8| short escape

517 86 8
                                    

Pintu ruangan yang terbuat dari kaca itu diketuk oleh seseorang. Dia bingung, bahkan managernya nggak ngomong apa-apa kalau dia akan punya tamu hari ini. Dan anehnya, kenapa tamu ini bisa masuk sampai depan ruangannya? tanpa lebih lama lagi perempuan ini akhirnya membuka kan pintu itu. Setelah melihat siapa yang ada tepat di depan dirinya, ia cuma bisa mematung.

"Hallo, Meyv, long time no see"

"John? kamu ngapain kesini"

"Visiting my daughter?"

"Your daughter?"

"Iyalah, Karina. Siapa lagi?— Kalian berdua kenapa sih kok jadi lambat gini"

"Maksud kamu?"

"Tadi pagi Karina juga bingung, saya telfon dia. Saya bilang ini papinya dan bisa-bisanya dia tanya Papi siapa. Emang dia punya berapa papi sampai bingung begitu" ucap John malas sambil memutarkan bola matanya

Irene masih diam mencerna semua omongan John tanpa membalasnya

"Tadi pagi saya ketemu Karina"

"buat apa?" Tanya Irene dingin

"Emang kenapa kalau saya mau ketemu anak sendiri? Nggak boleh, Meyvia?"

"Wow, that's just... unexpected"

"What?"

"Hearing that word from your mouth— calling Karina as your daughter. Ada mau apa kamu tiba-tiba dateng ke Indonesia dan secara tiba-tiba banget mengakui Karina sebagai anak kamu?"

"Meyv—"

"Nggak usah bertele-tele John. Aku hafal kelakuan kamu. Kamu bukan tipe orang yang mau membuang waktu dan tenaga kamu jauh-jauh dari Chicago ke Indonesia cuma buat menyapa Karina— go ahead, apapun alasannya"

John hanya bisa menghela napas berat. Bahkan sekarang ia masih berdiri di depan pintu ruangan Irene. Mau tidak mau, karena Irene sudah memaksa ia harus mengatakan maksud dirinya datang menemui Karina.

"Saya minta Karina untuk jadi penerus dan pemimpin JJS, buat bisa ngurus JJS secara langsung— dari Indonesia. Saya udah nggak bisa mantau dan mimpin JJS kalau dari Chicago. Kamu juga tau kalau saya nggak bisa bolak-balik Indonesia-Chicago, it's too tiring. Tapi tenang aja, saya nggak akan nempatin dia langsung di posisi tertinggi kok— nggak sampai dia benar-benar paham tengang bisnis.

Alis Irene terangkat satu, menunjukan sebuah keheranan yang terlihat jelas dari ekspresinya. Ia melipatkam tangannya di depan dada.

"Gimana? Aku masih nggak paham" tanya Irene pada John

"I asked her—"

"—to be JJS CEO"

Irene hanya mengembangkan seringai dinginnya. Giginya terlihat akibat senyum yang mengembang itu— tapi percayalah itu  nggak terlihat bagus. Itu lebih seperti— mengerikan? senyumnya nggak membawa kehangatan sama sekali. Senyum yang meremehkan lawan bicaranya

"Kamu? jauh-jauh kesini setelah 10 tahun— atau 11? nggak komunikasi sama Karina, and suddenly you came just for ask her to be your CEO? Wah Jonathan, you are really something"

John hanya bisa diam karena kebingungan. Apa yang diomongin oleh Irene sama sekali terdengar ambigu. Apa yang sedang Irene maksud? John sama sekali nggak mengerti

"Udah? kamu cuma ngomong itu aja ke Karina?" tanya Irene

"Emang seharusnya saya bicara apa lagi...?"

Wajah Irene berubah menjadi serius dan dingin. Tatapannya tajam menuju mata John.

"You're not even ask about her day. How has she been about all this time. You left her for 10 years John. And finally now you're here, reach her first. Can you imagine how was her feeling? how happy she was when finally her dad contacted her. And turns out, her dad contacted her just for another business. Making her as a tools— again, to reach his purpose" ucap Irene sambil menunjuk-nunjuk dada John sambil mendorongnya dengan jari telunjuknya.

ErstharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang