Fall In Love 48

4.6K 679 121
                                    

Entah kapan terakhir kali adiwijaya dan arya duduk berdua bersama dan menikmati hamparan taman bunga yang selalu terawat di kebun belakang keluarga adiwijaya.

"Kamu sudah makan?"

Arya sedikit lega karena perkembangan adiwijaya cukup pesat..lihat lah kini pria tua itu bisa berbicara lancar walau sedikit pelan dan lambat.

"Sudah." Jawab arya dengan nada ketusnya.

Hening..

Adiwijaya dan arya sama-sama bingung memulai semua ini dari mana karena rasanya sangat canggung bisa mengobrol berdua seperti ini tanpa ada pertengkaran antara keduanya.

"Maaf.."

Lagi kata itu keluar dari mulut adiwijaya..karena ia sadar dirinya banyak menyakiti arya.

"Maaf karna papah tidak bisa menjaga kamu dan mamah.."

Arya mengepalkan tangannya yang ada dibawah meja.
Entah mengapa emosi nya sedikit memuncak ketika mendengar nama sang ibu dibawa dalam obrolan ini.

"Saya mohon jangan bawa nama mamah disini." Pinta arya dengan tatapan kecewanya.

Adiwijaya terdiam, ia menatap bagaimana mata arya memancarkan kesedihan dan kesakitan disana. Dan adiwijaya baru sadar bahwa putranya itu memendam rasa benci kepadanya dengan sangat dalam.

"Jika papah bisa memutar waktu.."

"Tapi sayang waktu tidak bisa diputar ataupun di hentikan." Potong arya dengan cepat.

Adiwijaya tertunduk lemah, sedang arya berusaha keras menahan emosinya. ia mendongkakkan wajahnya dan berusaha menahan air matanya sendiri.

"Ar..."

Adiwijaya dengan lemahnya berusaha menggapai tangan arya yang berada di atas paha putranya itu. Namun dengan cepat arya menepis tangan adiwijaya dan tentu saja hal itu membuat adiwijaya harus menelan kekecewaannya.

"Boleh saya bertanya?"

"Apa nak?"

"Siapa dalang dari kematian mamah?" Tanya arya dengan cepat dan nada yang jelas cukup tinggi.

"Ar,"

"Siapa pah?" Desak arya semakin meninggikan suaranya.

Adiwijaya tertunduk lesu, apa ia harus memberitahu arya sekarang. Tapi apakah arya akan tetap aman setelahnya?

"Nak, lupakan dendam itu. Papah tidak mau kamu kenapa-kenapa.." ucap adiwijaya lagi dengan sangat lembutnya. Berharap arya akan luluh.

"Papah bisa bicara seperti itu karna papah tidak melihat bagaiamana mamah saya di tembak dan disakiti saat itu." Jelas arya yang masih sangat jelas mengingat semua kenangan pahit itu.

"Papah tau, tapi dia bukan orang sembarangan nak.. dia.."

"Pah saya mohon, selama ini saya tidak pernah meminta apapun kan sama papah. Hanya ini, katakan siapa dia?"

Adiwijaya terlihat terdiam dan memandang arya dengan tatapan lembutnya. Akhirnya adiwijaya mengalah, iapun akhirnya menyebutkan satu nama pada arya yang jelas cukup asing untuknya.

"Berhati-hati lah ar, dia bukan orang sembarangan." Peringat sang ayah yang entah untuk keberapa kalinya.

Arya megepalkan tangannya, akhirnya setelah mencari dengan susah payah kini arya mendapatkan satu nama. Nama orang yang telah menghancurkan kebahagian nya dan sang ibu.

"Saya permisi."

Setelah mendapatkan apa yang ingin diketahui arya memilih pergi dengan cepat dari kediaman adiwijaya.

Fall In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang