49| emerald

192 37 27
                                    

a/n: halo. setelah sekian lama nggak muncul, ini adalah 2 chapter terakhir dari kisah Ersthara. author sangat menyarankan untuk bisa membaca part 47 dan 48 lagi untuk mengingat sambungan cerita sebelumnya agar bisa tersambung dengan detail cerita dari part ini. terimakasih sudah menunggu, happy reading.

----

He will be happy, he said

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

He will be happy, he said. With, or without her.

Sepertinya Genta benar-benar memegang ucapan terakhirnya pada Karina di chat mereka kala itu. Dia terlihat bahagia. Senyumnya merekah bak ditarik sepasang tali tambang nan kokoh. Matanya memancarkan binarnya lagi. Jas abu-abu dengan kaus putih di dalamnya terlihat begitu menarik. Karina tidak ingat, seberapa sering Genta menolak untuk bisa memakai setelan jas bahkan hanya untuk beberapa acara formal. Jiwa bebasnya menolak.

"Harus banget ya pake kayak ginian? Aku nggak suka..."

Rengekan itu mengiang-mengiang jelas pada ingatan Karina. Hari ini, Genta berdiri di depan meja kerjanya. Bersama dengan sepasang sepatu pantofel hitam yang berkilau. Pakaian formal perusahaan looks good on him. Semenjak pertemuan terakhirnya dengan Karina beberapa bulan lalu, Genta sepertinya benar-benar meninggalkan kehidupannya pada dunia perfilmannya dan sepertinya jadi lebih banyak berada dibalik meja kerjanya bersama beberapa tumpukan dokumen yang menunggunya. Setidaknya itu apa yang Karina dengar dari Yohan. He gave up on his dream to continue hers. Sebuah plot twist yang menggemparkan seisi kantor Aruna; Karina menghilang dan Genta menjadi salah satu pemegang saham terbesar Aruna.

Saat itu Karina memang menghilang. Menyembunyikan dirinya dibalik kata duka setelah kepergian sang ayah. Menelantarkan apa yang selama ini telah dia perjuangkan. Karina menelantarkan Aruna, sedangkan Genta menyelamatkannya. Karina kira, rencana Genta untuk mengambil alih Aruna hanyalah sebuah ancaman agar Karina keluar dari persembunyiannya, kembali bangkit dalam menjalankan kehidupannya. Namun ternyata tidak, he's a man with his word. Genta berhasil memanggil Karina keluar, dan dia menyerahkan mimpinya untuk menjadi salah sutradara terkenal. Genta menyerahkan jiwanya yang bebas. Genta menyerahkan emosi yang biasa dia tuangkan pada karya filmnya.

Karina tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Genta. But he had blown everyone mind.

Sekarang entah apa yang sedang ditertawakan Genta sampai-sampai dia terlihat begitu... hidup. Karina jadi sungkan untuk bisa mengetuk ruangan kerja yang ditutup oleh kaca di pintunya. Karina takut untuk menghancurkan suasana bahagia yang sedang Genta rasakan bersama seorang wanita di depannya. Padahal, tidak seorang pun tahu bahwa mengumpulkan keberanian untuk bisa berkunjung dan bertatap muka dengan Genta, Karina harus bertengkar dengan dirinya sendiri. Sebagian dari dirinya ingin menghindar mati-matian dari hadapan Genta, namun sebagiannya lagi menamparnya untuk sadar bahwa tujuan Karina datang adalah untuk membahas rencana kerjasama antara Aruna dan JJS.

Betul, keputusan besar akhirnya Karina ambil. Karina menyerahkan jabatan CEO Aruna kepada sekretarisnya, sekaligus temannya yang membantu mendirikan Aruna. Dia hanya bisa memercayai mimpinya pada Anggi yang paham betul usaha berdarah-darah seperti apa yang telah Karina lakukan untuk bisa mendirikan Aruna. Sebagai gantinya, Karina akan menjalankan JJS seperti apa yang sudah diwariskan oleh Papi.

ErstharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang