Assalamualaikum, apa kabar?
Semoga puasa nya lancar 😊, dan semoga hari ini kalian dalam keadaan yang baik, aamiin.Boleh kritik dan saranya, silakan!
Kalau ada typo juga tolong di tandain!
Selamat membaca!!!!
2 bulan berlalu,
Gus Nauzan dan Dilla sudah kembali dari ibadah Hajinya , Maira juga jauh lebih baik. Hifza? Sudah kembali ke orangtuanya.
Kehidupan Nauzan dan Dilla sudah sangat tenang, meski hanya berdua saja. Tapi rumah itu di isi dengan penuh cinta dan kehangatan.
Sepulang dari tanah suci, Gus Nauzan dan Dilla pun sudah ikhlas jika hanya hidup berdua sampai surga, tanpa memikirkan apakah Allah akan memberi mereka keturunan atau tidak.
Bagi mereka, saat ini , hanya bagaimana caranya hidup dengan baik dan terus mengutamakan Allah di atas segalanya.
Karena sebaik-baiknya skenario, skenario Allah adalah yang terbaik.
*
"Mas, kamu belum mandi yah?" tanya Dilla
"Udah tadi sore" jawabnya sembari mendudukan dirinya di sofa samping Dilla.
"Gak ih bau, sana mandi dulu. Jangan deket-deket!"
"Udah mandi sayang,,,, "
"Belum ih,, sana bau banget astagfirullah."
"Apa sih, orang ndak bau juga. Masa malam-malam suruh mandi."
Namun tiba-tiba Dilla menangis, hal itu membuat Gus Nauzan panik. Entah kenapa akhir-akhir ini indera penciuman Dilla sangat sensitif, belum lagi moodnya seperti roller coaster, entah tiba-tiba dia menangis tanpa sebab atau menertawakan sesuatu yang bahkan tidak lucu sama sekali.
"Oke oke, aku mandi lagi. Jangan nangis, oke sayang?" ujar Gus Nauzan yang hanya diangguki oleh Dilla.
Tak berapa lama, Gus Nauzan selesai mandi dan duduk disamping Dilla.
"Aku udah mandi nih, wangi ndak?" ujar Gus Nauzan, namun Dilla cuek saja tak peduli dengan lelaki di sampingnya itu.
"Mas , aku mau tidur sendiri yah."
"Eh? Maksudnya?"
"Aku ndak mau tidur sama kamu, sana kamu tidur dikamar lain aja."
"Yang, tega banget. Aku salah apa?" tanya Gus Nauzan memelas.
"Ihh sana, aku gak suka liat kamu."
"Astagfirullahaladzim, aku salah apa?"
Dilla menangis lagi.
"Oke oke, aku tidur di kamar sebelah. Jangan nangis, kalau ada apa-apa panggil aku yah."
Dilla mengangguk pelan sebagai jawaban.
Gus Nauzan pun keluar dan pindah ke kamar sebelah. Ia dibuat heran kenapa banyak sekali tingkah Dilla yang aneh dan tak biasa.
Akhirnya Gus Nauzan mencari tahu lewat internet. Gus Nauzan kaget, gejala yang di alami Dilla hampir sama dengan gejala-gejala kehamilan di trimester pertama. Tapi anehnya lagi, Dilla tidak pernah mual-mual, atau jangan-jangan memang belum merasakan mual.
*
Keesokan harinya, Gus Nauzan membuka handphone Dilla saat sang tuan sedang mandi. Ia melihat jadwal menstruasi Dilla yang ada di salah satu aplikasi yang biasa Dilla gunakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )
Spiritual( Spiritual - Romance ) "Kalau ntar Dilla ndak bisa kasih anak gimana? " ucapnya sembari terisak pilu. "Bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau Mas yang ndak bisa? " balas Gus Nauzan yang membuat Dilla diam dan semakin menunduk . "Denger mas ya...