Rupanya di meja makan bukan hanya ada glenca dan kedua kakaknya, disana ada juga sosok chika yang masih menemani glenca dan juga sosok sisca yang entah sejak kapan telah kembali ke indonesia.
"Ka arya, bagaimana kabarnya?"
Selalu sisca akan lebih dulu menanyakan keadaan arya ketika mereka bertemu. Arya tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.
"Saya baik-baik saja kok sis, kamu kapan pulang?" Tanya arya kemudian.
"Baru tadi ka, aku langsung kesini." Jawab sisca pelan sebari melirik ke arah glenca yang sudah hampir 1 jam berada di ruang makan.
"Ayo dong dek dimakan." Suruh seorang pria yang arya yakini adalah salah satu kakak glenca.
"Aku ga laper ka." Jawab glenca menggelengkan kepalanya. Ia menyeka air matanya yang terus saja mengalir dari kemarin.
Arya menghela nafasnya, ia tidak bisa melihat kondisi glenca seperti ini. Ia melangkah pelan menuju tempat glenca. Ia menyentuh bahu glenca yang langsung mendongkakkan kepalanya menatap arya.
"Makan ya glen, saya ga mau kamu sampai sa-"
"Kaa arya.."
Dengan suara bergetar menahan tangisannya glenca memeluk pinggang arya. Ia melingkarkan tangannya di pinggang pria tersebut serta menyandarkan kepalanya di perut arya.
"Maafin semua kesalahan papah ya ka." Ujar glenca kemudian. Arya terhenyak, seharusnya glenca tidak perlu meminta maaf. Walaupun arya membenci john namun kebenciannya hanya pada pria itu bukan pada glenca.
"Sudah glen." Ujar arya tanpa bergerak sedikitpun. Sebenarnya ia ingin bergerak mundur karena rasanya tak etis jika glenca memeluknya seperti ini.
"Mungkin ini adalah hukuman untuk papah ku ka. Dia yang sudah membunuh mamah ka arya dan kini dia sudah menerima hukuman atas perbuatannya." Lanjut glenca lagi.
Arya menghela nafasnya sesaat, kemudian perlahan arya menaikkan wajah glenca agar bisa menatapnya. "Glen bisakah kamu bangkit dari rasa sedih kamu? Setidaknya itu bisa membuat saya merasa lebih tenang. Karna jujur saya juga merasa bersalah atas apa yang terjadi pada ayah kamu." Ucap arya yang memang merasa sedikit bersalah atas meninggalnya john.
Glenca menatap arya, pria ini adalah pria yang sangat baik. Dan glenca sama sekali tidak marah ataupun menyalahkannya atas kematian sang ayah. Glenca hanya menyesalkan mengapa sang ayah harus meninggalkannya secepat ini.
Apa memang ini adalah hukuman untuk sang ayah karena bagaimanapun john adalah tersangka yang menembak mendiang ibu dari arya.
"Iya glen, yang sudah pergi tidak akan bisa kembali. Kita harus melanjutkan hidup kan? Karena kematian itu adalah pasti." sisca yang berdiri di sisi glenca ikut memberi kekuatan bagi wanita cantik itu.
Glenca menganggukkan kepalanya, walau berat namun glenca harus berusaha dan glenca yakin ia bisa melewati itu semua karena ia masih memiliki dua orang kaka yang sangat menyayanginya dan tak lupa juga teman-teman yang selalu memberi semangat untuk dirinya.
"Sekarang makan ya glen, dari semalem lo ga makan-makan kan." Bujuk cika kemudian.
Glenca menyeka air matanya sejenak, lalu perlahan glenca pun mulai memasukkan makanan nya ke dalam mulutnya.
Arya akhirnya bisa bernafas lega, ia pun menemani glenca untuk makan.
Tiba-tiba saja suara ponsel arya berdering, rupanya ada video call yang masuk ke ponselnya yang berasal dari manda.Arya bergegas menjauh dari yang lainnya, ia memilih taman belakang dan mulai mengangkat VC dari sang isteri.
"Mas lama banget sih angkatnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love (END)
Fanfiction"Tak perlu sebuah alasan untuk jatuh cinta." Arya saloka adiwijaya Amanda lugue Start : 02 Feb 22 End : 21 Sep 22