[ ft jeno & jaemin ]
Do i look like i care to your explanation? But well- mau aku masih marah sama kamu atau nggak, itu bukan urusan kamu. For your information aja, aku nggak suka diganggu sama orang asing"
"Orang asing? Sejak kapan aku jadi orang...
Pagi-pagi Karina sudah siap dengan jas almamaternya beserta segala peralatan tempurnya di dalam tas, yang mana isinya terdiri dari meteran, gunting, sample kain, dan ipadnya— untuk menyimpan desain baju yang udah Karina buat, seperti mahasiswa fashion design normal lainnya. Matahari sudah silau tapi belum panas, artinya sekarang sudah jam 8 pagi. Karina langsung turun dari kamarnya dan segera menuju meja makan.
"Morning mami"
"Loh? kamu udah siap?"
"Udah mami, pagi ini Karina ada janji sama pihak kampus buat bahas kontrak event yang diadain sama team aku buat pameran 3 bulan lagi" jawab Karina sambil mengunyah roti bakar yang sudah disiapin mami.
"Kamu yakin mau ngadain event itu...? secara kamu tau betul siapa saingan kamu kalo ngadain acara itu. Terlebih, kalian ngadain event itu di bulan yang sama" khawatir mami.
"Mami, there's no way buat aku untuk mundurin acara ini. Lagian karina percaya diri kok buat bersaing sama mereka. Toh yang mengadakan acara ini Karina duluan dibanding mereka." Jawab karina tegas dan percaya diri.
Semua orang tau Karina adalah anak yang percaya diri dan ambisius. Karina tumbuh diantara keluarga sukses yang memiliki kemampuan untuk meralisasikan mimpinya menjadi nyata. Tentu, Karina juga tau pengorbanan apa juga yang sudah diberikan keluarga besarnya untuk mencapai kesuksesan itu, salah satunya.... dengan merelakan anak perempuan mereka satu-satunya, mami karina untuk menikah dengan si brengsek dan membiarkan mami menderita.
Mungkin, rasa dendam yang dimiliki Karina kepada keluarga besarnya, yang sudah berlaku seenaknya kepada mami telah membawa Karina menjadi perempuan yang tangguh dan tidak gampang menyerah. Karina akan melakukan segalanya supaya mami bisa bahagia. Bahkan, terkadang Karina suka menyesali keberadaannya yang harus lahir menjadi anak perempuan dan menjadi sebab kehancuran mami.
"—tapi Mami mohon, kalo dia berani menyentuh kamu atau menganggu kamu, Mami nggak segan-segan untuk turun tangan. Jangan pernah kamu berpikir bahwa kamu bisa menghancurkan dia seorang diri Karina, nggak sekarang."
"Mami, i'm not gonna do anything to her,—" karina tersenyum sarkastik
"—And, no wonder aku dapat keberanian diri dan karakter dingin ini dari siapa. You look so intimidating right now, Mam. And i like it. it seems like no one's gonna hurt you"
"I am Karina, no one is gonna hurt me, sweetheart" Ucap mami lembut kepada Karina.
Karina rasa, Irene terlalu pintar dalam menyembunyikan perasaannya, dan, yah— walaupun semua orang segan sama Mami karena power dan pengaruh yang Mami miliki, mereka tetap nggak tau cerita pahit apa yang Mami miliki.
"Kalo gitu, Karina pamit, dan Mami—" Karina mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru dan segera memberikan itu ke Mami "—Buat Mami, Karina tau Mami ngincer itu kan? Tenang aja, itu pake uang Karina kok, bukan hasil minta dari Om Tae hahaha. Kalo gitu udah ya Karina telat nih. Bye Mami" tanpa menunggu jawaban dari Mami, Karina langsung lari keluar rumah karena mendengar suara deruman motor laki-laki.
"Genta!"
"Oy wangi bener ni bocah, mau ketemu siape sih lu"
"Mau ketemu siapa pun aku selalu wangi kalo kamu lupa" ucap Karina sambil memberikan tatapan sengit kepada Genta.
Dengan begitu Karina langsung naik ke atas motor Genta dan tidak lupa melingkarkan tangannya di pinggang laki-laki itu— seperti yang selalu Genta katakan saat karina hendak menebeng dengannya. Pernah suatu ketika Genta dan Karina terlibat pertengkaran besar saat keduanya sedang berjalan-jalan keliling kota dengan motor Genta. Niat hati Karina melepas stress dan suntuknya dengan berjalan-jalan sambil menikmati udara malam, sialnya dia malah terlibat cek-cok dengan Genta. Karina tidak ingat betul apa yang menjadi penyebab keduanya bertengkar, tapi yang Karina ingat, semarah-marahnya Genta pada Karina malam itu, ia tetap tidak membiarkan karina tidak berpegangan pada dirinya saat menaiki motor itu.
Mengingat kejadian itu, Karina hanya bisa tersenyum dan bersyukur, karena masih ada lelaki yang bisa ia jadikan pegangan saat papinya sendiri tidak mau melakukan itu untuk dirinya.
"Oy! Ngape lu senyum-senyum begitu!" Ucap Genta sambil sedikit berteriak agar suaranya terdengar jelas oleh Karina yang duduk dibelakang motornya.
"APA? AKU NGGAK DENGER" Balas Karina tak kalah kencang
"NGAPAIN LU SENYUM-SENYUM BEGITU!! TAR KESAMBET GUE YANG REPOT"
"HAH? KESERIMPET? NGGAK KOK HARI INI AKU PAKE CELANA JADI NGGAK BAKAL KESERIMPET"
"HAH?"
"HAH?"
Akhirnya keduanya sepakat untuk tidak saling bicara sama perjalanan menuju kampus, demi menghindari keributan di jalan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ootd Genenta Pradipati pas jemput Karina
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.