Di depan layar televisi yang besar, sembari memegang erat-erat microphone di tangannya, Erick kembali menyanyikan lagu yang sama, yang sudah ke sepuluh kali ini dia nyanyikan sejak dia berada di sebuah tempat Karaoke. The Man Who Can't Be Moved adalah lagu yang menurut Erick sangat sesuai seperti apa yang dia rasakan saat ini.
"Cause if one day you wake up and find that you're missing me..."
Lagi. Setiap kali dia menyanyikan bagian lirik itu, Erick memasang wajah sedihnya yang memilukan. Namun, dia sama sekali tidak membuat Freya mau pun Gembul yang sejak tadi mengamatinya merasa iba. Malah sebaliknya, Freya dan Gembul mengernyit jijik, bahkan mereka sangat menyesal menyetujui ajakan Erick ke tempat ini.
Kalau saja Freya tahu Erick akan melakukan hal semenjijikkan ini, Freya pasti lebih memilih memukul kepala Erick sampai lelaki itu pingsan dan langsung membawanya pulang. Demi Tuhan, bahkan saat makan siang tadi saja, Erick tak menghabiskan makanannya. Padahal Freya juga mengajak Erick berbelanja, menemami Darel bermain di tempat hiburan yang disukai bocah kecil itu. Erick memang ikut, tapi dia tak berbicara, tampak selalu lesu dengan wajah kusutnya yang menyebalkan itu.
Apa pun yang ditawarkan padanya, dia selalu saja menggelengkan kepala, menghela napas berat seakan-akan beban di hidupnya terlampau banyak. Dan itu sangat menjijikkan.
"Bos beneran patah hati, ya?" tanya Gembul pada Freya meski wajahnya tak berpaling mengamati Erick.
Freya menghela napas putus asa. Matanya menatap Erick datar sedang bibirnya menipis kesal. "Dia bukan patah hati. Tapi mendadak jadi gila!"
"Hm," Gembul menganggukkan kepalanya pelan. "gue pikir, hal tergila yang pernah gue lihat dari Bos itu cuma ngeluarin jantung seseorang dari tempatnya pakai pisau. Ternyata..." kini kepala Gembul menggeleng pelan sembari meringis pelan. "sekarang Bos lebih kelihatan gila dari pada itu."
"Dia kelihatan menjijikkan sekarang."
"Lo nggak dengar suaranya, Frey? Gue yakin, kalau gue bertahan di sini lebih dari satu jam, kuping gue bisa budek kayanya."
"Erick nggak bakat nyanyi emang."
"Bakat Bos itu cuma nyayat-nyayat tubuh manusia."
Freya mencebik dan menyikuti perut besar Gembul. "Ada Darel, bego."
Gembul menghela napas malas dan mengangguk ke arah Darel yang duduk di sudut sofa yang sama bersama mereka. Freya yang duduk di tengah-tengah Darel dan Gembul menoleh ke sampingnya, menatap Darel yang sama sekali tidak peduli terhadap sekelilingnya karena dia terlalu sibuk dengan ponsel Gembul sedang telinganya tersumbat Airpods. Darel bahkan sejak tadi tak melirik Papanya sedikitpun.
Biarkan saja lelaki patah hati itu melakukan hal konyol semamunya, pikir Darel.
Kini Freya dan Gembul kembali mengamati Erick yang sedang mengambil botol bir baru lainnya dari atas meja. Dia meneguk isinya hingga habis setengahnya, mengernyit sembari mendesah berat, tersenyum seperti orang bodoh memandangi botol bir itu, kemudian kembali menyanyikan lagu yang sama.
Gembuk mendesah malas, Freya menepuk dahinya putus asa. Dan karena kesal, Freya beranjak dari tempatnya untuk mengganti lagu. Erick yang menyadari itu menatap Freya tak terima.
"Apaan sih, lo! Gue mau nyanyi lagu yang tadi, Frey!"
Freya melirik Erick tajam. "Lo udah nyanyiin lagu itu lebih dari sepuluh kali ya, Rick!"
![](https://img.wattpad.com/cover/263372847-288-k987654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Ficción GeneralPasca perceraiannya, Luna memilih untuk menjauh dari segala hal yang berhubungan dengan mantan suaminya. Termasuk juga sahabat-sahabatnya. Luna hanya ingin melupakan, tidak lagi menoleh ke belakang sekalipun dia tahu jika dia tidak akan sembuh denga...