Tiga minggu telah berlalu, semua berjalan seperti biasanya. Tapi ternyata tidak dengan Gus Nauzan.
Fikirannya masih tertinggal di Negeri Formosa, dia terus memikirkan suara dan sorot mata itu. Yah,,, mereka membekas dalam sanubari tanpa izin.Seperti malam ini contohnya, selesai sholat tahajud. Ia tak kunjung bisa memejamkan matanya kembali.
Dan entah mengapa tangannya terarah untuk mencoret-coret sesuai apa yang ada dalam anganya .( foto by google (©ananisahh),, anggap saja seperti ini lukisannya )
Berawal dari ketidaksadarannya mencurahkan isi fikirannya, tapi ternyata menghasilkan sebuah lukisan indah dan cantik.
"Astagfirullah, kenapa jadi lukis dia" gumam Gus Nauzan yang baru saja menyadari apa yg ia lukis.
Sejak kecil Gus Nauzan memang sangat suka menggambar tapi baginya itu hanya hobby, dia tidak ingin memfokuskan diri pada salah satu talentanya itu. Tanpa sadar adzan subuh berkumandang membuat Gus Nauzan segera beranjak ke masjid.
"Huft gara-gara pikiran kemana-mana, hampir saja telat. Astagfirullahaladzim " gumamnya pelan .
Setelah sarapan selesai Gus Nauzan langsung berpamitan karena hari ini dia harus mengajar di kampus dan juga sorenya ia mengajar di pesantren , belum lagi ia harus pergi ke tempat usaha barunya yaitu percetakan.
Hampir pukul 10 malam Gus Nauzan baru selesai dengan segala pekerjaannya, ia pun langsung bersih-bersih dan berniat untuk langsung beristirahat. Karena memang hari ini sangat melelahkan untuknya.
Namun itu tak membuat semangatnya dalam beribadah menjadi malas, malam ini ia tetap bangun di sepertiga malam untuk tahajjud sama seperti malam-malam lainnya. Setelahnya Dan lagi-lagi dia tidak bisa memejamkan matanya, akhirnya ia mencoba keluar rumah dan duduk di kursi yang ada diteras rumah.
Dalam lamunan tiba-tiba ia dikejutkan dengan kehadiran umminya ,,.
"Zan, ngapain? " Tanya ummi
"Astagfirullahaladzim, ummi ngagetin aja" Ucap Gus Nauzan seraya mengusap-usap dadanya mencoba untuk menetralkan detak jantungnya yang tak karuan.
"Kamu ni kenapa toh? Sampe ndak sadar ada umminya disini " Ujar umminya.
"Ndak apa-apa, ummi. Cari angin aja" jawabnya mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja.
"Zan, ummi ini ibuk mu loh. Ummi tau kamu sedang gelisah. Sudah beberapa minggu ini, ummi liat kamu sedang ndak baik-baik saja" Ungkap umminya atas perilaku Putra sulungnya yang sedikit berbeda sikapnya.
"Ummi,,,,,, " Lirihnya pelan sembari menatap mata indah wanita pemilik surganya itu.
Ummi Aini tau putra sulungnya sedang butuh suport untuk meyakinkan dirinya sendiri tentang apa yang ada dalam hati dan fikirannya . Lalu Ummi Aini menggenggam tangan Gus Nauzan dan mengelusnya lembut, setelah itu menatap putranya dengan senyuman paling manis menurut Gus Nauzan. Saat Umminya menunduk memperhatikan jari jemari putranya itu dan tiba-tiba ,,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )
Spiritual( Spiritual - Romance ) "Kalau ntar Dilla ndak bisa kasih anak gimana? " ucapnya sembari terisak pilu. "Bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau Mas yang ndak bisa? " balas Gus Nauzan yang membuat Dilla diam dan semakin menunduk . "Denger mas ya...