Nggak tau bagaimana caranya, apa yang sedang Karina pikirkan, mungkin otaknya memang sedang error, karena bisa-bisanya dia menerima tawaran Kak Rhea dan Jeno untuk menginap malam ini di rumah mereka. Untuk ijin Mami tentu saja Jeno yang meminta ijin kepada maminya itu supaya Karina bisa menginap di rumahnya. Disinilah Karina sekarang, di depan kolam renang yang tenang, ditemani dengan secangkir coklat panas dan selimut tebal yang bermotif kotak-kotak. Karina merenungi apa yang telah terjadi hari ini. Rencananya gagal, jalan keluar dari masalahnya kembali tertutup rapat. Tidak mungkin bagi Karina untuk menyetujui keinginan Papinya—itu terlalu tidak masuk akal.
"You still can share your stories to me"
Karina menoleh ke belakang. Dia melihat laki-laki itu, gagah tinggi dan manis. Senyumnya masih sama, hangat sekaligus menyakitkan. Setiap melihat senyumnya Karina selalu berhasil terbawa untuk berwisata ke masa lalu. Saat senyum itu masih menjadi sumber kebahagiaannya. Saat senyum itu selalu menyapanya setiap pagi di sekolahnya. Saat senyum itu yang menenangkan dirinya kalau Karina sedang merasa tidak baik-baik aja.
"Kamu nggak terlihat baik" suara itu berat namun terdengar menyenangkan.
Karina tersenyum melihat laki-laki yang duduk di sampingnya. "Bukan apa-apa"
"I know it's not. Kamu bisa cerita ke aku tantang hari kamu." Lagi-lagi senyum itu mengembang. Tidak pernah Karina sangka dia akan melihat senyum itu lagi.
"It is just another episode of my bad life. Apa yang kamu harapkan dari hidup seorang Karina? masalah kecil itu bukan apa-apa" Karina senyum kecut.
Jeno mendekatkan dirinya kepada Karina. Menarik perempuan itu agar bisa menghadap lurus padanya. Jeno memegang kedua pundak Karina yang tertutup selimut. "It is just a bad day, Karina, not a bad life. Masih banyak hal-hal baik yang terjadi di hidup kamu. Semua itu tergantung dari mana kamu mau melihat.
"...."
"Hidup itu memang seperti dua bilah pisau bukan? kalau kamu salah dalam melihat suatu hal, maka hal itu bisa saja malah menyakiti dan membahayakan kamu, tapi sebenarnya ada keindahan dibaliknya. Tuhan selalu memberkati hidup kamu dan semua umatnya, tinggal tergantung kamu—" Jeno merapatkan selimut yang Karina pakai.
"—Do you want to recieve his blessing or not, atau kamu tetap mau melihat cobaan yang tuhan kasih ke kamu sebagai kutukan?"
Jevano masih sama. Masih menjadi hamba-Nya yang taat dan patuh. Percaya bahwa Tuhan tidak akan menyesatkan umatnya. Percaya atas ketetapan-Nya. Berbeda dengan Karina. Kerasnya kehidupan membuat dia sempat meragukan Tuhan. Sempat meragukan kuasa Tuhan, merasa dia dibuang oleh Tuhan karena memberikannya begitu banyak ujian yang menurutnya tidak bisa dia atasi lagi.
"Kalau kamu merasa sendiri, nggak ada orang yang bisa mengerti kamu, saat aku benar-benar terlalu brengsek dan lupa diri untuk meninggalkan kamu, atau mungkin suatu saat dunia tidak lagi mau berpihak pada kamu lagi sampai kamu merasa tidak ada lagi orang yang bisa kamu jadikan pegangan, aku cuma mau minta tolong satu hal ke kamu."
Karina menatap bola mata Jeno yang hitam pekat. "Apa?"
"Tolong tetap berpegang pada Tuhan."
"Kamu tau hubungan ku sama Tuhan nggak sebaik itu."
"I know, tapi aku tahu dalam hati kecil kamu, kamu masih sering berdoa dan berharap pada keajaiban yang Tuhan punya. Saat kamu sudah terlalu kecewa pada ciptaannya, maka sang pencipta nggak akan mengecewakan kamu Karina. Bersandar pada-Nya, maka nggak akan ada orang yang bisa mengecewakan kamu."
"...."
"Pada umumnya kita—manusia, kecewa karena berharap dan menaruh ekspektasi pada manusia juga. Itu salahnya kita, harusnya kita berharap pada penciptanya bukan? yang punya kuasa atas satu alam semesta ini. Untuk mengurus hati seorang umatnya bukan masalah besar buat Tuhan, Karina" Jeno tersenyum manis sambil mengusap kepala Karina lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/288363951-288-k247928.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ersthara
Фанфик[ ft jeno & jaemin ] Do i look like i care to your explanation? But well- mau aku masih marah sama kamu atau nggak, itu bukan urusan kamu. For your information aja, aku nggak suka diganggu sama orang asing" "Orang asing? Sejak kapan aku jadi orang...