Part 25

312 22 2
                                    



Setelah pertemuan dengan gun tadi dan mendapat tawaran darinya, off menjadi memikirkan kesehatan nanon. menjadi bimbang apakah keputusannya tidak membiarkan new untuk berhubungan kembali dengan tay merupakan keputusan yang tepat atau fatal. Hatinya sakit jika new kembali berhubungan dengan tay, namun bagaimanapun juga dirinya bukan lah ayah kandung nanon, agar pengobatan nanon berjalan lancar ada di tangan mereka.


"kamu ko pulang dari kantor kenapa jadi banyak diem?" new menegur suaminya yang sejak pulang tadi menjadi lebih banyak diam

"ngga apa-apa ko cuma kerjaan kaya biasa"

"beneran? masalah besar ya?"

"iya ngga apa-apa, ngga besar sih biasa lah"

"kamu kalo ada apa-apa cerita ya jangan diem aja"

"iya sayang, makasih ya" memeluk new dengan erat mungkin akan mengurangi keraguan dihatinya

"buat apa?" new menerima pelukan off dan bersandar nyaman di dada sang suami

"buat semuanya" menghirup aroma new yang membuatnya menjadi lebih tenang 


.

.

Rumah tampak sepi, kemana semua orang tidak biasanya rumahnya sepi seperti ini, bahkan gun sepertinya tidak ada di rumah, tay hari ini merasakan badannya tidak enak memutuskan untuk pulang awal, dan tidak melihat gun di rumah membuatnya sedikit curiga, namun masa bodo dia mau berbuat apa, tay tidak peduli.

*BLAM

pintu di banting keras karena gun kesal rencananya tidak berjalan mulus

"sialan, bisa-bisanya dia menolak tawaran ku"

"tawaran apa? siapa yang menolak tawaran kamu?"

gun kaget, dia mengira bahwa rumah sedang kosong. ternyata ada suaminya di rumah tumben sekali suaminya sudah ada di rumah

"ahh ko kamu udah ada di rumah?"

"jawab gun jangan mengalihkan pembicaraan"

"ehmm itu apa, ehmmm aduh itu apa sih" pikirannya buntu bagaimana mencari alasan yang logis

"iya apa kamu tuh yang jelas, tadi aja marah-marah jelas banget giliran di tanya kenapa gugup" 

tay curiga dengan gun kenapa dia sangat gugup saat diminta untuk menjelaskan maksud omongannya itu

"ah ini urusan aku kamu ngga perlu tau"

"aku punya telinga, sebelum aku mencari tau sendiri"

"sejak kapan kamu peduli sama aku gini?"

tay tidak menjawab apa-apa lebih memilih pergi meninggalkan gun sendiri di ruang tengah menuju kamar, kepalanya pusing dan merasa beban masalahnya semakin banyak

"huuu syukurlah untung aku ngga ketangkep basah olehnya" kini harus lebih hati-hati kalau dia berbicara karena tay bisa saja mendengarkan bahkan rencananya bisa gagal, jangan sampai ini terjadi.

a love for usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang