku ke bandara? Jefri sendiri yang meminta Juna untuk kembali ke Korea hari ini.
"Aku pikir kamu tahu ke mana aku akan pergi. Aku mengantar Juna ke bandara."
"Sendiri?" tanya Jefri memastikan. Memangnya dengan siapa lagi aku pergi. Sean? Tidak mungkin kan?
"Iya, kamu pikir aku pergi dengan Sean? Aku baru saja menolak pinangannya. Mana mungkin kami tidak ada rasa canggung untuk saat ini. Lagipula aku sadar diri bahwa aku sedang mengandung. Aku takut jika nanti Sean menyadarinya." Aku menatap wajah suamiku yang terlihat lega. Secemburu itu kah dia dengan Sean? Kali ini aku seperti di atas angin, aku pikir pria ini sungguh mencintaiku.
Bagaimana dia bisa cemburu jika dirinya tidak mencintaiku. Apa aku salah? Bolehkah aku sedikit berharap?
Tidak, jangan berharap lebih. Sadarlah apa tujuan dirinya masuk ke dalam hidupku, seorang anak. Ya, tujuan mereka adalah anak, bukan yang lain. Jadi lakukan pekerjaan dengan baik dan jangan merepotkan Jefri.
Aku berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum dan membawanya kembali ke ruang tamu. Kuletakkan dua gelas yang kubawa di atas meja.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Dari mana kamu bisa masuk ke rumahku? Bagaimana dengan tetangga yang lain?" Jujur aku sangat penasaran menunggu jawaban darinya.
"Tukang kunci," balasnya santai.
Nak, ayahmu sungguh luar biasa. Bagaimana bisa dia berpikir membawa tukang kunci sekaligus untuk membobol rumahku?
"Jefri, kamu sadar? Yang kamu lakukan itu mengundang banyak pertanyaan warga yang tidak sengaja melewati rumah ini." Bernapas secara perlahan adalah hal yang perlu aku lakukan untuk saat ini. Rasa kesalku padanya kian memuncak.
"Aku sudah mengurusnya. Kamu tidak perlu khawatir."
Kali ini aku percaya. Berharap semoga apa yang dia lakukan tidak akan berpengaruh apa-apa padaku nanti terlebih pada lingkunganku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Storie brevi"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...