Part 13

358 34 0
                                    


new kembali ke rumah sakit, dan melihat suaminya sedang duduk sambil memegang hpnya, terlihat wajahnya sangat khawatir.

"kamu dari mana aja?" "handphone kamu ngga aktif"

"iya batrenya habis, aku habis mencari udara segar" jelas jelas bohong yang keluar dari mulut new, jelas awalan untuk menyakiti suaminya, mengkhianatinya juga.

memeluk new tanpa bertanya kembali, off mengerti bahwa new sedang tidak baik-baik saja, namun mengapa dia tidak mau bercerita dengannya, tapi off tidak ingin menannyakan alasannya, karena semua pasti ada alasannya, kenapa new sampai menyembunyikan hal besar ini darinya.

.

.

.

"selamat malam pak, saya hanya ingin memberikan informasi pendonor untuk anak anda"

"iya dok apa sudah ada yang cocok dengan anak saya?"

"belum ada pak, saya masih berusaha untuk mencarikan donor tapi kemungkinan bertemu pendonor yang cocok sangat susah pak, jadi tolong pertimbangkan opsi ke-2 yang sudah saya sampaikan?"

"opsi ke-2?"

"iya pak tentang darah tali pusat saudara kandung" 


off sudah menemui dokter nanon, dan off tau opsi pengobatan nanon yang lain, namun off masih tidak percaya mengapa istrinya menyembunyikan informasi ini. mencari tau opsi ke-2 tersebut di internet, off terkejut tentang darah tali pusat. 





^rumah tay pov


"jadi kamu kapan bisa memberikan ku cucu?"

ayah tay sudah berulang kali menanyakan akhir-akhir ini, tentu gun tidak bisa berkata jujur kepada sang mertua bahwa dirinya sudah tidak bisa memberika keturunan. gun khawatir apakah posisinya akan benar-benar akan tergantikan karena dia tidak bisa memberikannya keturunan, suaminya bahkan acuh dengannya, bagaimana dia bisa jujur kepadanya, dunia memang tidak berpihak dengannya.

"kamu sudah periksa ke dokter?" ayah tay bertanya kembali karena tidak dapat mendapatkan jawaban 

"sudah yah, aku sudah periksa kata dokter kita hanya perlu berasabar dan berusaha"

"mau sampai kapan? ini sudah 5 tahun aku sabar menunggu, aku sudah tua aku juga butuh penurus ku nanti"

"sudah..sudah memang tuhan belum memberikannya mau bagaimana lagi" ibu tay menyudahi ocehan sang suami

ketika ibu tay sudah berbicara, ayah tay sudah tidak bisa melanjutkan pertanyaan-pertanyaan kepada sang menantu, lebih memilih meninggalkan meja makan.

"sudah kamu tidak perlu khawatir dengan perkataan ayah, kamu lanjut makan saja"

"baik ibu terimakasih"



a love for usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang