Part 6

584 45 0
                                    

tolong yang masih dibawah umur jangan dibayangin, cukup baca aja. kalo pun gue larang kalian akan tetap baca kan (._.")


pagi ini tay bangun lebih dulu karena new dipastikan masih tertidur, salahkan hormon tay dan tenaga yang dimiliki, kalau saja new tidak merengek untuk menyudahi pasti tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

*chup

"selamat pagi sayang" 

"hmmm, berisik"

"bangun, kamu ngga siap-siap kerja?"

"bawel, aku kesel sama kamu"

new merajuk, karena tay tawan semalam sangat menyebalkan dan sangat tidak berperikemanusiaan, dari awal sudah di ingatkan jangan lama-lama tapi apa, dasar pembohong. 

"hey sayang" tay berusaha membangunkan new 

"hmmm"

tay menciumi wajah new, dari kening, hidung, pipi kanan, pipi kiri, dagu, bibir. new yang merasa risih menepis wajah tay agar menjauh dari wajahnya, namun sia-sia saja karena tay manusia egois kalau sudah berurusan dengan hal kebutuhan biologisnya.

"ayo bangun, kamu ngga mau bersihin badan, aku juga mau ganti seprainya"

"nanti aja bisa gak, aku ngantuk"

"ngga bisa" tay meraih tangan new untuk di arahkan ke jantannya yang malah menegang

"dasar mesum"

"kamu ngga bangun, adik aku yang bangun"

"salah siapa pikirannya kotor"

"salah kamu yang ngga pake baju"

"diem" new menarik tangannya dari adik suaminya

tidak bisa ini, tidak bisa, adiknya sudah ready. harus di tuntaskan kalo ngga bisa bahaya buat seharian nanti, tay mengangkat sebelah kaki new sambil mencium telinganya

"tay aku pukul kamu kalo sampe iya"

"mending aku dipukul deh. dari pada adik aku baper seharian"

tay memposisikan adiknya tepat didepan rumahnya, mengetuk-ngetuk pintu rumahnya dengan perlahan-lahan, sedikit menggesekan adiknya, new telihat tidak berontak mungkin juga new sudah ikut bergairah karena kelakuan suaminya.

"sshhh, cepet kalo mau masuk"  new berucap karena tay hanya menggodanya terus-terusan

"eyyyyy, sabar sayang ini sangat candu"


(ini gue nulis apaan T_T DEG..DEGAN MAKKK )


awal perkenalan dengannya?

hari sangat cerah, langit hari ini biru cerah dengan sedikit awan menghiasi. new berjalan menuju kantor sambil membawa segelas kopi hangatnya, menyusuri trotoar dan  melihat lalu lalang kendaraan, di tengah perjalanan ada seorang laki-laki imut di hadapannya. terlihat di wajahnya kalau dia sedang bingung, mereka bertatapan satu sama lain.

"eumm, permisi ka saya mau tanya, kalo gedung earth business di mana ya?"

.

.

.

.

.



"new, sayang" off menepuk pundak new 

"eoh, ya ampun" kaget lamunannya buyar, tiba-tiba dia teringat masa dimana sedang berjuang bersama dia dan bertemu dengannya, entah apa yang merasukinya, setan mana yang tega mengingatkan kenangan itu, awal mula bencana itu

"kamu ngga apa-apa?" off khawatir karena new tiba-tiba melamun

"ngga apa-apa sayang, aku mau ke toilet dulu ya"

"iya hati-hati"


new pasti sudah hilang akal, karena mengingat-ingat masa lalu, berniat kembali sadar, new memutuskan untuk mencuci mukanya. apa karena kemarin sempat bertemu dengan mereka. ah masa bodo new tidak ingin bertemu dan berurusan dengan mereka sekecil apapun.



"new"

new yang membasuh wajahnya, terhenti mendengar namanya di panggil. namun dia hafal dengan suara siapa itu, ya tuhan bagaimana ini terjadi lagi, sudah berbeda rumah sakit tapi apakah harus bertemu dengan orang itu

"new benar itu kamu" gun berucap memastikan apa kah ini benar new atau tidak

new tentu tidak menjawab, bagaimana dia sudi untuk membalas sapaan gun. namun tangan itu menyentuh pundaknya

"jangan sentuh aku"

"benar ternyata kamu, ada apa ini setelah sekian lama tidak berjumpa,akhirnya kita berjumpa"

"jangan berbicara denganku, aku tidak sudi dengan kamu"

"kau masih saja marah dengan ku rupanya"

new diam, malas harus meladeni orang ini. sungguh

"aku lihat kau sudah bahagia dengan keluarga kecil mu, bahkan kau sudah memiliki putra yang sangat gemas"

"jangan gunakan mulut kotormu untuk menyebut anak ku"

"oh iya berarti kamu cepat move on dong ya, terlihat usia anak kamu dengan usia perpisahan kalian tidak beda jauh, tapi kamu merasa bahwa kamu pihak paling tersakiti disini"

"apa maksud kamu mengatakan seperti itu, kamu tidak pantas berbicara bagaimana keadaan ku dulu maupun sekarang"

"santai saja dengan ku, kalo kamu berfikir aku untuk merusak bahagiamu salah, aku juga tidak menduga bahwa kita bertemu lagi"

berisik dan tidak bermutu, lebih baik new pergi dari sana sebelum hilangnya kewarasaannya.

.

.

nanon sudah sadar, tubuhnya masih demam bahkan cairan infusnya belum sepenuhnya habis. melihat sekeliling, ada papa yang sedang mengusap kepalanya, mamanya di mana? nanon mencari keberadaan sang mama

"kalau kamu cari mama, sedang ke toilet nak"

"pa, sakit tangan aku" nanon merengek karena ada jarum infus yang masih menancap 

"sabar ya nak, sedikit lagi cairannya habis, jagoan papa"

off sedang menenangkan anaknya agar tidak memperotes jarum infusnya, tidak tega melihat nanon harus di infus, kalau bisa di wakilkan dia rela menggantikan anaknya, melihat off sedang berbicara dengan nanon, ada new yang memperhatikan mereka dengan rasa syukur karena dia bisa bertemu dengan off yang bisa menerimanya dengan sepenuh hati.


"permisi untuk orang tua nanon di tunggu dokter diruangnnya" 








a love for usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang