Freya berdiri termangu di depan sebuah rumah. Tatapannya terlihat kosong, sedang wajahnya sayu nan sendu. Lalu tangannya bergerak perlahan, mengetuk pintu itu. Sesaat kemudian, pintu itu terbuka. Freya mengangkat wajahnya ke depan, memandang Chris yang menatapnya dengan kernyitan bingung. "Freya?"
Freya tak tahu mengapa diantara banyak tempat yang bisa dia datangi, mengapa rumah Chris lah yang dia pilih. Perasaannya sedang kacau balau, tapi dia malah menemui lelaki ini.
"Freya?" Chris kembali menegurnya.
Ada seseorang yang gue cintai saat ini. Gue... mencintai Luna.
Suara itu kembali terngiang di telinganya, membuat perasaan Freya kembali sesak dan Freya ingin segera mengenyahkan rasa sesak di hatinya itu. Maka Freya melangkah masuk ke rumah Chris, mendekati Chris yang masih menatap Freya dengan raut wajah bingung.
Freya mengulas senyuman tipisnya, "Hai Chris." Sapanya dengan suara tenang, setenang wajahnya yang terlihat hampa. Lalu tanpa aba-aba, Freya merangkum wajah Chris, menariknya mendekat, melumati bibirnya dengan rakus hingga Chris terkejut bukan main.
"Woah, woah, Freya." Chris mendorong tubuh Freya menjauh hingga ciuman mereka terlepas. Kedua mata Chris melebar tak percaya memandang Freya.
Freya mendecih malas, "Come on, Chris. Gue tahu lo juga menginginkan hal ini." Freya memeluk leher Chris, menariknya mendekat, bibirnya mengecupi rahang Chris. "lo nggak kangen sama gue memangnya?" bisiknya seduktif.
Chris menelan ludahnya susah payah. Tangannya memegang pinggang Freya, berusaha mendorongnya meski tidak sekuat sebelumnya. "F-Frey—"
"Sshhtt..." Freya menggigit telinga Chris sembari berbisik. "tenang aja. Kalau pun lo belum benar-benar sembuh, lo cukup diam dan menikmati. Sisanya biar gue yang urus." Freya menjilat telinga Chris, membuat Chris memejamkan matanya putus asa.
"E-ekhm."
Freya baru saja mengecupi leher Chris ketika sebuah suara yang berdeham terdengar olehnya, membuat Freya menghentikan gerakannya, kemudian menoleh ke samping dan menemukan seorang wanita dengan setelan Blazer berdiri tak jauh dari mereka sambil bersedekap. Wanita itu memandang mereka berdua dengan satu alis terangkat.
Freya mengerjap terkejut, lalu menjauhkan diri dari Chris sembari memandangi lelaki itu dengan tatapan tak mengerti.
Chris menggaruk pelipisnya dengan gerakan kaku. Matanya memandang wanita itu dengan tatapan gugup, lalu dia melirik Freya yang masih menatapnya penuh tuntutan. Chris berdeham pelan. "Namanya Freya," ucap Chris pada wanita itu. "dan Freya, ini Almira, mantan istri gue."
Sontak saja kedua mata Freya melebar terkejut mendengar apa yang baru saja Chris katakan. Freya menoleh cepat menatap wanita bernama Almira itu. Freya merasa tak enak hati saat ini. Meski Chris dan Almira sudah bercerai, tapi tetap saja apa yang baru saja Freya lakukan pasti membuat mantan istri Chris ini tak suka.
"Kamu udah selesai, kan?" tanya Chris pada Almira. Ekor matanya melirik pada koper di samping tubuh mantan istrinya itu. Koper berisi sisa barang-barang Almira yang masih tertinggal.
Almira tersenyum malas. Terlihat jelas di matanya jika mantan suaminya ini ingin dirinya segera pergi. Sepertinya Chris sangat tidak sabaran untuk melanjutkan apa yang tadi sedang mereka lakukan.
"Hm," gumam Almira. Dia melangkah santai meninggalkan mereka berdua, namun ketika hampir sampai di pintu rumah yang masih terbuka, Almira berhenti dan menoleh ke belakang. "seenggaknya pastiin dulu pintu rumah kamu tertutup sebelum kamu sibuk dengan perempuan itu, Chris." Ujarnya dengan nada suara yang terdengar menyebalkan. Lalu kemudian dia pergi dan tak lupa menutup pintu rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
General FictionPasca perceraiannya, Luna memilih untuk menjauh dari segala hal yang berhubungan dengan mantan suaminya. Termasuk juga sahabat-sahabatnya. Luna hanya ingin melupakan, tidak lagi menoleh ke belakang sekalipun dia tahu jika dia tidak akan sembuh denga...