17| mas Jo?

357 61 0
                                    

Harum kopi di pagi hari sudah memenuhi ruangan apartemen mewah itu. Dilengkapi dengan alunan lagu air supply-goodbye. Dengan rambut yang masih setengah basah itu dia mulai membuka iPadnya untuk melihat pekerjaannya. Dia tidak memegang peran begitu banyak di perusahaannya, karena seperti biasa, tugasnya hanyalah memonitor kinerja bawahannya.

ting!
ting!

Terdengar sebuah notifikasi yang masuk ke dalam handphone pribadinya itu. Dia langsung membuka hpnya untuk mengecek notifikasi yang masuk.

Laki-laki ini awalnya mengerutkan keningnya, namun lima detik kemudian dia mengeluarkan senyumnya.

"Avaleon resto, Jl. Kenari no 10"

"Let's make a deal, Papi"

Laki-laki paruh baya itu langsung bergegas mengambil kunci mobilnya. Tanpa berpikir panjang tentunya dia akan tancap gas untuk bisa bertemu calon penerus perusahannya--Karina.

Tidak sampai 20 menit mobil roda empat dengan lambang BMW itu sudah memakirkan mobil kesayangannya di sebuah restaurant ber konsep western.

"Bagus juga seleranya" John bergumam pada dirinya sendiri.

Dia masuk ke dalam resto itu dan segera mencari manik mata perempuan muda yang akhir-akhir ini selalu ada di pikirannya. Mata mereka bertemu, perempuan itu mengangkat tangannya untuk memberi sinyal kepada laki-laki itu bahwa dia dikursi paling pojok dekat jendela.

"Lama nunggunya, Karina?"

"Nggak. Aku juga baru sampe. Papi mau pesen apa?" buku menu itu Karina serahkan kepada John.

"Papi pesennya nanti aja, Papi bener-bener baru aja selesai sarapan".

Karina tidak menggubris ucapan Papinya barusan. Karena menurutnya basa-basi bersama Papinya itu tidak terlalu penting. Keduanya sama-sama to the point.

Putrinya itu mengeluarkan sebuah iPad dan segera memberikan benda itu padanya.

"About our contract...." Anak perempuan yang sedang duduk dihadapannya ini terlihat ragu dan setengah hati untuk bisa bicara.

"Tenang aja, Papi jamin kamu bakal betah buat mimpin perusahaan kamu-"

"Perusahaan Papi" koreksi Karina

"Soon it will be yours."

Karina memutar bola matanya malas "Whatever. Pokoknya ini kontrak yang udah aku buat. Kerja di perusahaan Papi selama 6 bulan, nggak lebih. Kalo ada hal yang Papi pengen tambahin di kontrak, silahkan. Sengaja nggak aku print dulu biar Papi bisa rubah."

"No need to. Yang Papi butuhin itu kamu, nggak ada syarat khusus yg papi mau dari kamu." John langsung menanda tangani kontrak itu langsung dari iPadnya dan segera menjadikan file itu ke bentuk yang tidak bisa diubah lagi.

"here's your iPad"

Karina menerima Ipad itu dengan ragu, "So, we have a deal?"

John mengangguk sambil melipat kedua tangannya di dadanya "yup"

"Oke, kalo gitu Karina pamit dulu" Karina segera beranjak dari kursinya. Melihat putrinya yang langsung beranjak, John langsung menahan tangan Karina.

"Mau kemana?" tanya John datar

Karina mengernyitkan kedua alisnya "Mau pergi" jawabnya dingin.

"Kenapa langsung pergi?"

"You said you have your breakfast already. Nggak ada alasan buat Karina untuk menetap disini lama-lama. Kalo Papi masih pesen makanam, paling nggak ada alasan buat Karina untuk tetap tinggal lebih lama, buat menghormati tamu Karina, walaupun cuma formalitas etitude yang baik aja"

ErstharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang