Beberapa hari ini manda terus saja memikirkan tentang cika dan arya. Cika tidak bisa dihubungi sejak ia pergi dari lokasi syuting dan hari ini sudah terhitung dua hari cika tak bekerja.
Rico pun sebagai manager manda dengan cepat menggantikan cika lebih dulu dengan yang lainnya karena manda sangat butuh seorang assisten yang membantunya di lokasi syuting.
"Dek." Rico, pria bertubuh besar itu memang tengah berkunjung ke lokasi syuting karena ada beberapa hal juga yang ingin di bicarakan dengan manda.
"Eh pi, sini duduk." Ajak manda menggeser tubuhnya agar bisa memberi celah untuk rico di sofa panjang dikamarnya.
"Kenapa lo dek kok pucet? Sakit?" Tanya rico melihat kondisi manda yang memang begitu lemah dan pucat.
"Sedikit kecapean kayaknya pi." Jawab manda memijat kepalanya.
"Gw panggilin dokter ya, gimana?" Tawar rico lagi. Ia tidak akan membiarkan manda sakit, karena banyak sekali pekerjaan manda yang akan terbengkalai jika wanita itu sakit.
"Ga usah pi, mumpung scane gw dikit hari ini mau tidur aja." Jawab manda lagi.
"Ya udah kalau gitu lo tidur aja dek, nanti aja kita bahas kerjaan.. Gw suruh ichan jagain lo disini ya."
Rico sudah berdiri, ia segera mencari ichan assisten manda pengganti cika dan meminta ichan untuk menemani manda.
"Jagain manda ya chaan." Pesan rico yang sudah bersiap untuk pergi.
"Iya pi siap." Jawab ichan dengan nada kemayunya.
"Istirahat dek, gw balik dulu ya." Pamit rico mengelus puncak kepala manda.
Setelah manda mengangguk, rico meninggalkan manda dan juga ichan. Wanita itu meraih ponselnya lagi dan berusaha menghubungi cika yang masih saja belum bisa dihubungi.
"Lo kemana sih ci? Dan urusan apa lo sama arya. Apa lo masih bisa jaga rahasia tentang hubungan gw dan al? Kalo arya tau gimana ya?"
Manda terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Bukannya ia tidak percaya pada cika namun manda hanya merasa insecure saja. Apalagi wanita itu benar-benar berubah belakangan ini.
Sedang di tempat lain, di sebuah rumah sederhana rupanya cika tengah mengurusi seorang pria yang tak lain adalah ayahnya.
Ya, rohmat ayah cika tidak lah meninggal. Namun semua itu hanyalah akal-akalan dari...
"Bagaimana keadaan bapak?" Tanya arya yang baru saja masuk bersama rendi kerumah yang dibeli arya untuk menyembunyikan rohmat sementara waktu.
"Pak bos," Sapa cika menganggukkan kepalanya.
"Sa-sa-ya sudah membaik pak." Jawab pria tua itu dengan suara lemahnya.
Cika mengelap mulut sang ayah yang sedikit belepotan karna makananya. Pria tua itu duduk di atas kursi roda karena memang kakinya mengalami patah tulang akibat kecelakaan beberapa hari lalu.
"Silahkan duduk pak bos, pak rendi." Ujar cika mempersilahkan kedua nya untuk duduk.
"Makasih mba." Jawab rendi dengan ramahnya.
Cika meletakkan sejenak piring berisi makanan sang ayah, ia berjalan cepat menuju dapur dan membuatkan minuman untuk arya dan juga rendi.
"Apa pak john percaya saya sudah meninggal pak?" Tanya rohmat ayah cika dengan pelan.
Tak lama cika kembali keruang tamu dengan membawa dua gelas kopi untuk arya dan juga rendi.
"Silahkan pak bos, pak rendi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love (END)
Fanfiction"Tak perlu sebuah alasan untuk jatuh cinta." Arya saloka adiwijaya Amanda lugue Start : 02 Feb 22 End : 21 Sep 22