𝐒𝐞𝐚 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲

(Sarung tinju Eila:v)

©Artbreeder | Eilaria Yeager⤴
“Ya, Allah. Cantik bet anak gueಥ‿ಥ” -Luvi

ᴄᴇʀᴘᴇɴ - ғʟᴀꜱʜʙᴀᴄᴋ
Maaf kalau gaje, ooc dan cringe:)

....

Seorang balita yang baru bisa merangkak tengah asik sendiri tak lupa sambil mengigit kecil tangan mungilnya, biasalah kelakuan balita yang suka gigit-gigit padahal gigi belom tumbuh baru aja nongol di gusi:v

“Nyammm, nggammmm...”
Lihatlah kek gak ada makanan laen:')
Ya sih, kan dia masih harus minum ASI.

“Astaga dragon, ni Bocil berantakan bet! Hey, itu tangan jangan di masukin ke mulut terus! Banyak kuman Eila!”

Akhirnya si emak datang sedikit ngomel lalu melepaskan tangan anaknya dari mulut sambil membersihkan tangan mungil Eila.

“Ngaaaaa!!!!”
Si balita berteriak marah tak ingin di ganggu. Tapi, Luvi tak peduli dengan cepat ia langsung memasang sarung tangan mungil tepat di kedua tangan sang anak.

“Hiks, huwaaaa!! Nyaam-nyaam!”
Tangis Eila balita karena tak bisa lagi memasukkan tangan atau jari-jari kecil kedalam mulutnya.

“Hylyh:v air mata buaya kagak ada tuh keluar air di matamu! Masih kecil udah pintar sandiwara!” cibir sang emak mengendong anaknya untuk keluar dari rumah lalu berjalan menuju sang ayah yang lagi duduk di taman dekat pohon.

•

Raut wajah si balita terlihat begitu masam ia masih marah pada ibunya! Tapi, itu tak jadi saat perut mungil tengah berdemo minta di beri makanan alias ᴀꜱɪ.

“Maamm~ maaammm!~” rengek Eila kepada Luvi, sambil menarik-narik kecil baju di bagian dada sang ibu.

“Apaan? Mau minum susu?”
Luvi pun membuka kancing bajunya dan membiarkan sang anak untuk minum susu, kedua mata bulat berair itu nampak berbinar-binar cerah. “Nyomm...”

Sementara Eren yang lagi duduk terkekeh melihat kelakuan putrinya itu. Sangat pintar mencari perhatian pada ibunya. Tapi, terhenti saat Eila tiba-tiba saja mengigit kecil dengan gusinya di bagian nipple sontak saja Luvi menjerit kesakitan.

“Bocil! Elu mau balas dendam nih ceritanya? Maen gigit-gigit aja! Giliran gue yang gigit auto nangis kejer lu!” cerocos nya menatap sebal berhenti menyusui sang anak tapi Eila tetap memaksa untuk tidak berhenti meminum susu ibunya.

“Luvi, jangan bicara begitu mungkin saja gigi nya tumbuh karena itu dia merasa gatal di bagian gusi,” Eren berucap sambil menyentuh pipi gembul sang anak.

* Namun umumnya pertumbuhan gigi pada bayi muncul pada usia 6-9 bulan. Sebagian bayi cepat mengalami pertumbuhan gigi, misalnya sejak usia 3-4 bulan. Tetapi ada juga yg lama baru gigi terlihat, misalnya baru pada usia di atas 1 tahun. (Sumber: mbah Google)

Luvi mengangguk dan menatap wajah Eila balita yang nampak ingin menangis karena merasa takut saat melihat raut wajah ibunya yang sedang kesal tadi.

“Ululuu~ gak kok sayang mama gak marah sama Eila yang cantik nan gemoy...” Ayolah, mana mungkin Luvi bisa tahan saat melihat mata bulat itu berkaca-kaca dan mengeluarkan air mata, sangat gemes!:3🗿

Balita itu beranjak turun dari pangkuan Luvi lalu merangkak mendekati sang ayah yang lagi duduk di samping. Sesampainya ia menyentuh lutut kaki Eren yang lagi duduk bersila.

“Ada apa hmm? Mau mengadu?”
Balita itu terdiam sambil memandang wajah ayahnya lalu menoleh menatap ibunya yang terlihat biasa-biasa saja.

“Ngguumm...” Eila mengangguk kecil sambil mencoba menaiki pangkuan Eren namun terlihat begitu kesusahan.

“Dasar Bocil, elu pikir gue apain elu tadi hah? Udah mending di kasih susu daripada tidak...” gerutu Luvi saat menatap Eila balita tengah berusaha untuk berada di pangkuan Eren, akhirnya berhasil.

“Ohh, begitu... ibumu jahat ya? Uhumm, iya...”

Eren berucap seakan-akan mengerti bahasa bayi lantaran dari tadi Eila terus mengoceh sampai air liur nya keluar dari mulut. Maklumlah namanya juga balita😂

“Ohhh! Ya udah Mama gak akan mau kasih Eila susu lagi, hump!” sentak Luvi berlagak marah melipat kedua tangan di dada lalu menatap ke arah lain sambil nahan tawa, saat melirik raut wajah Eila yang tadinya berseri-seri berubah muram.

“Mmuumm! Nyaammm!!! Hiks, nyaam! Huwaa!!”

Pada akhirnya bayi itu turun dari pangkuan Eren dan merangkak cepat menuju Luvi bahkan tubuh bulat nya hampir tergoleng jatuh beruntung ada tangan sang ayah yang menjaga.

(“Njir, nih Bocil gercep bet kalo masalah minum susu_-”) batin Luvi sweatdrop.

Tapi ide jahil muncul di Kepala Eren untuk menghalangi Eila yang akan datang ke Luvi dengan cara mengendong anaknya tinggi-tinggi, setelah itu ia pun rebahan di rerumputan meletakkan tubuh mungil Eila di atas dadanya.

Eila balita pun menoleh dan natap polos ke arah sang ibu tapi nihil:') emak nya udah kabor karena baru ingat dia lagi masak aer:)g.y🗿

Si balita langsung menatap wajah sang ayah kesal karena sudah membuat ibunya pergi. Eren yang kagak tau apa-apa hanya menatap anaknya heran padahal tadi Eila tengah tertawa-tawa saat di bawa gendong tinggi. Tapi kok sekarang jadi kesel:')

“Eila mau gendong lagi?? Ya sud—”

*Kplokk!!
Ucapan sang ayah terhenti saat merasakan tangan mungil mendarat tepat di depan wajahnya. Tidak hanya sekali tapi berkali-kali, Eila meng-gaplok wajah tamvan nya dengan kedua tangan berbalut sarung tinju:')

“Aduh, aduhhhh...” rintih sang ayah pura-pura kesakitan akhirnya Eila berhenti nampak raut wajah puas dari balita itu karena berhasil melampiaskan rasa kesal.

Padahal Eren tidak merasakan apapun dari kedua tangan mungil berbalut sarung tinju itu. Alias gaplok'kan khas bayi sama sekali gak mempan untuk Eren:')

“Xixixix... pahpah eyek!!”
*Jlep:') //ereh pundung.g.y🗿

----

(ｔｂｃ)
ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ
ꜱᴇᴇ ʏᴏᴜ - ʙʏᴇ:) ᴛʜᴀɴᴋ ʏᴏᴜ (∩_∩)