Part 26

289 25 12
                                    


sudah sebulan ini menjalani rawat jalan, dan mengikuti saran dokter. namun dokter juga masih mewanti-wanti untuk orang tua nanon siap kemungkinan terburuk, donor belum ada kejelasan. semua tinggal menunggu keajaiban dari tuhan.


"sayang" off mengusap punggung new yang tampak tegang usai mendengar penjelasan dokter

"heumm" new risau, memeluk tubuh off erat rasanya tidak ingin ada hari esok rasanya cukup sampai di sini saja, dia tidak ingin kehilangan nanon

"sabar ya, kita berdoa semoga ada pendonor yang cocok ya, kita sama-sama hadapi semua" mengecup pucuk kepala new agar merasa lebih nyaman 

"aku takut"

"iya sayang aku tau, buang jauh-jauh pikiran negatifnya yaa"

ini semua sudah ada jalannya dan takdirnya, off percaya bahwa tuhan punya rencana baik untuk kita semua.


.

.

"selamat sore dokter, perkenalkan saya gun menantu tuan vihokratana" 

"ahh sore tuan, ada yang bisa saya bantu?"

"saya dengar anda sedang menangani kasus anak menderita leukimia akut? apa benar?"

"iya benar tuan"

"saya ingin minta tolong kepada anda"

"tolong apa tuan, mungkin bisa saya bantu"

"tolong jika anak itu sudah menemukan donor hubungi saya terlebih dahulu, karena suami saya adalah ayah sekaligus orang yang menanggung biaya pengobatan anak itu"

"baik tuan, nanti jika ada perkembangan untuk donor saya sampaikan kepada anda"

"baik dokter terimakasih banyak atas semuanya"

gun menemui dokter yang menangani nanon secara langsung, entah rencana apa yang sedang dia lakukan.

semoga bukan dari tangan ku langsung untuk menyingkarkan kalian semua, dan semoga saja takdir yang bertindak.

.

.

suster telah selesai memberikan resep obat yang harus ditebus setelah nanon kemo, new yang akan pergi ke apotik saja biar nanon bersama nenek dan papanya.

saat menyusuri lorong rumah sakit, new tidak sengaja melihat gun dari jauh. perasaannya tiba-tiba gelisah, khawatir, terbesit memikirkan nanon, apa karena teringat kalau ayah tay akan berencana mengambil nanon darinya, entah lah hatinya menjadi gelisah.




"siang saya ingin menebus obat atas nama nanon" new memberikan resep dokter tersebut dan mencari tempat duduk untuk menunggu

"baik mohon di tunggu tuan"

Masih memikirkan nasib anaknya kedepan, bahkan new tidak ingin melibatkan tay tawan kembali dalam hal ini, sudah cukup baginya kalau dia tahu bahwa nanon anaknya, karena bukannya membantu malah menjadi rumit.

a love for usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang