【History of Paradis: 02】

115 16 15
                                    


Kalo cerita di book ini jelek, gaje, terlalu drama, cringe bilang aja supaya saia tau😄. Selamat membaca^^

•••

Di dekat pohon ketiga remaja dan satu pemuda dewasa yang berasal dari masdep itu tengah berargumen kenapa mereka berempat bisa pergi ke masa lalu di mana era Titan masih ada.

Di masa lalu ini juga mereka jadi lumayan dekat dengan para tokoh-tokoh pahlawan Paradis salah satunya ialah Eren dkk.

"Kakak, apa kita memang harus sembunyiin identitas asli kita?" tanya Eila menatap wajah kakak nya yang dari tadi selalu menampilkan raut serius.

"Iya kita akan tetap menyembunyikan identitas kita. Kalau kita mengatakan secara gamblang maka kita akan di serang dengan berbagai macam pertanyaan. Apa Eila akan sangat sanggup menceritakan semuanya?" jelas Eldric sambil menulis sesuatu di sebuah buku si adik hanya bisa menggeleng pelan.

"Kak Renna dan kak Baren. Apa nanti kita bakalan ikut dengan mereka buat ngelakuin tugas sebagai prajurit umat manusia di dalam tembok Paradis?" tanya Eila lagi.

Kedua remaja beda gender itu saling bertatapan lalu mengangguk karena keempatnya sudah menjadi anggota pasukan pengintai dan Squad yang di ketuai oleh Luvi.

"Yang pasti jangan sampai identitas kita terbongkar, kita akan sama-sama ikut berpartisipasi berjuang bersama mereka walaupun hanya memberikan sedikit bantuan juga tenaga, sekaligus ini adalah kesempatan untuk mengetahui seperti apa sejarah yang sebenarnya!"

Eldric menjelaskan secara singkat tapi lumayan rinci, maklum otak nya punya kapasitas yang lumayan besar. Ketiga nya menyimak sambil manggut-manggut.

"Tapi, di sini Eila senang karena ada Mama di masa lalu! Walaupun begitu Eila tetap rindu sama mama di sana..." celetuk Eila sambil menunduk.

Eldric tersenyum tipis menepuk kepala adiknya dengan lembut. "Pastinya apa yang kita ubah nanti akan ikut berpengaruh di masa mendatang..."

Time Skip

"Sebenarnya dari mana kalian berasal? Bagaimana bisa kalian tiba-tiba sudah ada di tengah kami pada saat itu? Pakaian kalian juga nampak berbeda?" tanya Komandan Erwin menatap serius keempat bocah remaja di hadapannya.

Eldric menatap biasa-biasa saja beda dari yang lain ia juga bisa menjawab dengan tenang. Kalo Eila dengan santai nya ia duduk karena kaki nya cape berdiri mulu.

"Tch, dasar bocah tak sopan! Siapa yang menyuruh mu duduk Hah?" tegur Levi menatap tajam sosok Eila yang duduk di kursi yang tak jauh dari dirinya.

"ha? Oji-san bicara padaku?" Eila menoleh menatap wajah datar Levi dengan wajah polos.

"Aku bukan Paman mu! Selain tak sopan kau ternyata sangat gamblang berbicara padahal kau belum mengenal siapa aku."

"Oji-san kok sensi'an? Lagi pms ya? Kan Eila cuman duduk karena cape. Masa ia harus duduk di lantai? Ya udah aku duduk di lantai aja..."

Celetuk Eila dengan mukak kesel langsung duduk di lantai sementara Eldric hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya itu.

("Kenapa sifat bocah ini lumayan mirip dengan Luvi? Atau hanya perasaan ku saja ya?") batin Levi menahan kesal saat melihat Eila duduk santuy di lantai.

"Eila, ayo kita pergi jangan ngambek begitu..." Eila mengangguk sambil berdiri dibantu oleh sang kakak, Eldric sudah menjelaskan tentang diri mereka walau ada beberapa yang di buat-buat.

Tapi sebelum pergi Eila sempat mengejek si kapten Cebol itu. Levi BeLike: "Bocah durhaka🗿"

"Tch! Bocah itu!!" geram Levi sementara Hanji tengah bengek saat melihat seperti apa raut wajah Eila yang baru saja mengejek si manusia terkuat itu.

𝐒𝐞𝐚 𝐨𝐟 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang