27| liontin Genta

317 59 24
                                    

Sebenarnya tidak saling bertemu antara Karina dan Genta selama 2 minggu sudah biasa mereka lakukan. Genta dan Karina sama-sama mengerti bahwa keduanya memang sangat sibuk, terlebih Genta. Mereka juga bukan tipe oramg yang harus selalu dikabari dan mengabari. Ya tapi terlepas itu semua mereka memang nggak ada hubungan apa-apasih. Otomatis aktivitas kabar-mengabari juga jarang dilakukan.

Hanya saja, Genta cenderung aktif bertanya apakah Karina sudah makan, pulang dengan apa, ada acara apa hari ini dan sebagainya. Memastikan perempuan itu selalu aman. Itu pun kalau Genta juga ada waktu senggang untuk sekedar bertanya. Tapi sesibuk-sibuknya Genta anak itu pasti akan berusaha meluangkan waktunya paling tidak untuk menanyai kabar Karina.

Sehabis nganter Karina ke tempat pelatihan Genta langsung pamit ke Om.Yohan, Om Tae, dan Tante Mami soalnya Genta ada janji sama orang lain.

Genta sama orang ini janjian di suatu resto yang punya private room buat meeting. Kenapa harus sampai sewa private room? Soalnya nanti yang akan mereka bahas cukup banyak dan berat. Genta diajak kerjasama bareng partnernya buat bantu bikin video iklan yang nantinya mau disiarin di tv nasional.

"Sorry, udah lama nunggunya, Genta?"

"Nggak kok, gue juga baru dateng. Duduk" ucap Genta ramah.

"Kita langsung masuk ke konsepnya aja ya?" Genta menjawabnya dengan anggukan.

Partnernya menjelaskan segala konsep yang sudah dibentuk bersama teamnya. Genta membantu menambah pendapatnya dari sudut pandang videografi. Meeting mereka selesai setelah 4 jam. Makanan juga sudah mulai terhidang di depan mereka. Segala bahasan tentang projek akan mereka tunda dulu sampai mereka selesai dengan makan siangnya.

"Lo udah lama kerja di perusahaan itu?"

"Lumayan. Mungkin sekitar satu setengah tahun? Oh iya, nanti biar aku yang bayar billnya aja ya? itung-itung traktiran makasih soalnya lo udah mau terima job yang super mepet ini" Ucapnya dengan senyum kecut.

"Nggak lah, jangan. Gue ambil job ini juga karena mau bantuin lo kok. Gue yang bayar ya."

"Genta, lo itu bisa dibilang tamu gue. Kan gue yang ngajak, jadi gue yang bayar"

"Nggak. Pokoknya gue nggak mau ya sampe ada sepeser uang yang keluar dari lo."

"Sekali ini aja ya?"

"Wellecia" Genta mulai merendahkan nada bicaranya.

"Okay-okay, you win"

Genta hanya membalasnya dengan senyumnya. Tanpa dia tahu, perempuan yang ada di seberangnya sedang menata hati dan pikirannya yang kacau karena panggilan yang Genta ucapkan tadi. Hampir tidak ada orang yang memanggilnya dengan nama depannya. Orang-orang biasanya cuma manggil dia 'Wella' instead 'Wellecia'.

Genta selalu punya cara untuk membuat orang-orang terpesona dengannya. Social butterfly yang disukai banyak orang. Apa yang diucapkannya selalu bisa membuat orang lain tertawa. Kalau jadi alat tulis pasti Genta tuh jadi pewarna deh. Soalnya dia bener-bener bisa buat hidup orang lain jadi nggak monoton. Kepribadiannya yang unik juga selalu bisa membuat orang-orang di sekitarnya nyaman, termasuk Wella.

Salahkah Wella kalau berharap lebih kepada Genta?

▪️▫️

Mentor-mentor disana sudah memperkenalkan dirinya masing-masing. Background mereka bermacam-macam. Ada  yang dari bisnis FnB, fashion, teknologi, hingga perusahaan jasa. Keempat mentor ini sudah memanggil nama-nama peserta yang akan menjadi mereka bantu. Dan setiap nama mereka dipanggil, harus segera ke depan menghampiri mentor. 

ErstharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang