Cika menunggu cukup lama seorang diri di ruang tunggu karena memang hanya sang ayah lah satu-satunya yang ia miliki di dunia ini.
Saat pintu ruang operasi di buka cika segera menghampiri dokter yang keluar dengan wajah cukup lelah.
"Dok bagaimana bapak saya?" Tanya cika sambil meremas jari-jari tangannya.
Arya dan rendi rupanya tak pergi dari rumah sakit. Mereka juga menunggu kabar dari dokter tentang kondisi rohmat. Walau dari jauh.
"Operasi berjalan lancar," Jawab sang dokter yang membuat cika bisa bernafas lega. "Tapi.."
Cika menaikkan wajahnya lagi dan menunggu kelanjutan dari ucapan sang dokter. Jelas sekali cika kembali merasakan ketakutan itu lagi.
"Kondisi pasien juga belum stabil sepenuhnya," Lanjut sang dokter kemudian.
Tubuh cika melemas, ia hampir saja terjatuh ke lantai jika saja rendi tidak berlari cepat dan menangkap tubuhnya.
"Mba cika gak apa-apa?" Tanya rendi. Cika menatap heran pada rendi namun ia juga menggelengkan kepalanya.
"Bapak..."
Cika akhirnya bisa menangis, rendi menuntun wanita itu dan mendudukkan tubuh cika di kursi ruang tunggu. Sedang sang dokter memutuskan untuk kembali masuk ke dalam ruang operasi.
"Mba yang tenang, saya yakin bapak mbak akan baik-baik saja ya." Ucap rendi berusaha menghibur cika.
Wanita itu tak menjawab sama sekali, karena yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah menangis.
rendi pun tak tau harus berbuat apalagi, ia tidak tau bagaimana cara nya untuk menghibur seseorang yang sedang sedih.
Tak berselang lama, sang ayah dipindahkan ke ruang ICU karena memang ia masih harus mendapatkan perawatan yang sangat intensif.
Cika dengan ditemani rendi mengikuti rohmat hingga ke ruang ICU namun sayang mereka hanya bisa mengantar sampai depan pintu saja karena belum di ijinkan untuk melihat dan bertemu dengan pasien. Dan lagi rohmat pun masih dalam pengaruh obat bius.
Cika yang mulai bisa mengontrol dirinya, kini memberanikan diri untuk bertanya pada rendi.
"Pak rendi.."
"Ya mba."
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan bapak saya?" Tanya cika dengan suara lemahnya.
Rendi terdiam sejenak, lalu ia melirik ke samping kanan. Dan dibalik sebuah tembok ia melihat arya yang memang masih memantau mereka.
Arya menggelengkan kepalanya, dan tentu saja rendi mengerti maksud dari bos nya itu.
"Pak rohmat mengalami kecelakaan mba, dan tadi kebetulan kami yang melihat kecelakaan itu dan membantu untuk membawa kerumah sakit." Jelas rendi dengan tenangnya.
Cika menganggukkan kepalanya dengan lemah, ia hanya bisa tertunduk karena tubuhnya masih sangat lemas saat ini.
"Terimakasih banyak pak rendi, sampaikan juga terimakasih saya untuk pak arya ya."
Tak ada jawaban, karena rendi hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Untuk uang yang saya pinjam nanti saya kembalikan ya pak." Cika kembali mengangkat wajahnya. Ia masih teringat dengan biaya yang dikeluarkan oleh arya untuk operasi sang ayah. Dan cika harus segera menggantinya.
"Tidak usah mba cika.." Wanita itu hendak menyanggah namun rendi lebih dulu membuka suaranya lagi. "Mas arya tidak mau di ganti," Lanjut rendi.
"tapi, pak arya kan juga tidak bekerja pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love (END)
Fanfikce"Tak perlu sebuah alasan untuk jatuh cinta." Arya saloka adiwijaya Amanda lugue Start : 02 Feb 22 End : 21 Sep 22