Part 34

289 24 0
                                    

tay sudah meninggalkan ruang rawat anaknya, setelah bisa memeluk anaknya untuk pertama kali, dan mendengar nanon memanggilnya dengan sebutan ayah. tentu saja tay sangat senang dan terharu bisa di panggil dengan sebutan ayah, padahal dirinya sudah membuat kebahagian yang harusnya anaknya terima malah dia rusak, tay bersyukur kalau new akhirnya menemukan laki-laki seperti off. 

"aku sudah selesai bertemu nanon, aku doakan semoga kalian bahagia selalu dan untuk biaya seluruh pengobatan nanon akan aku tanggung tidak ada penolakan anggap saja permintaan maafku, dan aku mungkin tidak menemui nanon kembali"


new hanya diam dan tidak ingin melihat wajah tay, hatinya sakit, hatinya risau, hatinya gundah, apa ini perpisahan untuk mereka semua, memang dulu mereka belum melakukan perpisahan secara benar, karena dirinya lebih memilih menghilang begitu saja, mungkin memang ini akhir dari segalanya tentang mereka, mungkin saatnya new untuk memaafkan segalanya.


"kamu kenapa new, kamu sakit?"

"euhmm? ngga ko aku ngga apa-apa"

wajah tay tawan menjadi bayang-bayang di benak new, wajah yang dia hindari untuk dilihat, ketika bertemu kembali saat awal nanon di diagnosa dokter, hatinya sakit namun bersyukur jika tay bisa hidup dengan normal, memaafkan perbuatan tay dahulu memang sulit, tapi dia memang harus mencobanya

.

.

.

Tay membuka pintu sudah disuguhkan gun sedang tertidur, mendekat ke arah gun untuk memastikan. Melihat wajah pasangannya yang sekarang, memang dirinya sudah menikahi gun kurang lebih 6 tahun, dan selama ini dia acuh, selama ini dia mengabaikan keberadaanya, bahkan tak jarang menyakitinya. Hatinya masih dimiliki new seutuhnya, dan kini new sudah menemukan kebahagiannya, tay harus merelakan itu, membayar kesalahannya dengan gun, akhir kisah cintanya dengan new memang sudah berakhir.


lebih memilih keluar untuk membiarkan gun tidur, bertemu dengan sang kaka yang baru saja sampai dirumah

"habis dari mana ka?"

"dari urusan bisnis , loh kenapa kamu jam segini udah di rumah?"

"iya ka hari ini aku ngga masuk habis ketemu anak ku"

"gimana keadaanya sekarang?"

"sudah ketemu calon pendonor ka, anak ku juga sudah melakukan test untuk penjadwalan operasinya"

"kalo anak kamu udah dapet pendonor kenapa muka kamu sedih banget"

"ka hari ini aku di panggil ayah sama anak ku, rasanya sangat senang, jantung ku rasanya berdetak lebih kencang bahkan tangan ku masih bergetar"

"lantas?"

"heumm aku sudah melakukannya ka, berpamitan dengan mereka secara layak"

kakanya tidak melanjutkan perkataannya dan memeluk adiknya erat, dia tau adiknya sedang berusaha berdamai dengan keadaan, melihatnya selama ini yang dia lewati, ternyata takdir memang tidak berpihak dengan mereka.













"Saya membawa kabar buruk, kalau pendonor untuk anak anda membatalkan proses pendonorannya, kami tidak bisa membantu banyak selain mendoakan semoga menemukan pendonor yang baru"





a love for usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang