(Generasi muda)

130 16 5
                                    

Cerpen 2
Gaje!

Di malam hari keluarga kecil itu tengah menceritakan kisah lama dari Pulau Paradis tak jauh-jauh dari ketiga tembok raksasa yang sudah sangat lama melindungi manusia di Paradis dari serangan para Titan bugil tak berakhlak walaupun pada akhirnya para titan bisa menerobos masuk akibat keperawanan dinding itu sudah di jebol //Plak!🗿

Lalu cerita berlanjut ke tiga divisi pasukan militer di pulau Paradis, yaitu Polisi Militer, Survey Corps dan Garrison.

Nampak kedua mata Eilaria berbinar-binar saat mendengar cerita tentang pasukan militer Survey Corps. Excited Eila sama persis seperti Eren bocah di saat melihat kedatangan pasukan tersebut dari ekspedisi luar dinding.

Eren yang melihat semangat dari putrinya malah jadi tersentak ia pikir Eila akan membenci atau tak menyukai pasukan itu karena seperti yang orang lain katakan dulu, Survey Corps adalah pasukan bunuh diri.

“Papa!! Pasti seru kalau pasukan itu masih ada! Eila ingin lihat Secara langsung!!” seru Eila begitu bersemangat benar-benar sama seperti Eren versi bocah.

Luvi yang mendengar ada kata 'seru' di ucapan putrinya hanya bisa menghela nafas sambil menepuk-nepuk lembut kepala Eila.

(“Haah~ Entah kenapa gue malah keinget scene Himawari adik nya Boruto, yang bilang kalau, 'menjadi Shinobi sangat menyenangkan' ;-; kagak tau aja dia zaman dulu shinobi itu menampung banyak sekali mayad sama halnya seperti Survey corps!”)

Batinnya panjang lebar sambil tersenyum miris mengingat kembali para korban-korban yang sudah banyak berjatuhan di kedua anime kesayangan.

Ya sepertinya pemikiran Luvi sama seperti Eren, parahnya lagi Eren benar-benar mengingat jelas seperti apa kematian-kematian mereka, karena dia sendiri pernah campur tangan dalam masalah itu.

“Eren, seperti nya benar para generasi muda sekarang hanya mengetahui sisi positif nya saja bukan sisi negatif dark nya:')” bisik Luvi entah apa maksudnya ada yang ngerti? Eren hanya mengangguk.

“Ya tak apa, namanya juga Eila masih belum mengerti Survey Corps itu seperti apa:)” balas Eren sambil ikut berbisik juga.

Jikalau Eren langsung jelaskan, sejelas-jelasnya dia kagak mau kalau Putri Kecil nya langsung kena mental di usia dini. Ya kalaupun itu harus di ceritakan pastinya dia akan menceritakan nya walaupun sedikit di rekayasa.

“Ya, asal Eila tau ayah juga mantan pasukan Survey Corps:)” Eila tambah berbinar-binar saat mendengar nya sementara Eldric yang dari tadi diam menyimak seketika jadi tertarik walaupun dia sudah tau sedikit.

Eren terdiam memikirkan mulai dari mana dia bercerita? Mana mungkin kan, mulai dari ibunya yang dimakan oleh Dina a.k.a Titan Pepsodent. Atau di saat dia memakan ayahnya? g.y.g🗿

“Saat itu ayahmu baru menginjak remaja dia suka emosian, suara nya juga agak cempreng kalo teriak:v dan imoet!” celetuk Luvi kedua anak nya menahan tawa sementara Eren hanya menatap datar istrinya itu.

“Dia sangat energik dan tak gampang putus asa di saat yang lain hanya pasrah-pasrah saja dengan apa yang sudah terjadi! Dia tidak seperti itu, tapi ada kalanya sih dia hampir putus asa di saat gagal dalam mencoba menggunakan alat Manuver Gear pertama kali:D” jelas Luvi sambil tersenyum kedua anak nya makin tertarik.

Kalo Eren dia ikutan duduk di samping anak-anak nya mendengar cerita tentang dirinya sendiri dari mulut Luvi. Sementara si ibu seketika salting dan gagal fokus saat Eren terus menatap nya sedari tadi.

“Lalu?” tanya Eren sambil menatap wajah Luvi tanpa berkedip.

“D-Dahlah! Gak ingat:')”
Luvi langsung ngicir pergi ke dapur meninggalkan ketiga Human yang sudah bersemangat ingin mendengar sambungan cerita jadi mendesah kecewa.

Eren hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Luvi yang terlihat lucu lalu menatap kedua anak-anak nya yang terlihat cemberut.

“Ibu kalian sejak dulu tak pernah berubah:) dia memiliki daya tarik tersendiri, lumayan baik tapi di satu sisi dia bisa jadi sangat menyeramkan walaupun kelakuannya tak jauh dari kata aneh. Dia nampak begitu tertutup dan juga, manis...” Cerita Eren sambil senyum-senyum tipis membayangkan kelakuan random yang pernah Luvi perlihatkan waktu dulu apalagi saat melihat Luvi tertawa ngakak.

Eila dan Eldric saling bertatapan saat melihat ayahnya itu dari tadi senyum-senyum mulu saat menceritakan tentang ibu mereka. Sementara orang yang di ceritakan tengah asik makan sambal rujak buah di dapur.

(“Dahlah, bucin nya kumat🗿”) batin Eldric menatap ayahnya itu sambil geleng-geleng kepala.

“Wah! Apa hanya Mama yang papa suka?” tanya Eila membuat Eren tersentak dia jadi mengingat Mikasa. Apa dia bilang aja kalau waktu dulu dia menyukai dua gadis? Ora!

“I-itu, sebenarnya ada juga selain ibumu. Dia semasa kecil selalu bersama ayah dia juga ikut masuk ke pasukan pengintai atau Survey Corps. Dia kuat sama seperti ibumu namun dia selalu saja memperlakukan ayah seperti anak kecil yang sangat mudah terluka.” Cerita Eren lagi sambil senyum sendu Eldric hanya menatap aneh Ayah nya itu

“Lalu? Kalau ayah menyukai nya dan memiliki perasaan terhadap dirinya kenapa ayah tidak memilih dia saja? Kenapa harus ibu?”

Tanya Eldirc dengan tenang walaupun dia sudah kesel, dia tak ingin ibu nya sakit hati hanya karena orang yang ayahnya sukai dulu. *Padahal sejak dulu Luvi keliatan biasa-biasa tuh, pas dia tau kalau Eren tertarik dengan dirinya, Luvi beneran syok.

“Ya, Ayah yang egois bukan salah keduanya. Dulu bahkan ayah sempat bingung dan bimbang dengan perasaan aneh ini, ingin memiliki keduanya hanya untuk diri sendiri? Tapi pada akhirnya ayah harus merelakan salah satu nya, maaf...” *sorry EreMika🙏

“Apakah ayah mencintai ibu? Atau hanya menjadikan ibu sebagai pelampiasan mu??”

Tanya Eldric dengan tatapan dingin sambil mengepalkan erat telapak tangannya. Dari tadi Eila diam tak mengerti sementara Luvi terpejam meminum secangkir teh tak mempedulikan hawa yang terasa berbeda.

“Aku tidak pernah berpikir seperti itu.” Eren berucap sambil menatap wajah cantik istrinya yang lagi asik minum teh.

“Awas saja kalau kau ternyata hanya menjadikan ibuku sebagai pelampiasan aku tidak akan segan-segan untuk memukul wajah mu, Eren Yeager!”

*Pletak!!
Eren langsung menjitak kening anak sulungnya itu dengan mata melotot tajam membuat Eldric meringis kecil.

“Kenapa kau begitu tidak sopan Hah? Memanggil ku hanya dengan nama tidak ada embel-embel ayah nya?!” kesal Eren.

“Ya aku kesal padamu ayah! Lagipula kau'kan bukan orang yang gila hormat?” celetuk El sambil mengusap keningnya

“Iya kau benar, hanya saja perbaiki sedikit tentang kesopanan mu itu! Daripada kau nanti nalah kena hukum lagi oleh ibumu...”

Eren berucap sambil mengingat saat itu Eldric tak sengaja masuk ke rumah dengan bagian bawah sepatu yang kotor akibat tanah berlumpur dan mengotori lantai rumah berakhir El di hukum oleh si emak yang masih punya sedikit jiwa-jiwa clean freak.

Hukuman nya ya di suruh bersihin rumah sampai benar-benar bersih.g:') ketahuilah rumah mereka terlihat sederhana namun dalamnya lumayan luas. Seketika Eldric terdiam sambil melirik kecil ke arah Emak nya yang masih duduk santuy.


“Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama:')”



<Cerpen 2 End>

Yok semangat!! Bersihin sampai kinclong✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yok semangat!! Bersihin sampai kinclong✨

𝐒𝐞𝐚 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang