Terhitung sudah hampir memasuki satu bulan Jevano ada di Indonesia—nemenin Yesha. Seperti yang Jeno bilang ke Irene, kalau dia ke Indonesia buat dateng ke event temennya. Iya, temennya itu Yesha. Jevano sengaja sih dateng ke Indonesia tiga bulan lebih awal, hitung-hitung bantuin Yesha buat mempersiapkan eventnya.
"Kamu jadi beneran anter aku ke toko kain Jev?"
"Iya dong, kenapa harus nggak?"
"Sebenernya aku nggak papa kalo berangkat sendiri Jev"
"No, aku anter. Nanti kamu pasti belanjanya berat deh—tapi omong-omong, eventnya kan tinggal sebentar lagi, kok baju kamu belum masuk produksi sih?" Jevano mengambil kunci mobilnya dan beranjak dari sofa rumah Yesha.
"Aku disana kan emang sengaja ngeluarin koleksi baju yang nggak banyak. Aku cuma ngerjain 3 baju aja. Menurut penjahitnya juga tiga bulan udah lebih dari cukup." Ucap Yesha ceria
Jevano cuma bisa mangut-mangut aja denger penjelasan Yesha. Soalnya jujur aja Jevano bener-bener nggak tau tentang dunia fashion dan jahit-menjahit.
"Yaudah yuk berangkat? kamu udah semua kan?"
"Udah kok" ucap Yesha.
Mereka berdua akhirnya segera hunting kain yang dibutuhkan Yesha untuk pamerannya nanti. Penasaran kan kenapa Yesha sama Karina sama-sama ada event pameran fashion? Iya, karena keduanya sama-sama berkecimpung di dunia fashion—di jurusan dan kampus yang sama. Jangan ditanya apa mereka bakal kolab atau nggak, karena jawabannya tentu saja nggak. Karina sama Yesha terlibat perang dingin sejak saat itu. Karina tau Jevano pergi ninggalin dia dan beralih ke Yesha sebelum laki-laki itu kembali ke Australia.
Baik Yesha dan Karina sama-sama menunjukan rasa nggak sukanya ke satu sama lain. Bisa dibilang, acara pameran fashion mereka bakal jadi ajang unjuk gigi buat mereka—cuma bedanya acaranya Karina bisa dibilang lebih besar dibanding acaranya Yesha. Karena acaranya Karina bisa dibilang diadakan khusus untuk pameran fashion item yang Karina desain bersama teamnya sendiri. Berbeda sama Yesha, event Yesha lebih ke kolaborasi antara beberapa mahasiswa fashion di jurusannya.
"You look very nice in blue, Yesha. It suits you very well" puji Jeno atas outfit yang sedang Yesha kenakan.
Yesha tentu tersipu malu "Thanks Jev"
"Kamu lagi nggak keliatan baik, what's wrong with this pretty woman?"
"Kalau acara ini selesai, kamu harus balik ke Aussie lagi ya?"
"Kenapa? takut kangen?" goda Jeno dengan senyumnya
"Nggak gitu...." cicit Yesha.
Jeno menggenggam tangan Yesha dengan tangan kirinya "Aku usahain bakal lebih sering pulang ke Jakarta. Nanti kalau cabang resto aku yang disana udah beres, aku bakal balik lagi kok ke Jakarta" Jeno kembali ngusap-usap tangan Yesha.
Tentu saja banyak sekali pertanyaan yang ingin Yesha sampaikan kepada Jevano. Laki-laki ini unik dan aneh. Apa yang dia rasa sudah menjadi miliknya, maka akan dia jaga mati-matian. Tapi Yesha tau, bagaimana jika laki-laki ini memiliki dua hati yang berbeda....? siapa yang akan Jeno jaga lebih dan siapa yang akan Jeno utamakan? Tapi, ada hal yang lebih Yesha ingin tau—langsung dari mulutnya Jevano sendiri—yaitu
"Kita ini apa, Jevano?"
▪️▫️▪️▫️
Perkara Genta yang ngerasa dikhianatin sama Karina apalagi tentang cowok misterius itu, Genta jadi mulai merhatiin Karina di kampus secara lebih intens. Genta tuh bener-bener penasaran siapa sih cowok itu. Bisa-bisanya Genta nggak tau—dan kok ada cowok yang berani deketin Karina. Soalnya, kebanyakan anak kampus nih taunya kalo Karina tuh pasti kemana-kemana sama Genta. Terlebih ada gossip yang menyebar kalo mereka pacaran. Kalo anak lama sih pasti bakal sadar diri dan enggan buat deketin Karina apalagi sampe ngajak makan siang—berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ersthara
Fanfikce[ ft jeno & jaemin ] Do i look like i care to your explanation? But well- mau aku masih marah sama kamu atau nggak, itu bukan urusan kamu. For your information aja, aku nggak suka diganggu sama orang asing" "Orang asing? Sejak kapan aku jadi orang...