【The past: 04】

374 31 73
                                    


Eye Luvi⤴

Selamat membaca^^

Kelahiran

____.____

Di sebuah rumah ada Luvi dan Historia yang sedang asik mengobrol akan jadi apa anak-anak nya kelak... apakah akan menjadi calon jenius atau lainnya. Gimana mau jadi jenius kalo emak nya sengklek:')

“Hisu... kenapa mukak mu pucat dari tadi? Kau baik-baik saja? Atau harus ku panggilkan Farmer-kun?”

Tanya Luvi menatap khawatir ke Historia yang sudah sedari tadi menyentuh perutnya yang emang terasa nyeri atau lebih dari itu.

“Tak usah—AKHH!!!” Teriak Historia menyentuh perutnya yang terasa benar-benar mules.

Sementara Luvi yang udah panik langsung membawa Historia ke kamar dan memanggil suaminya Historia...

“Ada apa??!” tanya si Farmer-kun sontak saja si pria terkejut saat melihat Historia sudah sangat kesakitan dan langsung pergi memanggil bidan:')

“Historia... kau kuat! Kau pasti bisa...” ucap Luvi menenangkan Historia yang sudah menangis. Luvi jadi khawatir kalau dia akan lahiran juga...

Hiks... Vi-san, aku takut... hiks!!” tangis Historia saat bidan sudah datang tahap kontraksi pun sudah di mulai.

Suasana kamar yang tadinya sunyi jadi dipenuhi teriakan dan tangisan Historia yang tengah berjuang melahirkan sang buah hati.

Bahkan Farmer-kun sudah berdoa sementara Luvi menahan tangis sambil menggenggam tangan Historia yang sudah dia anggap sebagai sahabat sesama bumil:)

Nyuutt...
DEG!

Tiba-tiba saja Luvi merasakan hal aneh di bagian bawah perutnya sudah terasa menggelitar bahkan Luvi sudah jatuh terduduk menyentuh perutnya sambil menahan tangis juga sakit.

Si bidan dan Farmer-kun kaget melihatnya sementara Historia masih berjuang melahirkan anaknya. Luvi yang paham hal itu langsung mencoba untuk bangkit dan berjalan ke arah pintu.

“Vi-san... Anda ingin pergi kemana?” tanya Farmer-kun saat melihat Luvi akan pergi sambil jalan tertatih-tatih menahan sakit sekuat tenaga nya.

Luvi menoleh sambil senyum tipis seakan-akan mengatakan 'aku baik-baik saja...' lalu pergi begitu saja. Meninggalkan rumah tersebut...

Saat berjalan pun dia tak sadar kalau ada cairan bercampur darah yang sudah mengalir melewati kakinya. Wajahnya sudah pucat berjalan masuk ke rumah tempat tinggal mereka berdua sementara.

...

Agrrrhh!! Sa-kit... hiks, apa bentar lagi bakal lahiran yak? Tapi kan mana mungkin?”

Lirih nya menghapus air mata, lalu berjalan ke arah kasur merebahkan diri harap-harap rasa sakit itu menghilang, tapi bukannya hilang malah makin menjadi:')

Hiks...Hiks, dedek kenapa sih? Hiks, sakit tau... dedek mau keluar? Hiks, kayaknya belum saatnya dek... hiks... ITTAI!!!!” Teriak Luvi meremas seprai kasur.

Dalam hati dia terus berdoa semoga bayi yang ia kandung tidak kenapa-napa. Soalnya kalo sampai keguguran...
GAK! Jangan sampai!!!

Lama-kelamaan kontraksi tersebut malah makin lama rasa sakitnya. Perlahan-lahan Luvi menghirup udara lalu dihembuskan lagi terus di ulang-ulang.

Beberapa jam kemudian...
Ia merasakan seperti ada dorongan rasa sakit yang tadinya sudah mulai mereda terasa lagi walaupun tak terlalu sakit.

Fuuuuhhh... Fuuhhh... hiks, E-Eren...

𝐒𝐞𝐚 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang