29|gereja

299 51 5
                                    

Tentang sebuah lagu yang akan selalu mengingatkan keduanya. Dimana lagu itu sepertinya memang hanya diciptakan untuk Jevano dan Karina. Mengingatkan mereka pada suatu kenangan saat di bangku pertama SMA. Jeno dan teman-teman bandnya, sedangkan Karina sendiri dengan segala pikiran negatifnya. Name tag bertuliskan "Karina Ersthara" menempel pada karton yang digantung dengan tali rafia. Jelas menunjukan bahwa dia adalah siswa baru yang sedang mengalami masa orientasi sekolahnya. 

Siapa yang bilang bahwa masa-masa orientasi sekolah adalah waktu yang mudah dan menyenangkan? Untuk seorang perempuan asal Chicago yang baru pertama kali bersekolah di Indonesia rasanya aneh bukan? tanpa teman ataupun kenalan. Berbeda dengan Jevano dan teman-temannya yang sudah bersekolah di yayasan ini sejak mereka SMP. Rasanya seperti seantero sekolah tentunya mengenal Jevano dan gengnya. 

"Lo tau Paper Hearts nya Torry Kelly?" yang diajak bicara tentunya hanya bisa diam dan menaikan alisnya sebelah karena bingung. "Gue tanya, lo tau Paper Heartsnya Torry Kelly?" Merasa hanya di diamkan, akhirnya laki-laki itu segera mengeluarkan earphonenya dan memasangkannya pada kuping lawan bicaranya itu. "Ck, Karina Ersthara, kenalin, gue Jevano. Gue mau jadi temen lo. Tapi sebelum kita temenan, lo harus denger lagu ini dulu. Berhubung gue suka banget sama Torry Kelly jadi lo harus dengerin lagu ini. Ya anggap aja jadi tiket masuk pertemanan kita walaupun gue duluan yang ngajak lo temenan." ucap Jeno panjang seperti kereta.

"Kenapa?" tanya Karina dingin.

"Maksudnya kenapa?"

"Kenapa ngajak aku temenan?"

"Oh? pakenya aku-kamu? oke aku juga. Di rumah aku juga pake aku kamu loh, cuma kalo disekolah jarang nemu yang make aku-kamu juga. Jadi mau nggak mau pake gue-lo di sekolah" Jeno masih bersikap ceria pada Karina diikuti omongal bawelnya.

"Okay, enough TMI for today."

"Kamu ngomong irit banget" cicit Jeno. Karina hanya menatap Jeno dingin, tidak ingin mengulang pertanyaannya yang belum sempat terjawab diawal. Kenapa orang aneh ini mau berteman dengan dirinya? terlebih cara mendekatinya aneh banget. Apa anak ini freak?

"Kamu keliatan sedih. No Offense, bukan berarti aku mengasihani kamu atau gimana, but you look such a mess." Karina hanya diam, terlalu enggan untuk berbicara dengan orang asing ini. Terlalu menutup seperti putri malu yang tajam. "Yang aku tau, kalo orang terlihat sedih dia harus ditemenin, beside, kamu keliatannya baik. Jadi aku mau temanan sama kamu, boleh kan Karina?"

Kemudian lagu Torry Kelly mulai berputar. Keduanya jelas berada pada jarak yang amat sangat dekat. Mengingat kabel earphone memang tidak di desain untuk berjauhan. Jika biasanya karina akan langsung pergi jika ditemui dan didekati oleh orang asing, maka sekarang tidak. Karina hanya diam. Mendegarkan dan memahami lirik lagu tersebut. Untuk saat itu, lagu itu tidak mengandung makna special untuk Karina. Dia hanya diam dan duduk menikmati lagu demi menghormati usaha Jevano. 

Begitulah bagaimana lagu ini bisa menjadi lagu kebangsaan bagi mereka. Saat lagu ini berputar, keduanya merasa hangat. Seperti terlempar pada hari pertamakali mereka bertemu. Meski Karina tau bahwa sebenernya lagu ini tidak menceritakan kisah yang bahagia. Hanya saja, lagu ini diputar pada moment yang menjadi titik balik hari-harinya yang sepi. Lagu ini seperti gerbang masuk menuju kebahagiaan karena telah membawa Jeno masuk ke dunianya. Lagian, ritme dan melody nya yang tenang membawa rasa damai bagi Karina, jadi tidak salah kan untuk bisa menndegarkan lagu ini walaupun tidak sedang berada suasana hati yang buruk?

Namun semuanya berubah. Dimana lagu ini bisa membawa Karina pada rasa yang menyesakan, sebab membuatnya terlempar pada kenangan yang indah tetapi tidak bisa terulang. Bukan kah kenangan yang indah namun tidak bisa terulang adalah kenangan yang paling menyakitkan?

ErstharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang