Assalamualaikum, apa kabar?
Tidak terasa puasa sudah hampir habis, bagaimana, masih lancar? Semoga selalu lancar. 😊
Jangan lupa tandain kalau ada typo, vote and coment juga jangan ketinggalan.
Selamat Membaca! 😊
Setelah 2 jam Gus Nauzan berkeliling kudus untuk mencari penjual Empal Gentong , akhirnya Gus Nauzan menemukan penjual makanan khas Kota Cirebon tersebut.
Selesai dilayani, ia langsung pulang menemui Dilla yang pasti sudah menunggu di rumah.
Tebakan Gus Nauzan benar, Dilla sudah menunggu diruang tamu lengkap dengan mangkuk dan sendok.
"Assalamualaikum, " ujar Gus Nauzan
"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh,kenapa lama sekali mas?" Tanya Dilla setelah mencium punggung tangan suaminya.
"Laper yah, Maaf yah tadi susah nyarinya." jawab Gus Nauzan seraya mengelus Puncak kepala Dilla.
Gus Nauzan langsung duduk disamping Dilla, Lalu ia menuangkan Empal Gentong itu ke dalam mangkuk yang sudah Dilla siapkan.
"Baca do'a dulu yah." ujar Gus Nauzan setelah selesai menuangkan empal tersebut.
Setelah selesai berdo'a Dilla memasukan makanan tersebut ke dalam mulutnya. Namun baru beberapa sendok, isi perut Dilla seolah ingin keluar lagi.
Dilla lari ke kamar mandi guna mengeluarkan isi perutnya yang bergejolak. Gus Nauzan yang melihat itu pun, menjadi tak tegah dan merasa bersalah. Ia membantu Dilla memijit tengkuknya. Bahkan, setelah Dilla selesai pun Gus Nauzan membantu membersihkan area bibir Dilla.
Dilla menangis, membuat Gus Nauzan langsung membopong tubuh Dilla dan merebahkannya di kasur mereka. Gus Nauzan masih mencoba menenangkan Dilla dengan tetap memeluk dan mengusap punggung Dilla.
"Ndak apa-apa, nanti makan lagi yah." ujar Gus Nauzan
"Kalo Dilla ndak makan, na-nanti adek gak makan juga, mas." ujar Dilla sembari menangis.
"Cup cup cup cup, jangan nangis nanti matanya bengkak." kata Gus Nauzan yang menangkup wajah Dilla dan mencoba menghapus air mata Dilla.
"Nd-ndak mau berenti air matanya--" jawab Dilla semakin tersedu-sedu.
Gus Nauzan ingin ketawa mendengar jawaban Dilla tapi disisi lain, ia juga kasian melihat Dilla seperti ini.
"Adek, anak baiknya Abi sama Umma nih lagi apa? Bantu umma, yah nak. Adek tidak boleh buat Umma nangis, kasian kan tuh liat Umma nangis sampe matanya bengkak." ujar Gus Nauzan berbicara dihadapan perut Dilla sembari mengelusnya.
"Mas,,, " panggil Dilla pada suaminya setelah sudah sedikit lebih tenang.
"Kenapa, sayang?"
"Mau terong goreng tepung."
"Ya udah, tunggu sebentar yah! Mas beli terongnya dulu." Ujar Gus Nauzan sembari mengelus kepala Dilla
"Tapi mau yang dibuat Mbak Ningsih."
"Hah? " ucap Gus Nauzan, ia kebingungan. Gus Nauzan takut merepotkan Mbak Ning, dan keluarga besarnya pun belum ada yang tau tentang kehamilan Dilla, eh sekarang disuruh minta tolong kepada Mbak Ning, yang pastinya akan membuat Mbak Ning tahu lebih dulu.
"Pleaseee,,,," ujar Dilla memohon
"Tapi kan Abah dan Ummi belum tahu, tentang kehamilan kamu. Kalau minta tolong Mbak Ning, pasti beliau akan tahu lebih dulu, gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )
Spiritual( Spiritual - Romance ) "Kalau ntar Dilla ndak bisa kasih anak gimana? " ucapnya sembari terisak pilu. "Bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau Mas yang ndak bisa? " balas Gus Nauzan yang membuat Dilla diam dan semakin menunduk . "Denger mas ya...