Assalamualaikum, apa kabar? Lama tak jumpa 😊.Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan bathin, maaf terlambat 😊.
Minta tolong ditandain kalau ada typo yah, jangan lupa vote and comment!!!
Selamat Membaca 😊
Tak terasa kandungan Dilla sudah memasuki bulan ke 4 , tak lama lagi akan diadakan empat bulanan.
Dilla tak lagi mengalami morning sickness. Tapi entah kenapa, sekarang ia memiliki kebiasaan baru yaitu mengikuti kemanapun suaminya pergi.
Padahal awal kehamilan ia selalu sebal melihat wajahnya, bahkan aroma tubuhnya saja membuat dia muntah.
Lihat saja sekarang ini, ia sedang duduk di pangkuan suaminya sembari menyelundupkan kepalanya di ketiak sang suami, padahal suaminya itu sedang memeriksa pekerjaannya.
"Sayang, kamu nyari apa sih? Ada apa di ketiak ku?" Tanya Gus Nauzan
"Ndak nyari apa-apa, pengen liatin buku ketiak kamu aja." Jawabnya sembari terkekeh
"Kamu nih ada-ada aja deh, duduk yg bener dong." ujar Gus Nauzan namun diabaikan oleh Dilla.
"Sayang, beneran deh posisi mu gak enak banget." Tambahnya
Dilla langsung duduk dengan benar namun tetap di pangkuan suaminya. Ia lalu memeluk suaminya dengan manja, Tangannya meraba-raba dadah bidang milik sang suami.
"Eitsssss, jangan nakal dong! Nanti khilaf."ujar Gus Nauzan sembari memegang tangan Dilla, sedangkan si tersangka hanya terkekeh geli.
Tak berapa lama, Gus Nauzan melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Dilla pun tak henti menggoda suaminya, ia merubah posisi duduknya menghadap suaminya dan menaruh kepalanya di pundak Gus Nauzan sembari sesekali menciuminya.
"Mas,,, "
"Ehmm,,, "
"Dilla udah mulai berat yah, pinggul ku udah ganti size."
"Gapapa sayang, kan lagi hamil."
"kalau aku gendutan , badan udah gak menarik, kamu gak tertarik lagi sama aku gimana?"
"Mana ada gitu, jangan su'udzon, jangan mikirin yang belum tentu terjadi. Gak baik ah!"
"Nih sekarang buktinya."
"Bukti apa?"
"Dari tadi aku kodein, diem-diem aja."
Gus Nauzan langsung menghentikan kegiatannya, dan menatap Dilla dengan penuh selidik.
"Kamu kan lagi hamil, sayang. Aku takut bahayain kamu sama anak-anak kita."
"Kata dokter boleh kok, asal gak ganas-ganas."
"Kalau aku khilaf, nanti berlebihan gimana? Kalau kamu capek gimana?"
Dilla kesal dan beranjak dari pangkuan sang suami lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Untuk ukuran orang dewasa apalagi sudah menikah kebutuhan biologis emang harus terpenuhi.
Entahlah sejak memasuki trimester pertama, ia juga mengalami peningkatan gairah seksual. Hanya saja ia baru berani mengungkapkan secara terang-terangan. Apalagi sejak pertama kali tahu bahwa Dilla hamil, Gus Nauzan sama sekali tidak menyentuhnya.
Sebenarnya, Gus Nauzan faham. Ia hanya takut, takut akan terjadi hal-hal buruk pada istri dan anak-anak dalam kandungan Dilla.
"Sayang, ndak gitu. Sini-sini, bangun dulu." Ujar Gus Nauzan seraya membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Dilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )
Espiritual( Spiritual - Romance ) "Kalau ntar Dilla ndak bisa kasih anak gimana? " ucapnya sembari terisak pilu. "Bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau Mas yang ndak bisa? " balas Gus Nauzan yang membuat Dilla diam dan semakin menunduk . "Denger mas ya...