Setelah subuh, Dilla keluar kamar untuk menyiapkan sarapan namun ternyata sudah ada Mbok Rasmi abdi ndalem yang sudah lama bekerja dengan keluarga Al-Fawwaz.
"Assalamualaikum, " salam Dilla saat sampai di dapur.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, Ma Sha Allah Ning Dilla cantik sekali " Ujar Mbok Rasmi saat melihat Dilla tak memakai cadarnya.
Dilla tak menjawab hanya tersenyum malu "Dilla mau bantu siapin sarapan. Menu apa hari ini mbok?"
"Uwalah, ndak usah lah ning kan sampean penganten baru. Ndak usah ndak usah biar mbok aja"
"Kan Dilla juga mau belajar mbok, udah sini " Ujar Dilla sambil mengambil cobek yang akan digunakan untuk membuat sambel.
"Ngomong-ngomong, masak apa mbok?"
"Ini ning bubur ayam aja yang simple " Jawab Mbok Rasmi
"Ohh,, ( sembari menganggukkan kepalanya). mbok boleh tanya ndak?"
"Boleh Ning, monggo "
"Gus Nauzan suka makanan apa aja "
"Ehmmm, sebenernya Gus sulung bisa makan apa aja ndak pemilih tapi makanan laut kalo dibuat saos padang dan oseng kangkung paling paporit katanya"
Dilla tersenyum mendengar jawaban mbok Rasmi "Terimakasih yah mbok"
"Sama-sama Ning"
"Assalamualaikum,," Salam seseorang mengagetkan.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." jawab Dilla dan Mbok Rasmi bebarengan.
Dilla mencium punggung tangan suaminya yang baru pulang dari masjid pesantren, membuat Gus Nauzan tersenyum manis "akhirnya ada perempuan yang cium tangannya sekarang." gumamnya dalam hati
"Sini sajadahnya, Dilla bawain" Pintah Dilla
"Ngrepotin ndak? " Tanya Gus Nauzan menggoda istrinya
"Ndak kok, udah selesai yah kan Mbok?" tanya Dilla yang di angguki Mbok Rasmi.
Dilla mengikuti langkah suaminya masuk ke kamar.
"Kerja ndak mas? " Tanya Dilla
"Masa penganten baru kerja, kamu nih.... " jawab Gus Nauzan sembari menoel hidung Dilla
"Ihh, colek-colek emang hidung aku sabun" Jawaban Dilla sontak saja membuat Gus Nauzan tertawa terbahak-bahak
"Astagfirullahaladzim, astagfirullahaladzim ( seraya mengelus dadanya),, kamu nih pagi-pagi udah buat aku ketawa aja " Balas Gus Nauzan
"Alhamdulillah, pahala" Ucap Dilla cuek
"Istri aku gemes amat sih, " Ujar Gus Nauzan sembari memeluk Dilla dari belakang dan menenggelamkan kepalanya di cekuk leher Dilla.
"Ihh, mas jangan gini Dilla geli" Tubuh Dilla menggeliat kegelian, bagaimana pun ia belum terbiasa untuk hal tersebut.
"Biar terbiasa ,sayang" Ucap Gus Nauzan yang membuat Dilla pasrah saja, "masak apa tadi sama Mbok Rasmi?" sambungnya.
"Masak bubur ayam, Dilla cuma bantu sedikit aja"
"Oh,, katanya kamu picky eater yah?" Pertanyaan Gus Nauzan membuat Dilla bingung dan membalikkan badannya menghadap sang suami.
"Mas Nauzan tau dari mana?" tanya Dilla penasaran
"Ada lah orang kasih tau "
"Ih ndak jujur, siapa?" kesal Dilla dengan jawaban suaminya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )
Espiritual( Spiritual - Romance ) "Kalau ntar Dilla ndak bisa kasih anak gimana? " ucapnya sembari terisak pilu. "Bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau Mas yang ndak bisa? " balas Gus Nauzan yang membuat Dilla diam dan semakin menunduk . "Denger mas ya...