【Just a dream?!!】

118 14 9
                                    

Selamat membaca cerita gaje ini🙏
Sekuel dari book I'm Ackerman.

••••

Di sebuah ruangan nampak peralatan medis di sekitaran seorang perempuan muda yang terbaring di kasur Rumah Sakit(?) Jari-jemarinya mulai bergerak kedua mata yang sudah lama tertutup akhirnya perlahan-lahan terbuka.

“Akh... a-aku ada dimana?”
Gumam nya dengan suara lemah karena merasa seluruh tubuh sakit dan terasa kaku. Ia memperhatikan ke sekitaran nampak tak asing dan juga cat berwarna putih polos membuat keningnya berkerut bingung.

“Ini di rumah sakit?”

Ia terdiam sedetik kemudian ia terlonjak kaget baru mengingat sesuatu yaitu ia sudah memiliki suami dan anak-anaknya.
Tapi anehnya di sini hawa nya terasa berbeda.

“Apa ini semua nyata? Aku kembali lagi ke dimensi dunia Real Life?? Lalu bagaimana dengan keluarga ku yang di sana? Apakah hanya mimpi? Lalu kenapa terasa nyata?”

“Eren, Eldric, Eila dan bayiku? Apakah di dimensi itu aku sudah benar-benar meninggal setelah melahirkan? Hiks...”

Akhirnya gadis(Luvi) yang terlihat pucat itu menangis. Ia menangis sambil mencubit pipinya tentu saja terasa sakit menandakan bahwa ini bukanlah sekedar mimpi belaka.

“Aku senang sih bisa kembali ke dunia nyata ini, tapi aku tak tega meninggalkan mereka! Hiks, aku ingin memeluk mereka untuk yang terakhir kalinya!! Aku mohon!!!” Tangis Luvi merasa sangat kehilangan ia merasa kalau roh atau jiwa nya benar-benar pernah ke dimensi yang berbeda itu.

Hiks, mana mungkin kan? Hal itu hanya sekedar lucid dream!? Tapi kenapa saat aku terluka di sana terasa benar-benar sakit!”

Tiba-tiba Luvi melihat sosok wanita dengan sayap hitam dan juga rambut hitam panjang. Dialah Blangel (Black Angel) yang sudah sangat lama tidak menampakkan dirinya, Blangel hanya bisa menatap sendu sosok Luvi.

“Blangel? K-kau pasti yang sudah mengirim ku ke dimensi ini kan? Bukankah sebenarnya aku sudah meninggal bersamaan dengan si Zovanjing?!” Tanya Luvi menatap tajam sosok Blangel.

“Maaf, memori saat dirimu meninggal itu hanyalah ingatan palsu yang aku buat. Dia bilang kau hanya memiliki 4 nyawa. Pertama di saat kau menyelamatkan Sasha, kedua di saat kau mati karena kapak, yang ketiga setelah kau melahirkan dua bayi kembar mu itu lalu keempat di saat kau berusaha melindungi Levi...” *Tapi gk tau jugak sih🗿//Plak!

“Ya, itulah batas nya. Sekuat apapun dirimu kau akan tetap bertemu pada kematian di dimensi anime itu. Dan kembali ke dunia kenyataan. Tapi kau masih bisa melihat mereka keluarga mu yang berbeda univers:)” Jelas Blangel sambil memeluk tubuh rapuh Luvi nampak kedua bahu itu bergetar menangis dalam diam.

“T-tapi aku masih ingin menyentuh mereka! A-ku ingin memeluk mereka!! Kenapa! Kenapa sesulit ini hah?!!” tangis Luvi hati nya merasa kecewa walaupun dia lega masih bisa melihat mereka keluarga yang sangat ia sayangi. *Menghalu boleh berlebihan jangan🗿🙏

“Kau harus kuat tegarkan dirimu, dedikasikan hati mu! Mungkin suatu saat kau bisa kembali memeluk mereka:')” ucap Blangel sambil tersenyum memberikan semangat dan mencoba menenangkan sosok Luvi.

“Aku juga Bingung dirimu yang ada di sana tidak kelihatan seperti meninggal malah terlihat seperti sedang tertidur. Atau koma?”

“Kalau ada apa-apa panggil saja aku atau saat kau ingin melihat mereka secara langsung aku bisa mengirim roh mu ke sana ya walaupun kau harus jadi transparan:'D”

“Jangan heran kenapa aku hanya mengirim sebentar roh mu ke sana. Karena raga mu di dunia sana masih dalam masa pemulihan, karena memang tenaga nya tidak sekuat dulu:)” Akhirnya Blangel pergi meninggalkan Luvi sendirian dengan wajah tak berdosa nya.

“Anjir! Nanti jadi hantu beneran dong gue🗿” Luvi terdiam memperhatikan kondisi di ruangan rawat inap nya, terlihat sepi. Ia mulai berpikir apakah si Zovanjing masih hidup di dimensi ini?!

“Semoga aja enggak! Amit-amit gue ketemu dia lagi!” gerutu nya sambil merebahkan diri.

Sedetik kemudian pintu kamar rumah sakit itu terbuka menampakkan sosok wanita dewasa yang menatap terkejut saat melihat putrinya sudah membuka mata.

“Luvi!!! Syukurlah!! Hiks, Mama kira Mama gak bisa melihat Vivi bangun!!” wanita itu langsung memeluk anaknya sementara Luvi kaget tiba-tiba aja di peluk erat kayak boneka:')

“ugh ohok! Emak! Se—sak!!”
Wanita dewasa itu melepaskan pelukannya dan menangkup pipi putrinya dengan tatapan rindu tak lupa kedua mata indah itu masih berkaca-kaca.

Luvi terdiam memperhatikan wajah ibunya di dunia RL ini, dia baru sadar kalau wajah Mama Liana lumayan mirip dengan Mama Kuchel. Atau hanya sebuah kebetulan?

“Mama?”
“Iya nak? Oh iya Mama lupa belum panggil dokter untuk memeriksa mu!” Mama Liana ingin beranjak pergi tapi di berhentikan oleh Luvi dengan tatapan kosong.

“Gak usah ma, Luvi udah berasa mendingan kok:) aku rindu sama mama rasanya sudah bertahun-tahun gak ketemu Mama:')”

Mama Liana terdiam memperhatikan kondisi putrinya yang nampak murung. Ia mengusap-usap lembut kepala anaknya, lalu dikejutkan oleh Luvi yang menangis.

“Mama... aku rindu mereka! Hiks, hiks, a-aku mau peluk mereka, hiks tapi gak bisa! Hiks!” tangis nya sembari memeluk ibunya yang nampak sedikit kebingungan tentang 'mereka' yang putrinya katakan.

“Tidak apa-apa nak, ada Mama di sini...”
Ucap Mama Liana mencoba untuk menenangkan anaknya yang tengah menangis. Perlahan-lahan tangisan itu mereda Luvi mulai menutup mata karena lelah menangis sedari tadi.

(“Eren...”) Batinnya seakan-akan bisa ber-telepati di suatu tempat atau dimensi lain seorang pria dewasa terkejut dalam tidurnya.

“Luvi...” Pria itu beranjak pergi menuju tempat atau kamar khusus untuk istrinya dan membuka pintu dengan senyuman juga mata yang nampak berbinar-binar.

Tapi, itu semua langsung lenyap saat melihat wanita yang sangat ia rindukan masih betah memejamkan mata. Ia berjalan menatap sedih juga merasa bersalah. Andaikan saja saat itu dia lebih mementingkan kesehatan istrinya pasti sekarang Luvi sudah sangat bahagia membesarkan di dua kembar.

“Kapan? Kapan kau mau membuka mata mu?? Kau masih marah padaku ya? Kenapa marahan nya sangat lama? Ini sudah lebih dari satu tahun, sayang...”

“Asal kau tau, anak-anak kita tumbuh dengan lumayan baik, tapi mereka nampak hampa tidak ada sosok ibu seperti dirimu. Kalau si kembar mereka tumbuh jadi anak yang begitu periang walaupun salah satunya terlihat sangat pendiam. Aku tau kok mereka sangat merindukan mu...”

“Kalau Eldric, seperti nya Bocah itu tidak ada niatan untuk mencari pasangan ya? Dia juga sering diam-diam pergi menjenguk dirimu, dan samar-samar aku mendengar dia menangis? Se'dewasa apapun dirinya dia tetap saja bersikap manja pada dirimu Ya?”

“Kapan kau akan bangun, kapan kau akan mengomeli ku? Rasanya suram. Ya, seperti nya kau benar. Ibu itu bagaikan Surya yang menyinari dunia.”

Aishiteruyo...
Eren mencium bibir Luvi dengan lembut lalu berbaring di samping istrinya memeluk tubuh mungil istrinya tak begitu erat.

TBC
Thanks udah baca🙏

悪魔の巨人
Akuma no Kyojin
(Raksasa iblis)

Death”

“Death”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐒𝐞𝐚 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang