Apa yang membuatnya termenung? Rasa bersalah kepada diri sendirikah atau rasa bersalah terhadapku?
Sejak tadi aku hanya memperhatikan Juna yang berdiam diri di atas sofa ruangan ini. Tidak ada kata yang terucap setelah kepergian Sean dan keluarganya.
"Jangan merasa bersalah. Kejadian ini bukan salahmu," ujarku memecah keheningan.
Aku hanya tidak ingin Juna semakin menderita karenaku. Sudah saatnya dia mencari kebahagiaannya sendiri.
Bukan bermaksud meminta dirinya untuk tidak mencampuri urusanku. Aku lebih suka dia memiliki kegiatan lain yang bisa membuat dia lebih percaya diri. Tidak perlu lagi dia memusingkan apa yang terjadi kepadaku karena semenjak si kembar lahir, aku sudah memantapkan diri untuk selalu siap menjalani kehidupan yang lebih baik lagi.
"Juna...."
"Kak, Juna minta maaf." Kalimat permintaan yang justru membuat hati ini sakit bukan main.
Kenapa harus meminta maaf? Andai saja kejadian ini tidak menimpa padaku. Kamu tidak perlu melakukan ini Juna.
Aku tahu dari lubuk hatimu yang paling dalam. Kamu ingin aku bahagia kan? Kamu ingin menjagaku dari siapapun yang berniat berbuat jahat kepadaku.
"Kenapa harus meminta maaf?"
"Seharusnya aku mendengarkan semua ucapanmu. Kalau saja..." Dia menjeda kalimatnya. Menarik napas dalam-dalam lalu dihembuskan secara perlahan. "Juna merasa belum bisa menjadi adik yang baik buat Kakak."
"Hey, what did you say?"
"Juna, kamu itu adikku. Paman dari si kembar. Tidak ada yang salah dengan kamu. Kejadian yang sudah-sudah tidak perlu diungkit lagi ya? Kita buka lembaran baru bersama dengan mereka. Tapi, apa kamu sudah ke kampus Jun? Kamu yakin ingin berhenti?"
"Aku ingin bekerja dan tolong jangan melarangku untuk hal ini."
"Ok," finalku.
Aku tidak bisa memaksanya untuk melanjutkan kuliah jika dirinya sendiri tidak menginginkan itu. Biarkan semua keputusan dia yang ambil. Sudah sepantasnya aku melakukan itu sejak dulu kan?
Juna, aku harus mempercayainya karena dia sudah beranjak dewasa. Biarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan. Setelahnya aku hanya bisa berdiri di belakang. Hanya perlu menegur dirinya jika dia berbuat salah.
Tuhan, semoga setelah ini akan ada cahaya yang menerangi jalan hidup kami ke depan. Aku tidak meminta banyak. Tolong jaga dan lindungilah orang-orang yang aku sayangi.
"Jun, kapan aku boleh pulang?"
"Kondisimu sudah stabil tapi dokter masih perlu mengobservasi si kembar."
"Bukannya mereka baik-baik saja?"
"Iya, hanya saja untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️
Kısa Hikaye"Sewakan rahimmu untuk mengandung dan melahirkan anak saya." Bukan hanya sebagai kalimat permintaan melainkan sebuah paksaan. Aku dipaksa untuk meminjamkan rahimku dan membantu pasangan ini untuk memiliki seorang anak. Sebuah kalimat paksaan yang me...