24| keras kepala

311 58 2
                                        

Intensitas pertemuan Papi dan Karina tentunya semakin sering. Kedua anak-ayah itu sama-sama sering dipertemukan dalam suatu rapat internal ataupun rapat-rapat lainnya. Kemampuan Karina dalam menguasai materi dan manajemen JJS tentunya sangat bagus. Karina dari dulu memang pengamat yang baik. Dia juga sangat cepat dalam menguasai hal baru. Semua orang tau kalau Karina termasuk orang yang berani ambil keputusan sekaligus resikonya. Naluri Karina termasuk bagus, meskipun sebenernya feeling sama perasaan bisnis itu biasanya juga akan lebih tepat kalo didukung sama pengalaman yang ada. Jadi bisa ngukur antara resiko sama keuntungan yang di dapet sesuai pengalaman yang ada.

Sayangnya, walaupun dia dan Papi terbilang sering bertemu dan berdiskusi tengang perusahaan, hubungan keduanya tidak kunjung membaik. Mereka cuma seperti atasan dan bawahan yang hanya bicara sebatas hubungan kerja. Sejak pertemuan mereka di rumah sakit saat Jeno alergi, mereka tidak pernah lagi berbicara secara personal membahas hal-hal di luar perusahaan. Jurang pemisah antara mereka berdua terlihat nyata.

Karina sebenernya juga nggak tau apakah dia sama Papinya ini terlibat perang dingin atau gimana, tapi setau dia, ya mereka berdua sama-sama tidak nyaman berada di dekat satu sama lain. Terlebih, fakta tentang Papinya yang memang tidak peduli sama dia, dan Mami tentunya membuat respect Karina terhadap laki-laki ini juga berkurang.

Pagi ini Karina dipanggil sama Papinya untuk menghadap di ruangannya. Kata Papi, Karina akan dia ikutkan di event semacam pelatihan untuk beberapa CEO muda yang sedang mengembangkan bisnis start upnya. Pelatihannya berlangsung selama 2 minggu sih, tapi dia jelas harus menginap dan di karantina selama event dilangsungkan. Awalnya Karina menolak, apalagi saat dia disarankan untuk mewakilkan JJS. Jelas Karina akan menolaknya dengan keras. JJS sudah punya nama besar. Seharusnya bukan jadi peserta yang dilatih, tapi jadi mentor yang melatih. Kalau peserta yang lain tau Karina dari JJS pasti mereka akan punya ekspektasi tersendiri terhadap kinerjanya dan Karina tidak suka itu. Dia tidak suka memenuhi ekspektasi orang-orang dan dia juga tidak suka kalau orang-orang berekspektasi tentang dia. Cuma, ekspektasi orang lain nggak bisa dia kontrol kan? yang bisa dia kontrol cuma dirinya dan tentunya jangan coba-coba ikut pelatihan bisnis semacam itu dengan membawa nama perusahaan Papinya itu. Dijamin, dia bakal di teror saat itu juga.

"Aku nggak mau"

"Papi nggak minta persetujuan kamu, Papi nyuruh kamu."

"Karina nggak mau"

"Papi lagi nggak bicara sama kamu sebagai Papi kamu, tapi sebagai atasan kamu"

"Sebagai atasan ataupun Papi aku, juga nggak ada bedanya" ucap Karina dingin.

"Jangan sampe Papi ngomong ini sampe dua kali ya, Karina."

Jujur aja, Karina sebenernya takut buat ngelawan Papi. Karena sebenernya aura yang papi pancarkan benar-benar menakutkan. Papi sangat berwibawa, tapi wibawanya itu lah yang membuat orang lain menjadi kurang nyaman dan sungkan.

"Fine. Tapi aku nggak mau membawa nama JJS disana. Karina akan dateng sebagai CEO Aruna, bisnis Karina sendiri" tutur Karina final kepada Papinya.

"Nggak bisa, Karina"

"Pake pilihan itu atau nggak sama sekali" Karina benar-benar terdengar dingin. Dia tidak goyah pada pilihannya.

Papi tertawa kecil, membuat Karina menjadi bingung sendiri.

Papi tertawa kecil, membuat Karina menjadi bingung sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ErstharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang