Mendapat bantuan rekomendasi dari perusahaan sekelas Zelanya tentu akan sangat memudahkan Karina dan team untuk mendapatkan sponsor baru bukan? Terlebih Zelanya menolak memberikan sponsor pada team Karina karena Zelanya sudah terlanjur tekan kontrak dengan perusahaan lain, bukan karena mereka enggan memberikan bantuan kepada Karina. Kalau sudah dapat surat rekomendasi dari Zelanya bisa dibilang Karina dapet jalur belakang buat bisa dapet sponsor. Tapi masalahnya nggak semudah itu. JJS bukan perusahaan biasa, bukan perusahaan yang bisa karina hadapi, bukan perusahaan yang bisa Karina ajak negosiasi. Baru beberapa waktu lalu dia menolak untuk mengambil alih perusahaan itu, tapi sekarang Karina malah meminta kerjasama untuk sponsor? Wah, bahkan orang gila pun akan cukup waras buat tidak melakukan itu.
Karina mengalami perang batin yang cukup serius malam ini. Yang sebelumnya dia sudah tidak bisa tidur karena memikirkan jalan keluar untuk ini, kalau sekarang dia tambah tidak bisa tidur karena merasa bimbang untuk bisa menolak penawaran dari Zelanya. Untuk teamnya, ini adalah jalan keluar final yang bisa mereka dapat dengan mudah, tapi untuk Karina ini bahkan bukan sebuah pilihan. Apakah Karina egois jika dia tidak memberitahu teman-temannya tentang penawaran Zelanya ini? Teman-temannya tidak tahu apa masalah dan bagaimana kondisi yang sedang Karina hadapi saat ini. Kondisi sekarang terlalu memusingkan dan terasa seperti benang kusut yang tidak memiliki ujung untuk bisa ditarik.
Karina sudah 3 hari menyembunyikan hal ini dari teman-temannya. Karina masih menunggu siapa tahu beberapa perusahaan lainnya yang dia dan Anggi hubungi mau berbaik hati memberikan mereka sponsor. Namun ternyata penawaran yang mereka tawarkan tidak membuahkan hasil. Teamnya sudah mulai goyah dan ragu untuk melanjutkan acara ini. Melihat proses dan bagaimana teamnya bekerja, Karina jadi merasa bersalah terhadap mereka. Bagaimana pun event ini sudah Karina dan teamnya kerjakan kurang lebih selama satu tahun ini. Mulai dari mencari material bahan kain, desain baju, quality kontrol, dan step-step lainnya. Pasti akan ada kekecewaan yang sangat besar bukan kalau ternyata event ini gagal terealisasikan? Kerja keras mereka selama ini pada akhirnya tidak bisa mereka tunjukan kepada orang lain.
Setelah memepertimbangkannya matang-matang, akhirnya Karina memutuskan untuk memberi tahu teamnya tentang penawaran yang diberikan Zelanya. Karina lebih tidak bisa melihat kerja keras teamnya tidak terbayarkan dibandingkan dia yang harus mengesampingkan masalah pribadinya itu sebentar saja. Menurutnya, menebalkan muka di depan papinya akan lebih bisa dia toleransi dibanding melihat teamnya kecewa.
Dan disinilah Karina berada, di lobby JJS sedang menunggu gilirannya untuk bisa pergi dan naik ke atas menemui manajer JJS. Karina berdoa supaya kehadirannya di JJS hari ini tidak diketahui Papinya ataupun Om Yohan. Malah, Karina ingin berharap bahwa kerjasama ini tolong hanya sebatas diketahui oleh petinggi JJS saja, tidak usah sampai Papinya tahu. Sebenarnya kerjasama ini cukup Karina lakukan di email saja atas bantuan dari Zelanya, tapi menurutnya akan sangat tidak sopan baginya jika tidak bertemu langsung dengan pihak JJS walaupun itu sebatas saling menyapa dan memberikan surat fisik rekomendasi yang sudah ditandatangani Zelanya.
Ruangan ini besar dan mewah. Didominasi dengan warna hitam dengan beberapa aksen emas sebagai penghiasnya. Elegan dan mewah adalah kesan pertama yang bisa Karina dapat saat memasuki ruangan itu. Sofa yang besar berada di tengah ruangan ini-jelas sekali dipakai untuk rapat internal yang hanya membutuhkan sedikit orang.
"Sudah puas lihat-lihatnya, Karina?"
Lamunan Karina terbuyarkan. Suara itu.... suara yang sangat ingin ia hindari. Nggak heran kenapa ruangan ini sangat megah hanya untuk seseorang dengan posisi general manajer. Ternyata yang Karina temui hari ini bukanlah si general manajer, melainkan si pemilik langsung.
Karina menundukan badannya untuk menyapa laki-laki itu. "Nggak usah terlalu formal. Ini Papi kamu, bukan orang lain" Ucap John kepada Karina.
"Saya datang kesini bukan sebagai anak dari Jonathan Maheswara. Tapi sebagai mahasiswi yang mengajak JJS untuk bekerjasama dalam event saya." Karina terdengar dingin dan tegas. Bicaranya sangat lugas, bisa dilihat dari gaya bicaranya jika Karina memang anak yang tegas, tenang, dan mengintimidasi. Wajah tenangnya itu sangat dingin, membuat auranya semakin terasa kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ersthara
Fanfiction[ ft jeno & jaemin ] Do i look like i care to your explanation? But well- mau aku masih marah sama kamu atau nggak, itu bukan urusan kamu. For your information aja, aku nggak suka diganggu sama orang asing" "Orang asing? Sejak kapan aku jadi orang...