Seminggu berlalu, acara lamaran Gus Nauzan dan Qanita baru saja dilaksanakan kemarin sore. Dan Hari ini keluarga Al-Fawwaz akan kembali ke Kudus. Sebelum akan dilaksanakan pernikahan hari jum'at minggu depan.
Perjalanan darat yang memakan waktu lama membuat mereka semua kelelahan lalu saling berpamitan dan langsung masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan istirahat.
Setelah sholat subuh, Nauzan membuka ponsel yang ia charge. Dan membuka pesan-pesan yang masuk dari kemaren hingga semalam.
Dari banyak pesan yang masuk terselip pesan yang mengejutkan, Betapa kagetnya Nauzan ketika membaca pesan dari Kyai Hasyim calon mertuanya,"Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh,
"Innalillahi wainnailaihi roji'un,
Telah meninggal Qanita Nur Haseema Binti Hasyim Al-Furqon. Wahat pada pukul 03.00 dini hari." Ungkap pesan yang dikirim oleh Kyai Hasyim, Ayah dari Qanita. Telihat dari jam masuk pesan itu sekitar pukul 03.30.Bagai disambar petir tanpa hujan atau badai "Innalillahi wainnailaihi roji'un " Gumam Nauzan lemas.
Nauzan langsung keluar kamar dan memberitahu Abah dan Umminya tentang kabar ini, dan mereka sangat shock mendengar kabar ini.
Mereka kembali pergi ke Kab. Bandung, kediaman Kyai Hasyim. Tapi kali ini melalui jalan udara.
Beberapa jam kemudian keluarga Al-Fawwaz telah sampai di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung . Dan langsung pergi ke kediaman almarhumah.
Semua orang tahu ini sangat menyakitkan untuk Nauzan, meski hatinya belum sepenuhnya mencintai Qanita. Tapi tetap saja ia terluka melihat kenyataan calon istrinya meninggal dunia. Walau begitu, Nauzan harus terlihat kuat karena masih ada orang tua Qanita juga saudara-saudaranya yang pastinya lebih terluka dari Nauzan tentunya.
Setelah selesai pemakaman Nauzan termenung duduk di ujung kursi yang telah disediakan, ia ingin bertanya penyebab kematian calon istrinya itu. Namun ia merasa waktunya belum pas, jadi ia urungkan niatnya. Biarlah kepalanya terus memikirkan hal tersebut namun setidaknya ia tidak menyinggung keluarga inti yang berduka.
Abah Husein yang melihat putranya dalam keadaan termenung pun lalu menghampiri Nauzan, Abah Husein tidak ingin putra sulungnya itu hanyut dalam lamunan.
"Jangan melamun, Zan" Tegur sang Abah sembari menepuk pundak Nauzan.
"Astagfirullahaladzim " Seraya mengusap wajahnya kasar
"Tetaplah berhusnudzon sama Allah, Zan. Allah selalu tau mana yang terbaik untuk Hamba-NYA" Ujar Abah Husein menenangkan
"Iyah, Bah. Doain Nauzan yah" Balasnya
Setelah tiga hari berlalu, Abah Husein, Ummi Aini dan Naufal pamit pulang ke Kudus. Karena tidak baik terlalu lama meninggalkan pesantren tanpa pengawasan sang pemilik atau ahli warisnya .
Sedangkan Nauzan memilih tinggal disana sampai tujuh harian selesai.
Waktu berputar begitu cepat, meninggalkan semua luka yang membekas. Tujuh harian Qanita telah dilaksanakan, namun banyak hati yang masih berjuang untuk menerima dengan ikhlas atas takdir Sang Maha Pencipta.
Malam yang semakin sunyi namun Nauzan tak kunjung mengistirahatkan tubuh dan fikirannya, Ia masih asyik berkutat dalam lamunannya .
"Zan,, "Sapa Kyai Hasyim pelan, namun mampu membuat Nauzan terperanjat kaget.
Sembari menetralisir rasa kagetnya, "eh,,. Ada apa ,Yah? "NTanyanya singkat
"Jangan melamun, tidak baik" Ujar mantan Calon ayah mertuanya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )
Espiritual( Spiritual - Romance ) "Kalau ntar Dilla ndak bisa kasih anak gimana? " ucapnya sembari terisak pilu. "Bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau Mas yang ndak bisa? " balas Gus Nauzan yang membuat Dilla diam dan semakin menunduk . "Denger mas ya...