Manda segera menyelesaikan pekerjaan memasaknya. Setelah makanan telah dimasak dan dihidangkan kini manda membawa makanan tersebut ke kamarnya. Mengingat kondisi kaki arya manda berpikir akan lebih baik jika suaminya itu beristirahat saja di kamarnya.
Saat berada di depan kamar manda sedikit heran karena pintu kamar nya sedikit terbuka sedang manda sangat yakin ia telah menutupnya dengan rapat tadi.
Manda yang sudah bersiap masuk terpaksa menghentikan langkahnya ketika mendengar suara arya dan rendi yang tengah mengobrol.
"Mas, apa tidak sebaiknya mas arya dengarkan saja permintaan mba manda..saya juga takut mas arya.."
"Jika saya bisa maka saya akan lakukan ren." Potong arya dengan cepat.
"Tapi apa kamu tau ren? Saya hanya ingin melihat orang yang berada di balik pembunuhan ibu saya. Saya ingin melihat apa dia hidup bahagia setelah melenyapakan nyawa seseorang? Apa dia tidak pernah berpikir bagaimama suami dan anak dari wanita yang ia bunuh?atau apa ia pernah berpikir bagaimana mental anak 5 tahun yang harus melihat ibunya di tembak? Apa dia memikirkan bagaimana anak itu tumbuh tanpa kasih sayang? Anak itu hidup dalam ketakutan dan hidup dalam bayang-bayang masa lalunya yang kelam? Apa mereka semua tau itu semua ren? Tidak...! Karna saya yang merasakan itu semua, bukan mereka..!"
Arya berujar dengan suara yang bergetar.
"Capek saya ren.." keluh arya lagi dengan suara paraunya..
Rendi tertegun, ia melihat bagaimana seorang arya kembali menitikan air matanya. Dan rendi tau bahwa ia telah salah berbicara pada arya.
"Maafkan saya mas."ucap rendi penuh sesal.
"Saya tanya pada kamu ren, apa kamu bisa memaafkan ibumu yang telah menyiksa kamu selama ini?" Tanya arya balik.
Tak ada jawaban, karna memang rendi sendiri tak bisa memaafkan sang ibu yang sejak kecil menyiksa tubuh dan mentalnya.
"Mungkin kamu tidak akan balas dendam padanya karena bagaimanapun dia adalah ibu kamu..tapi apa kamu pernah berusaha menemuinya? Tidak kan ren? Karna apa? Karna kamu juga memiliki dendam disana untuknya." Jelas arya sekali lagi sambil menekan dada rendi dengan jari telunjuknya.
Ya, benar. Apa yang dikatakan arya begitu benar. Memang sejak arya dan adiwijaya mengangkatnya menjadi bagian keluarganya rendi sama sekali tak pernah mengingat sang ibu atau bahkan ingin bertemu dengannya.
Bahkan rendi telah lupa dari mana ia berasal. Bukan bermaksud melupakan asal usulnya namun rendi ingin melupakan masa masa yang sangat menyakitkan untuknya.
Manda terdiam, ia tau arya juga pasti terluka ketika manda meminta hal tersebut dari arya. Pria yang sudah merasakan kejamnya dunia sejak ia kecil.
"Maaf mas." Pinta rendi sekali lagi.
"Lupakan ren, oh ya tolong siapkan tiket besok saya akan ke jogja. Saya ingin berziarah ke makam mamah..besok adalah ulang tahunnya." Ujar arya yang tak akan pernah melupakan hari besar itu. Hari kelahiran sang ibu.
"Baik mas, apa perlu saya siapkan untuk mba manda?" Tanya rendi berusaha memastikan.
"Saya akan tanya manda dulu, saya tidak mau menganggu waktu kerjanya."
"Baik lah mas. Kalau begitu saya ijin kembali ke kamar saya mas."
"Silahkan ren."
Rendi beranjak dari tempatnya dan meninggalkan arya seorang diri. Dan saat keluar rendi mendapati manda yang rupanya masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Selamat pagi mba manda." Sapa rendi menganggukkan kepalanya dengan sopan.
"Pagi juga pak rendi. Oh ya kalau mau sarapan langsung ke dapur aja ya, saya sudah siapkan juga."ujar manda yang juga memasakkan makanan untuk rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love (END)
Fanfiction"Tak perlu sebuah alasan untuk jatuh cinta." Arya saloka adiwijaya Amanda lugue Start : 02 Feb 22 End : 21 Sep 22