5| awkward

811 113 3
                                    

Meja makan dipenuhi oleh berbagai macam makanan khas Jepang. Satu porsi chicken katsu kesukaan Karina dan semangkuk yakiniku beserta ebi furai kesukaan Mami. Karina nggak bisa makan udang, berbanding terbalik sama Mami yang makanan favoritnya adalah udang. Sebenernya, ada beberapa hal antara Mami dan Karina yang sangat bertolak belakang, contohnya, Mami paling nggak bisa sarapan, sedangkan Karina harus wajib sarapan. Kalau nggak, Karina paling benci kalau rambutnya harus diwarnain segala macem warna yang bisa ngerusak rambutnya, sedangkan Mami bisa dibilang setiap warna sudah dicoba di rambutnya. Tapi perbedaan ini nggak pernah jadi masalah sih untuk Mami dan Karina. Di tengah keheningan makan malam, Karina menyadari ada seseuatu yang nggak biasa di Mami. Mami terlihat— nggak tenang.

"You know you can share it with me, Mami"

Irene agak terkejut, Karena daritadi selama makan pikirannya emang udah jalan kemana-mana "Ya?"

"Your thought, you can share it with me kalo itu ngebebanin Mami"

"Ah itu, nggak kok Mami nggak papa" ucap Mami dengan senyum hangatnya

Buat Karina itu bukan jawaban yang pengen dia denger. Dia tau Mami lagi mikirin sesuatu yang nggal biasa. Soalnya Karina udah lama nggak lihat mami se-nggak fokus ini.

"Mami"

"It's okay, sweetheart"

"Mami, you can lie to everyone in this earth, but me. Lagian, Karina tau masalah yang Mami pikiran sekarang pasti bukan hal yang biasa. Mami udah lama nggak terlihat sekacau ini"

Irene cuma bisa menghela nafasnya. Anak perempuannya ini terlampau peka. Bahkan, kadang ada beberapa hal yang lebih baik dia nggak tau, tapi karena kepekaannya, Karina sering menyakiti dirinya sendiri.

"Your Papi—"

"Papi?" tanya Karina bingung

"Mm-hm"

"What about it" muka Karina udah jadi serius cuma karena denger nama itu
"Kamu inget Om Yohan kan?"

"The man with the sweetest smile— of course, i know. And how do i forget him— we both close"

"Dan kamu pasti tau juga kan Karina kalo Om Yohan itu orang kepercayaannya Papi"

"Iya, bahkan setelah kalian pisah rasanya kayak aku dan Om Yohan itu kakak-adek yang harus pisah karena hak asuh orang tua kita yang beda"

"Yah well, yang kamu omongin nggak salah sih—"

"—Om Yohan... Beberapa hari yang lalu dia nemuin Mami di kantor"

"Kok Mami nggak bilang ke aku kalo Om Yohan di Indonesia?" walau Karina anaknya memang anggun dan tidak petakilan seperti Genta, tapi pada saat tertentu Karina juga memiliki sifat manja seperti anak kecil.

"Dengerin Mami dulu, Mami belum selesai cerita. Lagian, om kamu itu juga besoknya langsung flight paling pagi ke Chicago lagi."

"Oke terus"

"Dia bilang kalau dalam waktu dekat Papi kamu akan menemui Mami, kayaknya mau ngomongin hal penting"

Mendengar hal itu Karina cuma bisa tersenyum miring "Cih, mau apalagi dia sekarang?" sarkas Karina.

"Karina, kamu nggak boleh gitu. He's your father after all"

"Coba Mami sebutin, peran seorang ayah apa yang pernah dia lakuin ke aku"

"Karina—"

"Dia memang orang yang buat aku lahir ke dunia, aku berterima kasih untuk itu— but he's not my father. Semua laki-laki bisa punya anak Mami, tapi nggak semua laki-laki bisa jadi ayah. Butuh keberanian yang besar buat mengambil tanggung jawab yang satu itu"

ErstharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang