Apa yang dikatakan Irene tentang temannya sepertinya memang benar. Semenjak dirawat oleh dokter itu, Jonathan benar-benar menunjukan progres yang baik terhadap kesehatannya. Bahkan, akhir-akhir ini--dengar-dengar, John sudah bisa kembali bekerja di JJS. Setidaknya sudah 6 bulan pria itu menjalani rawat jalan. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sepertinya baru kemarin Karina dipaksa menjadi CEO magang di JJS. Dengan kontrak 6 bulan, atau lebih? Karina sudah memimpin JJS dengan baik. Catat, baik disini bukan baik sempurna karena dia tidak melakukan kesalahan, bukan. Baik yang dimaksud adalah karina berhasil melalui masa kepemimpinannya terhadap JJS walaupu banyak sekali masalah dan kesalahan yang dia temui. Lontaran amarah dan makian yang diberikan oleh Papinya pun tidak hanya sekali dua kali. Bahkan, Karina juga pernah kena semprot oleh Yohan karena dia terus melakukan kesalahan. Berbanggalah Yohan—dan seharusnya Jo juga, karena Karina benar-benar berkembang pesat dalam mengelola suatu perusahaan. Berawal dari hanya mahasiswi semester 5 yang menguasai design, sekarag kemampunnya bertambah menjadi seorang business woman.
Kejadian amukan terakhir yang dia dapat adalah saat Jo sudah mulai kembali bekerja di JJS. Saat itu, Karina melakukan sebuah kesalahan yang cukup fatal. Walaupun masalah itu berhasil dia atasi, Papinya yang mengetahui cukup marah kepada Karina. Ada bentakan yang masih Karina ingat sampai sekarang. Dari semua amarah yang pernah Papinya berikan, sepertinya yang satu itu adalah yang paling menyakiti Karina. Kejadian itu diawali dengan Karina yang hampir menekan kontrak dengan proyek yang ditawarkan oleh perusahaan Opanya—ayah dari papinya sendiri. Terlebih, di kontrak itu ada sedikit ketidak jelasan struktur dan sumber pendanaannya. Karina tidak melihat itu sebagai hal yang aneh, karena menurut dia, sepertinya hal seperti itu biasa dilakukan di dunia bisnis, apalagi ini perusahaan opanya sendiri. Saat Papi membaca kontraknya, kilatan amarah jelas terlihat saat itu. Dia membanting kertas kontrak dan proposal itu. Kertas berhamburan dimana-dimana. Tiba-tiba terdengar gebrakan meja yang cukup keras. Karina jelas kaget, seumur hidupnya, dia tidak dibesarkan dengan gebrakan tangan maupun bentakan.
"KAMU INI NGGAK BISA KERJA APA GIMANA KARINA?" bentak Jo di depan wajahnya. Telinga papinya bahkan memerah karena emosinya. Bisa Karina lihat bahwa papiya itu mengapalkan tangannya untuk menahan sedikit dari rasa amarahnya. "BISA-BISANYA KAMU MAU TEKEN KONTRAK SAMA PERUSAHAAN OPA KAMU ITU!"
Tidak ada kalimat yang bisa Karina lontarkan. Sepertinya pemandangan sepasang sepatu bewarna hitam miliknya adalah satu-satunya pemandangan yang bisa Karina lihat. "Bertahun-tahun Papi bangun perusahaan ini sendiri demi bisa keluar dari lingkaran setan yang dibuat opa kamu dan seenaknya kamu mau teken kontrak sama dia, kamu gila, Karina?! Apa yang ada di otak kamu itu, hah?!" Lagi-lagi Karina tersentak karena bentakan papinya. Jangankan menjawab pertanyan ayahnya itu, penatapnya saja dia tidak ada nyali.
"JAWAB!"
Dengan ketakutan yang luar biasa Karina mencoba menjawab, menahan air mata yang sebentar lagi akan pecah. "...Karina kira semua nggak ada masalah kalau tekan kontrak sama Opa, bahkan dari komisaris pun nggak ada yang keberatan sama keputusan ini....." jawab Karina ketakutan.
"JELAS MEREKA NGGAK NOLAK KARENA MEREKA JUGA KOMISARIS CR GROUP! PERUSAHAAN OPA KAMU! LAGIAN KAMU HARUSNYA TAU DISINI SUMBER PENDANAANNYA NGGAK JELAS!"
"Karina—Karina minta maaf. Karina bener-bener nggak tau...." Dalam lubuk hatinya yang terdalam, selain masalah pendanaan dalam kontrak, ada kejanggalan yang Karina tidak tahu. Mengapa Papinya itu begitu marah. Ada masalah apa dengan opanya itu? Segitu bencinya kah Papi dengan Opa? Entahlah, dia hanya bisa menerka-nerka.
Papinya menarik nafas dalam. Merebahkan dirinya di kursi kerjanya. Tangannya bergerak memijit pangkal hidungnya untuk mengurangi pening yang dirasakan. "Opa kamu itu gila. Sekali kamu teken kontrak sama mereka, habis JJS nggak akan tersisa. Papi bisa yakin kalau kamu beneran tanda tangan, detik itu juga Papi bakal ditendang dari kursi CEO. Papi bakal dibuang dari perusahaan Papi sendiri. My own dynasti." Jelasnya pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ersthara
Fanfiction[ ft jeno & jaemin ] Do i look like i care to your explanation? But well- mau aku masih marah sama kamu atau nggak, itu bukan urusan kamu. For your information aja, aku nggak suka diganggu sama orang asing" "Orang asing? Sejak kapan aku jadi orang...