Part 9

450 44 0
                                    

"mohon maaf sekali lagi untuk hasil bapak dan yang lainnya masih belum memiliki kecocokan, untuk itu kita hanya menunggu status donor dari orang lain, kami akan mencarikan donor yang cocok dengan anak anda, sambil menunggu donor yang cocok. anak anda bisa menjalani kemoterapi"


hilang sudah harapan new untuk menyebuhkan putranya dalam waktu dekat, ternyata sumsum tulang belakang yang dimiliki oleh tay dan kakanya tidak cocok, off belum mengetahui hasil dari tay dan kakanya, new ingin memberitahu kepada off namun dia urungkan karena tidak ingin menggangu off sedang bekerja, duduk di bangku lorong rumah sakit, sambil memikirkan bagaimana cara agar nanon bisa dapat donor, tay tawan melihat new yang sedang kacau, menghampiri new dan duduk di sebelahnya

"puas kamu sudah menyakiti anak ku dan kamu membiarkan dia ikut menanggung dosa kamu" new berucap demikian kepada tay

"aku minta maaf telah membuat semua kekacauan" "biarkan aku memperbaiki ini semua" tay menatap new dengan keyakinan bahwa ini bukan jalan buntu, dokter juga sudah menjelaskan bahwa ada 1 jalan lagi.


"ada satu hal yang bisa kita tempuh selain sumsum tulang belakang dari orang tua maupun sanak saudara, tapi kita bisa mengambil darah tali pusat saudara kandung, namun sayangnya anak anda adalah anak tunggal"

penjelasan dokter tentang darah tali pusat tersebut menghantui pikiran new, tapi kini mereka sudah memiliki keluarga masing-masing, mana mungkin dia mengandung anak dari mantan suaminya ini, bagaimana perasaan sang suami kalau jalan ini dia tempuh, tapi kalau tidak di tangani mungkin keselamatan nanon terancam.

"aku tau ini mungkin tidak etis, tapi apa perlu kita membutuhkan darah tali pusat" tay berbicara pelan 

"apa kamu gila?" "aku sudah memiliki suami, apa kata orang kalo aku hamil anak dari mantan suamiku"

"aku tau, tapi ini demi kesembuhan nanon" 

"lebih baik aku menunggu donor yang cocok untuk nanon"

new pergi meninggalkan tay, dan  meninggalkan sebuah pilihan. pilihan yang sulit dan bukan sekedar menunggu pendonor saja, biarkan mereka memikirkan pilihan nanti.


.

.

.

2 hari berlalu dengan tenang, nanon hanya bisa melakukan kegiatan yang ringan, dokter menganjurkan untuk menjaga kesehatannya terlebih dahulu, sang nenek (ibu new) kini tinggal bersama untuk menjaga sang cucu, new yang harus tetap menjalakan tokonya meski sesekali dia datang, namun tetap harus ada yang mengawasi nanon.


*drt...drt...drt

"halo bu, ada apa?"

"nanon pingsan, sekarang dia masuk ruang isolasi"

kabar dari sang ibu akhirnya datang juga, new sudah mempersiapkan kemungkinan buruk untuk anaknya, nanon yang malang, harus merasakan sakit yang orang dewasa pun belum tentu mampu, bertahan ya sayang, mama tau kamu kuat, mama tau kamu hebat, 


KAMU LAHIR SAAT MAMA SEDANG TIDAK BAHAGIA, NAMUN KAMU MEMBERI MAMA KEBAHAGIAAN TERBESAR, MAMA HANYA MENERIMA DARIMU.

TOLONG BERI MAMA KESEMPATAN UNTUK BALAS MEMBERI, JANGAN TINGGALKAN MAMA.

a love for usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang